AS Bikin Rupiah Tak Beranjak hingga Luhut Pandjaitan Lobi Investor Asing
"Mata uang rupiah relatif terjaga seiring dengan mulai berkurangnya arus keluar modal asing," kata Analis Senior CSA Research Institue.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis, yaitu Rp 14.867 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.880 per dolar AS, pada penutupan perdagangan Selasa (18/9).
Bloomberg mencatat, pada Selasa rupiah ditransaksikan pada kisaran Rp 14.861 hingga Rp 14.933 per dolar AS.
"Mata uang rupiah relatif terjaga seiring dengan mulai berkurangnya arus keluar modal asing," kata Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada, di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan pemerintah yang terus berupaya untuk mengendalikan defisit neraca berjalan sebesar 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) turut direspons positif pasar.
"Pemerintah Indonesia berupaya mengendalikan impor. Kebijakan itu juga mendapat dukungan Dana Moneter Internasional (IMF)," katanya.
Namun, sentimen negatif eksternal masih akan membayangi fluktuasi rupiah menyusul langkah pemerintah Tiongkok akan membalas tarif impor perdagangan Amerika Serikat yang baru.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan Presiden AS Donald Trump akan memberlakukan tarif 10 persen pada impor senilai 200 miliar dolar AS, dan menambah tarif jika Tiongkok membalas aksi AS yang terbaru.
"Amerika Serikat kembali membawa ketidakpastian baru," katanya.
Kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (18/9), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.908 dibanding sebelumnya di posisi Rp14.859 per dolar AS.
Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018, yang defisit 1,02 miliar dolar AS, turut mendukung fundamental rupiah menurun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus mengalami defisit sebesar 1,02 miliar dolar AS, yang lebih rendah dibandingkan Juli 2018 yaitu 2,01 miliar dolar AS.
Kurs dolar AS mengalami penurunan lebih dari 0,4 persen terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan kekhawatiran atas eskalasi sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Indeks dolar AS mencatat penurunan besar dalam perdagangan sesi Senin sore.
Di sisi lain, sebut kantor berita Xinhua, poundsterling dan euro juga menguat terhadap dolar AS di tengah optimisme atas prospek kesepakatan Brexit (British Exit) dengan Uni Eropa.
"Pembicaraan antara Uni Eropa dan Inggris tentang Brexit sedang dilakukan dalam semangat kerja sama yang baik," ujar Michel Barnier, Kepala Juru Runding Uni Eropa.
Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019 tetapi belum ada kesepakatan keluar penuh telah tercapai.
Laporan kemajuan tentang pertanyaan kunci perbatasan Irlandia juga membantu meningkatkan pound Inggris.
Mata uang safe haven yen menguat terhadap greenback karena AS akan mengumumkan rencana terbarunya tentang tarif terhadap Tiongkok setelah pasar tutup.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,45 persen menjadi 94,4990 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1685 dolar AS dari 1,1632 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3161 dolar AS dari 1,3066 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7181 dolar AS dari 0,7165 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,87 yen Jepang, lebih rendah dari 112,01 yen Jepang pada sesi sebelumnya.
Dolar AS turun menjadi 0,9623 franc Swiss dari 0,9668 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3026 dolar Kanada dari 1,3031 dolar Kanada.
Luhut Lobi Investor Asing
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memanggil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rosan Roslani, Selasa (18/9).
Rosan menceritakan Luhut memanggil keduanya untuk meminta masukan terkait rencana kunjungan kerja ke Amerika Serikat pekan depan.
Rencananya Luhut ke Amerika Serikat untuk bertemu Bank Dunia, IMF, hingga para pengelola investasi dunia.
"Diminta masukan karena Pak Luhut mau ke Amerika Serikat, bertemu banyak pihak," kata Rosan ketika ditemui di kantor Kemenko Maritim, Jakarta Pusat, Selasa.
Rosan memberikan masukan cara cara utnuk meningkatkan kepercayaan investor luar negeri untuk mau berinvestasi di Indonesia.
"Kurang lebih dari dunia usaha, hal positif apa yang bisa dilakukan di sini supaya kepercayaan investor tinggi," ungkap Rosan.
Sedang Kepala BKPM Thomas Lembong menuturkan strategi dan taktik meningkatkan investor sangat diperlukan untuk mengangkat sentimen pasar terhadap rupiah dan pasar modal.
"Jadi ini tadi cuman bicara strategi dan taktik komunikasi untuk mencoba mengangkat sentimen pasar terhadap rupiah, terhadap pasar modal," tutur Rosan.
Thomas Lembong menyebut Indonesia tengah melakukan strategi komunikasi dengan para fund management asing, pengelola dana baik dari AS, Eropa, dan Asia guna mengangkat sentimen pasar terhadap Rupiah dan pasar modal.
Selain itu, Lembong mengatakan berbagai agenda internasional yang akan diselenggarakan pada Oktober November menjadi peluang emas bagi Indonesia uuk meningkatkan persepsi dan citra Indonesia di mata pasar dan investor.
"Tentunya bulan depan ada IMF di Bali, bulan berikutnya KTT Apec, Asean Summit. Ini bicara strategi dan taktik komunikasi untuk mencoba mengangkat sentimen pasar terhadap rupiah. Mungkin juga sedikit komunikasi dengan fund manager," kata Lembong. (tribunnetwork/fia/dik)
• Hilda Vitria Bongkar Perasaan soal Isu Ranjang Kriss Hatta dan Ungkap Alasan Putusin Billy Syahputra
• Kriss Hatta Disebut Minta Disahkan Pernikahannya, Hilda Vitria Beberkan Faktanya
• Billy Syahputra Tanggapi Kemarahan Hilda Vitria Soal Makanan yang Dimakannya, Begini Faktanya