Bayi Bermata Satu Lahir di Mandailing Natal, Begini Faktanya

Bayi bermata satu kembali lahir di dunia. Kali ini peristiwa itu terjadi di Panyabungan, Mandailing Natal, Kamis (13/9/2018) kemarin.

Editor: ade mayasanto
Tribunnews.com/Net
Ilustrasi Bayi 

Dr Ahmed Badruddin, yang mengawasi kondisi bayi di rumah sakit itu, mengatakan bahwa bayi lahir ini juga ada cacat lain pada tubuhnya, dan diperkirakan bertahan hidup beberapa hari.

Disebut Cyclopia Serta Penyebabnya

Lantas apa penyebab lahirnya anak dengan satu mata?

Ditanya Apakah Ubah Pancasila Jadi Khilafah, Prabowo: Itu Geli, Saya Tertawa

Tak Bisa Dihubungi, Wanita Sopir Taksi Online Ini Disebut Hilang Bersama 2 Anaknya

Laman Mirror, Rabu (7/10/2015), memberitakan, cyclopia terjadi ketika proses pembentukan embrio kedua mata tidak bisa terpisah sehingga bergabung saat lahir.

"Paparan radiasi dalam rahim atau kombinasi obat-obatan yang berbeda yang dikonsumsi selama kehamilan bisa menjadi pemicunya," ujar Dr Ahmed Badruddin.

Ahmed menuturkan, banyak bayi dengan kondisi ini juga memiliki cacat jantung sehingga mereka hanya bertahan hidup selama beberapa hari.

Cyclops syndrome atau yang biasa disebut cyclopia tidak hanya terjadi pada bayi hewan, tapi juga bayi manusia.

Dalam jurnal berjudul "Cyclopia: An Epidemiologic Study in a Large Dataset From the International Clearinghouse of Birth Defects Surveillance and Research" yang dipublikasikan Oktober 2011, disebutkan pernah ditemukan sebanyak 257 kelahiran bayi dengan kondisi cyclopia.

Prevalensi cyclopia terjadi pada 1 dari 100.000 kelahiran bayi.

Peneliti LIPI, Anang Setiawan Achmadi, menyebut bayi yang terlahir dengan kondisi cyclops syndrome biasanya tidak akan bertahan lama.

“Karena beberapa bagian tubuhnya tidak sempurna, biasanya fungsi beberapa organ tubuh jadi tidak bisa berjalan normal. Dia akan cepat mati. Tidak akan bertahan.”

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cyclopia, salah satunya radiasi. Artinya, ibu dari bayi itu pernah terpapar radiasi ketika hamil.

Selain itu, ada pula faktor lain yang bisa menjadi penyebab, seperti faktor genetik. “Secara herediter faktor resesifnya yang muncul,” kata Anang.

Faktor masuknya zat kimia tertentu pada ibu hamil juga bisa menyebabkan cyclops syndrome pada sang bayi.

“Kalau di manusia bisa saja karena pengaruh obat yang berlebihan. Misalnya obat untuk kehamilan yang bersifat kontradiksi.”

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved