Wapres JK Imbau Masyakarat Berhemat saat Rupiah Loyo, Sudjiwo Tedjo Beri Sindiran Pedas

Jusuf Kalla mengimbau masyarakat untuk berhemat, pasalnya nilai tukar rupiah sedang sangat loyo. Sudjiwo Tedjo lantas memberikan sindiran pedas.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Y Gustaman
Tribunnews.com/Rina Ayu
Wakil Presiden Jusuf Kalla 

Menurut pria berlatar belakang pengusaha itu, semua negara yang sedang membangun membutuhkan dana.

Untuk mendapatkan dana, dia menilai, banyak cara yang dapat dilakukan.

Dia mencontohkan, Amerika Serikat meminjam uang, tetapi dilakukan dengan cara mencetak uang.

Lalu, Jepang meminjam uang dengan cara mengambil dari dana pensiun.

"Kami, karena tidak cetak duit terlalu banyak, karena tidak laku di luar negeri, maka kami minjam World Bank dari perbankan-perbankan. Itu biasa saja. Jumlahnya itu relatif tergantung kemampuan. Sama dengan perusahaan," katanya.

Jusuf Kalla Ingatkan Para Menteri Tak Boleh Jadi Juru Kampanye

Wakil Presiden Jusuf Kalla Dijadwalkan Salat Idul Adha di Masjid Istiqlal Besok

Namun, dia tidak dapat menyebutkan secara rinci berapa nominal utang permintah. Meskipun utang, dia menegaskan, masih dapat dibayar.

"Saya belum hitung seperti itu, tetapi memang jumlahnya per tahun. Kami tidak hitung per hari."

"Kami hitung tahunan. Ada tambahan Rp 200 T, ada mungkin 300 (triliun). Selama kita bisa bayar, bukan urusan T-nya, bisa bayar tidak? kita bisa bayar," kata Wapres JK.

Prabowo Subianto sempat melontarkan kritik tajam kepada Presiden Jokowi soal utang negara yang naik Rp 1 triliun setiap hari.

"Utang pemerintah kita naik terus, sekarang hitungannya naiknya Rp 1 triliun setiap hari," kata Prabowo dalam diskusi buku 'Paradoks Indonesia' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (1/9/2018).

Menurut Prabowo utang tersebut dapat mengancam kedaulatan negara. 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved