Pilpres 2019

Sebut Ahok Kalah Bukan karena Agama, Peneliti dan Sudjiwo Tedjo Takutkan Hal Ini di Pilpres 2019

Peneliti Edbert Gani menyebut kekalahan Ahok bukan hanya soal agama. Ia dan Sudjiwo Tedjo lantas cemas hal tersebut terjadi di Pilpres 2019.

TRIBUNNEWS
Sudjiwo Tedjo dan Ahok 

TRIBUNJAKARTA.COM -- Mahasiswa Indonesia yang berkuliah di London School Of Economics, London, Inggris membuat penelitian soal kekalahan Ahok di Pilkada.

Mahasiswa tersebut diketahui bernama Edbert Gani.

Edbert Gani membuat penelitian tersebut demi memperoleh gelar doctor di jurusan ekonomi politik.

Hasil penelitian Edbert Gani soal penyebab kekalahan Ahok rupanya menarik perhatian budayawan Sudjiwo Tedjo.

Sudjiwo Tedjo menyebut berdasarkan hasil penelitian Edbert Gani, Ahok kalah bukan hanya karena sentimen agama.

Dipenelitian tersebut Edbert Gani membeberkan beberapa penyebab kekalahan Ahok di pilkada.

Sudjiwo Tejdo dan Edbert Gani lantas sama-sama takut hal tersebut terjadi di Pilpres 2019.

Awalnya Sudjiwo Tedjo mengaku tak kaget dengan hasil penelitian Edbert Gani yang menyebut kekalahan Ahok bukan hanya karena sentimen agama.

"Aku termasuk yg tak kaget membaca hasil penelitian menarik ini bahwa Ahok kalah bukan (saja) karena sentimen agama," tulis Sudjiwo Tedjo di media sosial, Twitter.

Sudjiwo Tedjo lantas menyebut satu peristiwa tak mungkin terjadi hanya karena satu sebab.

BPJS Defisit, Jokowi Teken Perpres Cukai Rokok, Sudjiwo Tedjo: Perokok Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pertanyakan Keberadaan Ulama, Sudjiwo Tedjo Turut Sindir Kubu Politik

TONTON JUGA

"Fisika modern jg bilang tak satu pun peristiwa yg terjadi HANYA KRN SATU SEBAB," tulis Sudjiwo Tedjo.

Dikutip TribunJakarta.com dari hasil penelitian Edbert Gani, secara garis besar Ahok kalah karena dirinya yang berasal dari kaum minoritas.

Tak hanya itu penelitian Edbert Gani juga menyebut kekalahan Ahok disebabkan kebijakan pria 52 tahun itu kurang populer di kalangan masyarakat.

Edbert Gani juga menjelaskan kebijakan Ahok penuh dengan kontroversial.

Meski begitu rupanya menurut Sudjiwo Tedjo kubu Jokowi maupun Prabowo belum menyadari hal tersebut.

Sehingga Sudjiwo Tedjo mencemaskan dalam Pilpres 2019, baik Jokowi maupun Prabowo masih memainkan isu agama.

"Celakanya, sentimeah agama yg kyknya akan dimainkan oleh kedua kubu Pilpres," tulis Sudjiwo Tedjo.

Sang peneliti Edbert Gani mengamini ketakutan Sudjiwo Tedjo.

Ia lantas mengajak Sudjiwo Tedjo untuk mencegah agar isi agama tak kembali digaungkan di Pilpres 2019.

"Makanya harus kita cegah Mbah," tulis Ebert Gani.

Terpisah saat Sudjiwp Tedjo hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa (18/9/2018) malam, ia membahas kembali soal penelitian Edbert Gani.

"Dua minggu yang lalu saya baca artikel-nya Edward Ghani, direkomendari sama bekas menteri keuangan Chatib Basri, itu Ahok jatuh bukan karena sentimen agama, hasil penelitian," ujarnya dilansir dari tayangan ulangnya di YouTube Indonesia Lawyers Club tvOne, Rabu (19/8/2018).

"Tapi karena ada beberapa titik yang tidak mengalami keadilan," tambahnya.

Ia kemudian menjelaskan kalau penelitian yang ia baca itu merupakan tulisan di tingkat doktoral dari penulis yang kuliah ekonomi politik di London.

"Dia meneliti tidak seperti pandangan orang jatuhnya Ahok karena sentimen Agama, tapi di beberapa titik, dia mengungkap pada hasil penelitian itu, ada ketidak adilan sosial," ujarnya menegaskan maksud dari apa yang ia sampaikan.

Ia pun menduga, upaya kedua pasangan capres-cawapres untuk menarik ulama bisa saja tidak ada pengaruhnya terhadap suara rakyat.

"Artinya rakyat rasional, dan jangan-jangan ini tidak ada pengaruhnya. Mau Pak Jokowi didukung ulama, mau Pak Prabowo didukung ulama, walaupun saya nggak pernah denger ada yang mendukung, misalnya Pak Jokowi mendukung ulama, Pak Prabowo mendukung ulama, kan lebih enak daripada Pak Prabowo didukung ulama," bebernya.

Ia kemudian kembali menegaskan kalau hasil penelitian itu ditulis dalam Bahasa Inggris.

"Aku ngerti sedikit-sedikit, bahwa tidak seperti dugaan selama ini, Ahok jatuh bukan karena sentimen agama, atau paling tidak bukan itu satu-satunya," tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi kepada pihak terkait.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved