Pileg 2019

Sandiaga Ikhlas Erick Thohir Timses Jokowi, Harap Yenny Wahid Jadi Penyejuk, Koalisi Tak Solid

"Itu sahabat sejak kecil. Jadi saya senang mendengar keputusan Presiden Jokowi itu meski dia bergabung dan menjadi timses dari calon lain," katanya

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Twitter @fransmohede
foto Sandiaga Uno dan Erick Thohir 

TRIBUNJAKARTA.COM, DENPASAR- Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno memuji Erick Thohir karena Erick telah ditunjuk oleh Joko Widodo untuk menjadi ketua tim sukses pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam perhelatan Pemilihan Presiden 2019.

"Itu sahabat sejak kecil. Jadi saya senang mendengar keputusan Presiden Jokowi itu meski dia bergabung dan menjadi timses dari calon lain," katanya dalam seminar bertema Menjadi Pengusaha Milenial Berskala Internasional di Sanur, Denpasar, Sabtu (8/9/2018) malam.

"Bagian dari pemilihan sebagai tim sukses tersebut adalah bagian dari demokrasi Indonesia dan keputusan Presiden harus dihormati," ujarnya.

Untuk saat ini, pihaknya bersama Prabowo sebagai bakal calon presiden akan fokus terhadap masalah ekonomi dan memperluas lapangan pekerjaan.

"Ke depan diharapkan tidak ada lagi yang terkena masalah PHK. Negara ini harus maju dan berkembang karena itu ekonomi harus dibangkitkan dan untuk itu generasi milenial harus mencintai Tanah Air Indonesia," katanya.

Sandiaga berada di Bali pada 8-9 September. Pada 8 September, setelah menghadiri seminar itu, dia langsung menyaksikan Soundrenaline 2018 di arena Garuda Wisnu Kencana, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, hingga larut malam.

Harap Yenny Wahid Jadi Penyejuk Bangsa

Sandiaga Uno menyinggung soal rencana keterlibatan Yeni Wahid masuk ke dalam tim pemenangan PAS.

Tanggapi hal itu, Sandiaga tak ingin terjadi tarik menarik antara dua kubu.

"Saya tidak ingin saling tarik-tarikan kayak transfer, (kalau) kata Pak Prabowo," ungkap Sandiaga di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (10/9/2018).

Sandiaga juga menjelaskan dirinya bukan dalam posisi mengundang Yeni Wahid untuk masuk ke dalam tim pemenangannya.

Persib vs Arema: Mario Gomez Optimis Walau Waktu Pertandingan Diubah, Hingga Dua Tim Bermasalah

Demi Pileg, Demokrat Izinkan Kader Eksodus Jadi Jurkam dan 3 Juta Suara ke Jokowi-Maruf Amin

Egy Maulana Jalani Debut: Jarang Dapat Bola, Lechia Gdansk, Penonton Live Streaming Bertambah

Dia mengungkapkan, Direktur Eksekutif The Wahid Institute itu lebih tepat bila memposisikan diri sebagai penyejuk dari para tokoh politik bangsa.

keluarga Gus Dur, lanjut Sandiaga, memang memiliki sejarah akan hal itu.

"Saya tidak dalam posisi mengundang, tapi kan Mbak Yeni juga sebagai bagian dari keluarga Gus Dur, keluarga yang terus mencetak pejuang keberagaman dan toleransi tokoh-tokoh bangsa. Mungkin lebih tepat Mbak Yeni menjadi dan merawat keberagaman ini," terangnya.

Menurutnya, ada hal lebih penting yaitu menjaga keharmonisan pilpres 2019 dengan menciptakan kesejukan dan keteduhan dibanding saling panas-panasan dan tarik menarik merebutkan salah satu orang.

"Jangan seperti transfer pemain sepak bola, saling panas-panasan terus tarik menarik. Kita sampaikan bahwa kita ada tugas yang lebih penting bagaimana menjaga pilpres ini sejuk, teduh, damai, dan rukun," ungkapnya.

Sebelumnya, Bakal cawapres Sandiaga Uno berkunjung ke kediaman istri alm Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah Wahid di daerah Ciganjur, Jakarta Selatan, Senin (10/9/2019) siang.

Koalisi Pendukung Prabowo-Subianto Kurang Solid

Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memang di atas kertas mendapatkan dukungan dari Partai Demokrat. Namun, dukungan tersebut dinilai sejumlah pihak tidak sepenuh hati.

Pasalnya, sejumlah kader Partai Demokrat melakukan 'insubordinasi' dan justru mendukun pasangan Joko Widodo-Maruf Amin. Gubernur Papua Lukas Enembe bahkan secara terang-terangnan 3 juta suara di Papua akan diborong kepada Jokowi-Maruf.

Duel Jokowi-Prabowo: Pertarungan Djoko Santoso Vs Erick Thohir: Militer Vs Sipil, Muda Vs Tua

Keluarga Bripda PND Buka Suara: Tidak Pacaran Sejak SMA Hingga Perbedaan Mencolok dengan Ahok

Bagaimana respons Demokrat? ternyata di luar dugaan berbagai pihak. Alih-alih memberikan teguran atau memecat, Partai Demokrat melalui kadernya Ferdinand Hutahahean mengatakan mengkaji memberikan dispensasi kepada Lukas.

Langkah itu kemungkinan besar diambil guna mengamankan perolehan suara partai besutan SBY itu di Pemilihan Legislatif 2019.

Gerindra Minta Kejelasan

Ketua DPP Partai Gerindra Nizar Zahro meminta Partai Demokrat mengklarifikasi soal dispensasi yang akan diberikan kepada sejumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) lantaran mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Padahal, Demokrat bersama Gerindra, PKS, dan PAN telah mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

"Munculnya kabar di media bahwa Partai Demokrat memberikan kompensasi kepada DPD untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf perlu diklarifikasi kebenarannya. Kami juga tidak elok menanggapi kabar tersebut melalui media juga," kata Nizar melalui keterangan tertulis, Senin (10/9/2018).

Ia mengatakan, nantinya permasalahan ini juga akan dibahas dalam rapat internal partai pengusung. Nizar berharap semua partai pengusung Prabowo-Sandiaga solid untuk memenangkan keduanya di Pilpres 2019.

"Gerindra berharap semua partai pengusung solid mendukung Prabowo-Sandi. Adapun munculnya dinamika-dinamika di lapangan lebih elok dibahas dalam forum internal partai pengusung. Kami telah menjadi satu keluarga, insya Allah akan mampu berbicara dari hati ke hati," lanjut dia.

Partai Demokrat akan memberikan dispensasi kepada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat yang mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019 dengan berbagai pertimbangan.

Menurut Kapala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, hingga saat ini baru satu daerah yang sedang dipertimbangkan serius mendapatkan dispensasi.

"Hanya Papua yang sedang serius kami pertimbangkan," ujar Ferdinand kepada Kompas.com, Minggu (9/9/2018) malam.

Selain Papua, kata dia, ada tiga DPD lainnya yang juga berkeinginan mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Namun, untuk tiga DPD itu, Partai Demokrat belum sampai pada tahap pertimbangan. (Kompas.com/TribunJakarta)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved