Pilpres 2019

Setelah Tempe Setipis Kartu ATM, Sandiaga Diminta Bercermin oleh Ridwan Kamil

Ajakan cawapres Sandiaga Uno agar para kepala daerah lebih fokus mengurus daerahnya, ketimbang terlibat di Pilpres 2019 menuai kritikan.

Kolase Tribun Jabar/Tribunnews/Kompas.com
Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil 

TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG - Ajakan calon wakil presiden Sandiaga Uno agar para kepala daerah lebih fokus mengurus daerahnya, ketimbang terlibat di Pilpres 2019 menuai kritikan.

Sebelumnya, Sandiaga sempat kena kritik lantaran menyamakan kondisi tempe setipis kartu ATM. Tak sedikit orang yang mengkritiknya seperti politikus PSI Guntur Romli dan sastrawan Goenawan Mohamad.

Saat menyambangi kawasan Glodok, Jakarta Barat, untuk potong rambut di Ko Tang dan menikmati teh di kedai Kopi Tak Kie, Selasa (12/9/2018), Sandiaga menyoal kiprah kepala daerah yang belakangan tampaknya sibuk mengurus Pilpres.

Konteks Sandiaga berbicara mengaca pada sejumlah kepala daerah yang sowan untuk meminta arahan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terkait Pilpres 2019.

"Pak Prabowo bilang, 'Your focus on your own region.' Wilayahnya seperti apa dan jangan pusingkan Pilpres. Karena Pilpres itu tentunya semua masyarakat nanti akan punya satu preferensinya dan berdasarkan proses yang sangat panjang," ungkap Sandiaga.

Masuk 150 Orang Terkaya di Indonesia, Sandiaga Dapat Oleh-oleh Tempe Tak Setipis Kartu ATM

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu beralasan jika semua kepala daerah terlibat dalam Pilpres 2019, lalu siapa yang akan mengurus rakyat yang telah memilih mereka di Pilkada serentak 2018.

"Ini tujuh setengah bulan ke depan. Kalau semuanya memikirkan Pilpres, politik, siapa yang akan membangun di daerah," ungkap Sandiaga.

Menurut laporan Kompas TV, tak sedikit kepala daerah yang terang-terangan mendukung salah satu capres dan cawapres pada Pilpres 2014.

Mereka yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 di antaranya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek.

Selain itu ada juga Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, Bupati Tasikmalaya Uu Ruhzanul Ulum, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Sementara yang mendukung Jokowi-JK kala itu ada Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang.

Gara-gara kepala daerah dukung Jokowi

Buntut Sandiaga mengatakan hal itu menyusul Ketua DPD Partai Demokrat sekaligus Gubernur Papua, Lukas Enembe, yang mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin setelah dilantik di Istana Negara beberapa waktu lalu.

Padahal, Demokrat bersama Gerindra, PKS, dan PAN telah mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

"Kami, di koalisi Prabowo-Sandiaga, sudah perintahkan gubernur maupun kepala daerah, untuk fokus membangun wilayahnya, mereka punya tugas bangun ekonomi, pastikan harga terjangkau," kata Sandiaga.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved