Sebut Ganjil-Genap Untungkan Taksi Plat Kuning, Hotman Paris Pertanyakan Kebijakan Anies Baswedan

Hotman Paris curiga ada pihak yang melobi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan perihal perluasan ganjil-genap.

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Muhammad Zulfikar
Tribunnews
Hotman paris (kiri) dan Anies Baswedan (kanan) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea curiga adanya pihak yang melobi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait peraturan ganjil genap.

Hal itu Hotman Paris sampaikan melalui akun Instagramnya, @hotmanparisofficial, Rabu (5/9/2018).

Pada video yang Hotman Paris unggah, awalnya ia menceritakan dua asistennya yang terjebak peraturan ganjil genap saat menuju ke Jalan Jenderal Sudirman.

Hal itu dikarenakan dua asisten Hotman Paris menggunakan plat bernomor genap di hari yang terhitung ganjil (5 September 2018).

Maka, lanjutnya, kedua asisten itu harus menggunakan taksi plat kuning agar aman tanpa dikenakan sanksi peraturan ganjil genap.

"Barusan 2 asisten saya mau ke (Jl) Jenderal Sudirman tapi baru sadar mobilnya angka genap. Sedangkan sekarang angka ganjil. Satu-satunya (cara) harus naik taxi plat kuning," jelas Hotman Paris.

Seketika ia menyadari peraturan ganjil-genap menurutnya hanya menguntungkan perusahaan taksi plat kuning.

"Saya menjadi bertanya-tanya, peraturan ganjil genap ini ternyata sangat menguntungkan perusahaan taksi plat kuning," ujar Hotman Paris.

"Karena perusahaan transport lainnya yang belum plat kuning, (seperti) taksi online, ternyata semua plat hitam," sambung Hotman Paris.

Ia lantas mempertanyakan apakah ada pihak yang melobi Gubernur DKI jakarta Anies Baswedan perihal perpanjangan peraturan ganjil-genap.

Sebab peraturan perpanjangan dan perluasan ganjil-genap atas prakarsa Pemprov era Anies Baswedan.

"Menjadi pertanyaan saya kepada bapak Gubernur DKI, apa peranan dari konglomerat pengusaha taksi plat kuning untuk memperpanjang peraturan ganjil-genap?" tanya Hotman Paris.

"Apakah mereka ikut melakukan pendekatan kepada gubernur agar diperpanjang ganjil-genap?" imbuhnya.

Bahas Soal Prestasi Atlet Asian Games 2018, Hotman Paris Singgung Suami yang Hidup di Ketiak Istri

Dikenal Sebagai Pengacara Tajir, Hotman Paris Ternyata Tak Makan Makanan Mewah

Buka Polling Soal Lelaki Idaman, Hotman Paris Bandingkan Jonatan Christie dengan Sosok Ini

Polisi Usulkan Perpanjang

Dilansir dari Kompas.com, polisi justru menyarankan agar aturan perluasan ganjil-genap tetap dijalankan walau Asian Games 2018 telah berakhir.

Hal ini lantaran melihat dampak positif dari pembatasan mobil pribadi, pihak kepolisian mengusulkan untuk aturan ini terus diperpanjang.

Kondisi ini disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf.

"Kami mengusulkan agar dilanjut karena memang dampaknya positif. Dari kacamata polisi itu ada dua, pertama terjadi penurunan angka kemacetan, lalu kedua naiknya penumpang kendaraan umum," kata Yusuf saat dihubungi Kompas.com, Jumat (31/8/2018).

Yusuf juga menilai aturan ganjil-genap perlu dilanjut mengingat usai Asian Games akan ada perhelatan Asian Para Games. Namun, untuk regulasi penerapannya dia juga menyarankan agar diubah.

Petugas Ditlantas Polda Metro Jaya memberhentikan mobil berpelat nomor genap yang memasuki Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Hal ini dilakukan untuk penyesuaian sehingga meskipun nantinya aturan ganjil-genap di jalan arteri tetap berlanjut, tetap ada ketentuan lain.

Contoh saat Sabtu-Minggu, Yusuf mengusulkan ganjil-genap untuk tidak diterapkan.

"Saat weekend tren pelanggarannya cenderung turun, saya usul saat Para Games nanti ganjil-genap tidak berlaku saat weekend. Lalu mengenai waktu penerapan, kalau yang saat ini 15 jam, bila diteruskan nanti tidak akan selama itu. Bisa dari pukul 06.00-10.00 WIB, lalu dilanjut pada 16.00-21.00 WIB," kata Yusuf.

Respons Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sejauh ini belum berencana mempermanenkan kebijakan ganjil-genap pascaAsian Games 2018.

Anies mengaku akan melihat lebih jauh usulan berbagai pihak yang meminta hal tersebut dengan memperpanjang ganjil-genap hingga 13 Oktober 2018.

"Belum ada rencana mempermanenkan ganjil-genap. Yang kita rencanakan adalah meningkatkan mutu pelayanan kendaraan umum," kata Anies Baswedan Selasa, (4/8/2018).

Hingga kini Anies masih mengkaji soal penerapan ganjil-genap yang diusulkan untuk dipermanenkan.

Anies menilai, pola perilaku masyarakat saat keputusan tersebut diambil dalam jangka waktu sebentar akan berbeda saat menyikapi kebijakan jangka panjang.

Anies khawatir, jika ganjil-genap berlaku untuk jangka panjang berpotensi mendorong masyarakat yang setiap hari melintasi ruas jalan tersebut akan memiliki kendaraan lebih banyak.

Terkena Tilang, Ini Alasan Pelanggar Aturan Ganjil Genap

Masih Banyak Pelanggar Aturan Ganjil-Genap di Jalan MT Haryono

Ini 3 Lokasi Tertinggi Pelanggar Aturan Ganjil Genap

Cerita Driver Taksi Online yang Menganggur Tiap Tanggal Genap Karena Aturan Ganjil Genap

"Dalam jangka pendek berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Tapi dalam jangka panjang ternyata dampaknya beda, yang terjadi sebagian justru memiliki kendaraan tambahan. Jadi bukan mengurangi kemacetan tapi menambah jumlah kendaraan," katanya.

Kendati demikian, ia mengaku akan lebih berkonsentrasi meningkatkan mutu dan kualitas kendaraan umum massal.

Pasalnya, lewat mutu dan kualitas yang baik, masyarakat akan lebih merasa nyaman ketika menggunakan angkutan umum massal tersebut.

"(Jadi) yang mau dilakukan adalah memindahkan kendaraan pribadi ke kendaraan umum massal. Karena itu program pemerintah adalah kendaraan umum massal di semua tempat yang terjangkau dan nyaman," tutur Anies.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved