Jelang Haul Soeharto ke-11, Tutut Ungkap Isyarat Kepergian Ayah Sampai Pesan Soal Kerukunan
Jelang peringatan haul Soeharto ke-11 pada 28 September,Tutut ungkapkan isyarat kepergian sang ayah dan pesan terakhirnya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
Menurut Soeharto, kerukunan akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan dan akan memperkuat kehidupan keluarga.
Follow Juga:
“Kamu dengarkan wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua.
Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga.
Selain itu Allah menyukai kerukunan. Ingat pesan bapak…, tetap sabar, dan jangan dendam. Allah tidak sare (tidur),” jelas Tutut seraya menirukan perkataan Soeharto.
Tutut mengaku menangis kala itu dan Soeharto kembali berpesan agar sang anak tak perlu bersedih.
• Tak Punya Tempat Tinggal Hingga Baju, Kisah Usman Ojek Sepeda yang Sudah Mengayuh Sejak Era Soeharto
• Gatot Nurmantyo, Tommy Soeharto dan 41 Orang Lainnya Mendapat Gelar Bangsawan
Soeharto menyatakan, semua manusia pasti akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Meski demikian, kepulangannya itu dengan waktu berbeda.
Soeharto pun berpesan agar Tutut dan anaknya mendoakan ia dan istrinya, Tien Soeharto.
Setelah memberikan beberapa pesannya, Tutut mengatakan kondisi Soeharto memburuk hingga kemudian pada Subuh esok harinya Soeharto dikabarkan kritis.
Tutut pun akhirnya mengumpulkan semua keluarganya di rumah sakit tempat Soeharto dirawat.
Hingga kemudian semua keluarga berkumpul, Presiden ke-2 Indonesia itu menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 13.10 WIB, 27 Januari 2008.
Kepergiaan ayahanda saat itu tak pernah dikira Tutut Soeharto.
"Sesungguhnya apa yang Allah kehendaki, itulah yang akan terjadi," tukas Tutut Soeharto.