Deretan Fakta Aksi Preman Peras Pemborong di Bekasi, Minta Rp 5 Juta Kabur Saat Polisi Ditelepon

Mereka meminta uang dengan alasan yang tidak jelas dan mengancam mengobrak-abrik ruko bila tidak diberikan uang sebesar Rp 5 juta.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Widie Henaldi
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Lokasi ruko yang didatangi empat pria mengaku dari perwakilan ormas dan meminta uang sebesar Rp 5 juta kepada pemborong ruko, di Jalan Taman Galaxy Raya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. 

"Atasan saya sempat rekam empat orang itukan, malah tadi sempet mau direbut ponsel atasan saya, akhirnya mereka kabur, karena merasa cape sendiri ngeladeninnya," kata Lukman.

Pemborong renovasi ruko dikabarkan telah melaporkan kejadian tersebut.

Selain khawatir direkam, kata Lukman, keempat pria yang mengaku dari perwakilan ormas itu kabur setelah pemborong menelepon polisi.

"Tadi sempet atasan saya telepon polisi, mereka juga langsung kabur setelah tahu atasan saya telepon Polisi," katanya.

Sementara itu, pihak kepolisian dari Polres Metro Bekasi Kota sejuah ini belum bisa dikonfirmasi perihal peristiwa empat orang yang mengaku perwakilan ormas dan meminta sejumlah uang kepada pemborong renovasi ruko.

3. Preman Cari-cari Kesalahan

Aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat menyasar ruko di kompleks Galaxy, Jalan Taman Galaxy Raya, Bekasi Selatan.

Salah satu pemilik ruko yang tengah direnovasi kedatangan empat pria mengaku perwakilan ormas.

Mereka meminta uang Rp 5 juta. Ketika permintaan tersebut tidak dikabulkan, empat orang yang mengaku dari ormas itu datang kembali dan mengancam merusaknya.

Lukman Hakim, karyawan yang bekerja dengan pemborong renovasi ruko tersebut mengaku, keempat pria yang meminta uang itu berdalih aktivitas renovasi tidak sesuai dengan aturan mereka.

"Mengaku dari ormas dan minta uang katanya. Kita banyak kesalahan ngebangun di daerah mereka dan tidak mengikuti aturan mereka. Mereka punya peraturan terus yang tidak diterapin sama kita," kata Lukman kepada wartawan pada Jumat (14/9/2018).

Dia menambahkan, gerombolan preman berkedok ormas itu sempat mencari-cari kesalahan terkait renovasi di ruko tersebut.

"Kayak puing di depan bekas puing kita, kata dia ngalangin gitu. Padahal puing itu ada di depan ruko kita, terus katanya kita enggak pasang spanduk pemberitahuan. Intinya orang-orang itu minta uang, entah uang keamanan entah apa," jelas Lukman.

Tak hanya itu, ketika sang pemimpin proyek renovasi tidak memberikan uang yang diminta, mereka sempat mengancam hingga menendang kaleng cat.

"Kebetulan tukang bangunan lagi ngecat di depan jadi catnya tumpah kemana-mana," ungkap Lukman.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved