Pedagang Pasar Ular Plumpang Mengeluh, Sejak Dua Tahun Lalu Omzetnya Turun

Pedagang Pasar Ular Plumpang mengeluhkan pembeli yang semakin berkurang.

Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Afriyani Garnis
Pedagang di Pasar Ular, Plumpang, Jakarta Utara, Rabu (19/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis

TRIBUNJAKARTA.COM, PLUMPANG - Pedagang Pasar Ular Plumpang mengeluhkan pembeli yang semakin berkurang.

Hal tersebut mereka rasakan sejak dua tahun lalu.

Eti (32) satu di antara pedagang sepatu di Pasar Ular Plumpang sudah delapan tahun berdagang.

Dirinya mengatakan bahwa pembeli tidak seramai dahulu.

"Dari 2014 sampai 2016 masih ramai di sini, sejak 2017 pembeli banyak berkurang," ujar Eti kepada TribunJakarta.com pada Rabu (19/9/2018).

Sebelumnya, Eti bisa menjual lebih dari 10 potong (pasang) sepatu.

Saat ini, ia sudah sangat bersyukur jika sepatunya terjual meski cuma satu pasang saja.

"Kalau kosong sama sekali sih belum, tapi setidaknya bisa jual satu potong (pasang) saja setiap hari sudah syukur," ucap dia.

Evi (25) penjual pakaian sisa ekspor juga mengungkapkan Pasar Ular kini sepi pembeli.

Evi yang  sudah 10 tahun berdagang pernah mendapat penghasilan mencapai Rp 30 Juta rupiah sehari.

Tapi kini paling banyak ia hanya mendapat Rp 5 Juta.

"Dulu pernah 20 sampai 30 juta bisa dapat, karena kita kan grosir. Kalo sekarang ya setidaknya Rp 5 juta paling banyak," ujar Evi.

Ia tidak mengetahui apa penyebab pembeli berkurang.

Akan tetapi dari sisi barang yang dijual, ia pun kesulitan untuk mendapatkannya.

"Saya enggak tahu kenapa pembeli jadi kurang yaa, tapi di toko saya sih memang barangnya belakangan ini ngak komplit karena susah cari barang sisa eksport sekarang," tandas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved