Pilpres 2019

Fadli Zon Tuding PPP Tak Solid Dukung Jokowi, Arsul Sani Sebut Kubu Prabowo-Sandiaga Sedang Galau

Fadli menyebut kader Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) di daerah ada yang tidak mendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Tribun Jakarta.com/Wahyu Aji
Tribun Jakarta.com/Wahyu Aji Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Tribun Jakarta.com/Wahyu Aji 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon memandang bahwa wacana Partai Demokrat yang akan memberikan dispensasi bagi kadernya yang mendukung Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019, bukan merupakan masalah besar bagi koalisi pendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto.

Menurut Fadli, perbedaan pendapat terkait dukungan terhadap salah satu pasangan dalam partai politik merupakan hal yang biasa.

"Itu proses biasa. Pro dan kontra itu biasa," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Ia mencontohkan kader parpol pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin yang juga tidak solid dalam memberikan dukungan. Bahkan, Fadli menyebut kader Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) di daerah ada yang tidak mendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.

"Coba ditanya dengan partai-partai pendukung. Misalnya di PPP ada juga yang kita temui di bawah-bawahnya tidak satu komando. Biasa saja," kata Fadli.

"Begitu juga dengan partai lain yang berada di sana. Belum tentu juga semuanya kemudian seratus persen ke sana. Ada yang 70 persen, ada yang 60 persen, ada bahkan yang di bawah 50 persen," ucapnya.

Kemenpora Belum Tentukan Pertemuan dengan Roy Suryo

Kapolda Sebut Pihaknya Akan Konfrontir Penumpang Selamat dengan Pengemudi Bus

Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi Siap Menjadi Venue Piala Asia U19

Meski Partai Demokrat memberikan dispensasi bagi kadernya yang mendukung, Fadli Zon yakin parpol koalisi pengusung calon presiden Prabowo Subianto tetap solid.

Fadli mengatakan, dukungan sejumlah kader Partai Demokrat pada Jokowi tak akan menjadi hambatan bagi koalisi Prabowo dalam meraup dukungan pada masa kampanye.

Fadli Zon
Fadli Zon (pekanbaru.tribunnews.com)

Seluruh parpol pengusung Prabowo-Sandiaga Uno berkomitmen untuk memenangkan pasangan tersebut.

Ia mengakui adanya beberapa kepala daerah yang menyatakan dukungan kepada Jokowi kendati merupakan kader parpol pengusung Prabowo.

Namun, kata Fadli, pada masa kampanye seluruh mesin partai akan terkonsolidasi dalam mendukung Prabowo-Sandiaga. "Kalau menurut saya pasti akan ada jalan keluar. Ada circumstances tertentu pada situasi kekinian tapi nantinya saya yakin akan terkonsolidasi juga," kata Wakil Ketua DPR itu.
Secara terpisah, Sekjen PPP Arsul Sani tidak membantah soal adanya perbedaan pendapat dukungan terhadap Presiden Jokowi di tingkat akar rumput.

Namun, berdasarkan hasil survei internal partai maupun eksternal, persentase dukungan bagi Jokowi justru semakin meningkat.

Hal itu disebabkan sosok cawapres pendamping Jokowi, yakni Ma'ruf Amin, merupakan sosok religius, sesuai dengan aspirasi sebagian besar kader PPP.

"(Peningkatan dukungan) ini seiring dengan fakta bahwa cawapresnya adalah seorang figur santri bahkan ulama atau sosok agamis yang menjadi kriteria PPP berdasarkan aspirasi akar rumput," kata Arsul saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/9/2018).

"Fakta ini terbangun antara lain karena justru Gerindra dan koalisinya yang meninggalkan ulama dengan tidak memedulikan rekomendasi ulama, seperti misal yang diputuskan dalam ijtima Ulama tempo hari," kata dia.

Kubu Prabowo-Sandi Dianggap Sedang Galau
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani angkat bicara terkait pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebut kader partai berlambang Ka'bah itu tidak satu suara dalam mendukung Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.

Menurut Arsul, kubu pengusung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno tengah menghibur diri lantaran sejumlah kader Partai Demokrat memberikan dukungan ke Jokowi.

"Mas Fadli Zon dan kawan-kawan sedang menghibur diri karena rupanya banyak ditinggal struktur dan akar rumput Partai Demokrat untuk dukung Pak Jokowi," ujar Arsul saat dihubungi, Senin (10/9/2018).

"Nah supaya ada hiburannya maka mereka bilang bahwa banyak kader PPP dukung Prabowo-Sandiaga. Kami ketawa saja, mudah-mudahan dengan cara seperti itu kegalauan mereka sedikit terobati," ucapnya.

Elit Demokrat Dukung Jokowi: Koalisi Prabowo Gelar Rapat, Tudingan Main Dua Kaki dan Reaksi Sandiaga

Pemain Anyar Persija Jakarta Ini Terpilih Menjadi Player of The Month Agustus 2018 dari The Jakmania

Dia tidak membantah soal adanya perbedaan pendapat dukungan terhadap Presiden Jokowi di tingkat akar rumput. Namun, berdasarkan hasil survei internal partai maupun eksternal, persentase dukungan bagi Jokowi justru semakin meningkat.

Sekjen PPP Arsul Sani
Sekjen PPP Arsul Sani (Vincentius Jyestha/Tribunnews.com)

Hal itu disebabkan sosok cawapres pendamping Jokowi, yakni Ma'ruf Amin, merupakan sosok religius, sesuai dengan aspirasi sebagian besar kader PPP.

"(Peningkatan dukungan) ini seiring dengan fakta bahwa cawapresnya adalah seorang figur santri bahkan ulama atau sosok agamis yang menjadi kriteria PPP berdasarkan aspirasi akar rumput," tutur Arsul.

Sikap PDIP
Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno menyatakan partainya tak menganggap dukungan sejumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat kepada pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Begini lho, jangan sampai pilihan-pilihan politik, sikap politik, apa lagi sikap itu merupakan sikap elit politik, itu direduksi jadi perhitungan untung rugi untuk pasangan calon tertentu," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Ia mengatakan Pilpres 2019 merupakan kontestasi yang dilandasi persahabatan oleh kedua pasangan calon. Karena itu, ia menilai tidak elok jika kekurangan pada pasangan calon tertentu serta merta dikonversi menjadi keuntungan bagi pasangan calon yang lain.

Hendrawan pun menghormati sikap Demokrat yang memberikan dispensasi kepada DPD tertentu yang mendukung Jokowi. Ia pun meyakini Demokrat mampu mengatasi dinamika yang terjadi di internal mereka tersebut.

Seorang Suami Tega Tembak Istrinya Pakai Air Soft Gun, Peluru Tembus ke Dada Korban

Nur Mahmudi Sebut Penetapannya Sebagai Tersangka Karena Koordinasi Dishub dan PUPR Buruk

"Sepenuhnya itu kewenangan dari pimpinan Demokrat. Kami tidak mau ikut campur dengan urusan dan masalah yang ada di Partai Demokrat. Dan kami percaya bahwa Partai Demokrat sudah teruji dan dewasa untuk menyikapi perbedaan-perbedaan yang muncul di internal partai," lanjut Hendrawan.
Partai Demokrat akan memberikan dispensasi kepada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat yang mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019 dengan berbagai pertimbangan.

Menurut Kapala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, hingga saat ini baru satu daerah yang sedang dipertimbangkan serius mendapatkan dispensasi.

"Hanya Papua yang sedang serius kami pertimbangkan," ujar Ferdinand kepada Kompas.com, Minggu (9/9/2018) malam.

Selain Papua, kata dia, ada tiga DPD lainnya yang juga berkeinginan mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Namun, untuk tiga DPD itu, Partai Demokrat belum sampai pada tahap pertimbangan. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved