Pilpres 2019

Andi Arief Beberkan Rencana Pertemuan SBY-Prabowo dan Strategi Koalisinya, 'Strategi 55'

Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief beberkan rencana pertemuan SBY dan Prabowo yang akan membahas kesuksesan Pilpres 2019.

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJATENG.COM
Andi Arief 

TRIBUNJAKARTA.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat andi Arief membeberkan rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan capres Prabowo Subianto malam ini, Rabu (12/9/2018).

Hal itu diketahui melalui akun Twitter Andi Arief, @AndiArief__, Rabu (12/9/2018).

Cuitan Andi Arief yang membahas tentang rencana pertemuan SBY dan Prabowo Subianto itu dijelaskannya untuk mematangkan strategi dan taktik politik.

Agenda tersebut, lanjut Andi Arief, sudah direncanakan secara periodik.

Ia juga menegaskan pertemuan itu tidak membahas mengenai ramainya isu politik 'main dua kaki'.

Namun, lanjutnya, untuk mempersiapkan kesuksesan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden.

"Pertemuan SBY dan Prabowo malam ini adalah pertemuan lanjutan, mematangkan strategi dan taktik. Sudah diagendakan pertemuan secara periodik. Bukan membahas gorengan dua kaki, karena memang tidak yg dua kaki. Semua persiapkan dimatangkan agar sukses pileg, sukses pilpres," tulis Andi Arief.

Di lain cuitan, Andi Arief juga menjelaskan bahwa koalisinya yang terdiri dari Gerindra, PAN, dan PKS akan bersama-sama melakukan kampanye setelah penetapan KPU pada 23 September 2018 mendatang.

Ia menambahkan, pada masa-masa itu tentu ada perbedaan di dalam koalisi.

"Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat akan start bareng sejak penetapan KPU 23 September nanti. Keempat partai ini akan menyatu, tentu saja semua perbedaan yg pasti terjadi akan ada solusinya dan jadi kesepakatan agar setelah 23 September laju koalisi bisa lancar," tulis Andi Arief.

Andi Arief juga menjelaskan, perbedaan itu akan dibicarakan ke publik.

Sandiaga Uno: Demokrat Kokoh di Kubu Prabowo-Sandiaga

Ruhut Sitompul Sebut AHY Jadi Korban Politik Jika Kader Demokrat Bebas Memilih di Pilpres 2019

Ada Kader Demokrat Dukung Jokowi-Maruf, Andi Arief: Perintah SBY Memang Dua Kaki

Sebab, lanjutnya, koalisi tersebut adalah Koalisi Rakyat, mewakili empat saluran aspirasi rakyat.

"Mengapa persoalan dan beragam perbedaan itu juga dibicarakan ke publik, karena koalisi 4 partai ini adalah Koalisi Rakyat, mewakili 4 saluran aspirasi rakyat. Sehingga bukan hanya agar rakyat terlibat dalam perdebatan, namun juga bisa menyumbang solusi dan mengontrolnya," tulis Andi Arief.

"Gerindra, Demokrat, PAN dan PKS bukan partai kemarin sore. Empat partai ini berpengalaman, termasuk mengelola perbedaan pandangan, meramunya dan akan jadi kekuatan dahsyat," sambung Andi Arief.

Andi Arief pun membeberkan strategi yang dipakai koalisi tersebut.

Ia menyebut 'Strategi 55', yakni strategi sukses pilpres dengan suara dukungan hasil pemilu berdasarkan sumbangan dari masing-masing partai.

Rinciannya, Gerindra sebanyak 25 persen, Demokrat 15 persen, PAN 8 persen dan PKS 7 persen.

"Strategi Koalisi empat partai ini akan dinamakan Strategi 55. Apa itu? Sukses pilpres dengan suara dukungan hasil pemilu diharapkan Gerindra 25%, Demokrat 15%, PAN 8% dan PKS 7%. Inilah yang harus publik ketahui dan sengaja diumumkan agar mendapat dukungan," tulis Andi Arief.

Seperti yang ia tuliskan sebelumnya, perbedaan pendapat dan strategi dalam koalisi tersebut tak bermasalah jika diketahui publik.

Sebab, lanjutnya, itu cara efektif mengurai perbedaan.

"Biarlah perbedaan pendapat dan perbedaan strategi empat partai initerus bergulir di ruang publik, karena itulah cara efektif mengurai perbedaan mendapatkan cara persatuan. Tetapi sejak 23 September nanti semua akan melangkah dengan nafas kemenangan yang sama," tulis Andi Arief.

Demokrat 'main dua kaki'

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief angkat bicara terkait tudingan politik dua kaki dalam Pilpres 2019.

Partai Demokrat disebut tak sepenuh hati dalam mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Penelusuran TribunJakarta.com DPP Partai Demokrat bahkan memberikan dispensasi khusus kepada pengurus partainya di Papua termasuk Lukas Enembe yang memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Alasannya dukungan tersebut diberikan karena kader Demokrat di Papua menginginkan partai mendukung Jokowi-Ma'ruf.

Cuitan Andi Arief
Cuitan Andi Arief (Twitter Andi Arief)

Andi Arif lantas mengatakan politik dua kaki sesuai dengan perintah Ketua Umum Partai Demokrat, SBY.

Hal tersebut disampaikan Andi Arief melalui media sosial, Twitternya pada Selasa (11/9/2018).

"Soal Demokrat dua kaki jadi rame. Perintah Ketua Umum SBY itu jelas memang dua kaki," tulis Andi Arief.

Andi Arief lantas menjelaskan perintah yang diberikan oleh SBY.

Menurutnya satu kaki Demokrat ada di pemilihan legislatif (pileg) dan satu kakinya lagi ada di Pilpres 2019.

 Andi Arief Tak Penuhi Panggilan Bawaslu RI untuk yang Ketiga Kali

 Bawaslu Dengar Keterangan Andi Arief Soal Dugaan Mahar Rp 500 M dari Sandiaga Uno Besok

"Satu Kaki di pileg, Satu kaki di Pilpres," tulis Andi Arief.

Andi Arief politik dua kaki wajar dilakukan saat pileg dan pilres terjadi bersamaan.

Bila politik dua kaki tak dilakukan hal tersebut dinilai aneh oleh Andi Arief.

"Justru yang main satu kaki itu yang aneh dalam pemilu berbarengan," tulis Andi Arief.

 Ungkap Dugaan Mahar Rp 500 Miliar ke PKS dan PAN, Andi Arief Siap Penuhi Panggilan Bawaslu

 Diundang Tampil Live di Mata Najwa untuk Bahas Mahar Politik, Andi Arief Dilarang SBY

Andi Arief menjelaskan kemenangan demokrat dalam pileg ditentukan oleh calon legislatif (caleg).

Sementara penentu kemenangan pilpres ditentukan oleh pengurus Partai Demokrat yang ada di pusat.

"Ujung tombak pileg adalah Caleg, Ujung tombak pilpres adalah Pengurus Pusat," tulis Andi Arief.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved