Begini Rentetan Pencemaran Limbah di Kali Bekasi

Bahkan sejak beberapa hari lalu, air kali berubah warna menjadi hitam pekat dan menimbulkan bau tidak sedap.

TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Kali Bekasi saat muncul busa berwarna putih dan menimbulkan bau tidak sedap, Senin (3/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Kondisi Kali Bekasi kian memprihatinkan.

Bahkan sejak beberapa hari lalu, air kali berubah warna menjadi hitam pekat dan menimbulkan bau tidak sedap.

Ditambah kali Bekasi juga kerap menimbulkan busa berwarna putih akibat kandungan limbah yang sangat parah.

Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas mengatakan pencemaran yang terjadi di Kali Bekasi diduga berasal dari aliran Sungai Cileungsi, di Kabupaten Bogor.

Pihaknya mengaku telah melakukan penyusuran sungai mulai dari Jembatan Wika di Desa Telanjung Udik, sampai ke Jembatan Cikuda, Desa Wanaherang, Kabupaten Bogor.

Dari penelusuran tersebut, pihaknya menyimpulkan pencemaran sudah terjadi sebelum aliran air masuk ke Kali Bekasi.

"Dari hulu kondisi air masih jernih, beranjak ke tengah sudah mulai cokelat kehitaman dan ketika sudah melewati Jembatan Cikuda sudah hitan kental," kata Puarman saat dikonfirmasi, Jumat (28/9/2018).

Disepanjang aliran Sungai Cileungsi dan Kali Bekasi, ada sebanyak 65 industri.

Dimana 47 industri diantaranya berada di bantaran Sungai Cileungsi dan 18 diantaranya berada di bantaran Kali Bekasi.

"Macem-macem, kebanyakan ada laundry, tekstil, garmen, pengolahan makanan, pengolahan kulit," ungkap Puarman

Menurut dia, untuk mendeteksi perusahaan yang membuang limbah tanpa melalui proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tidak sulit.

Asal, kata dia, harus ada penindakan yang benar-benar menimbulkan efek jera.

Dia menyarankan, pemerintah membuat aturan setiap perusahaan memasang papan nama keterangan pipa pembuangan limbah milik di aliran kali.

Kapolsek Limo Siap Gelar Nonton Bareng Film G30S/PKI Jika Ada Perintah

Kisah Keluarga DN Aidit Setelah Peristiwa G30S: Adik Ditahan di Pulau dan Ayah Ditemukan Tewas

Heboh Penumpang KRL Commuter Line Saat Seorang Wanita BAB di Gerbong, Lari Hingga Siram Pakai Botol

"Fungsinya agar lebih mudah dalam pengawasan, bahkan masyarakat juga bisa ikut mengawasi kalau sewaktu-waktu menemukan ada pelanggaran bisa langsung foto dan adukan," jelas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved