Mitos dan Salah Kaprah Terkait Pertolongan Pertama, Dari Luka Bakar Hingga Ketulangan

Ivan mengatakan, masih banyak mitos kecelakaan domestik, atau yang biasa terjadi di rumah dengan penanganan yang salah kaprah.

TRIBUNJAKARTA.COM/ JAISY RAHMAN TOHIR
Ivan Muladi, Pendiri sekakigus Direktur PT Siaga Solusi Terpadu, setelah mengisi seminar bertajuk 'Healthy Heart Safe Life' di Edu Center BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Sabtu (29/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Ivan Muladi, Pendiri sekakigus Direktur PT Siaga Solusi Terpadu, perusahaan yang bergerak dalam menyosialisasikan kesadaran masyarakat akan pentingnya pertolongan pertama, menyebut, masyarakat masih banyak salah kaprah atas sejumlah gejala serangan jantung.

Hal tersebut disampaikannya setelah mengisi seminar bertajuk 'Healthy Heart Safe Life' di Edu Center BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Sabtu (29/9/2018).

Ivan mengatakan, masih banyak mitos kecelakaan domestik, atau yang biasa terjadi di rumah dengan penanganan yang salah kaprah.

"Home domestic itu bisa serangan jantung, tersedak, kebakar, listrik dan semacamnya. Kalau bicara serangan jantung, mitos yang berkembang kita serangan jantung kita bilang itu kaya masuk angin karena badannya sakit-sakit. Dari sini kita mau kasih tahu kalau badannya sakit-sakit, nafas terengah-engah dan keringat dingin itu langsung ke dokter terdekat," paparnya.

Update Korban Gempa dan Tsunami di Palu: 384 Korban Meninggal, 540 Orang Luka Berat

Selain gejala serangan jantung yang sering dikaitkan dengan masuk angin, ada juga salah kaprah penanganan pertama pada tersedak tulang ikan atau biasa disebut ketulangan.

"Mitos tulang ikan, mitos yang berkembang dikasih nasi kepal, padahal nasi kepal itu sendiri yang membunuh si korban. Kalau kita bilang tersedak tidak selalu masuk ke jalur nafas, tersedak bisa juga objek terlalu besar tapi ga bisa kita telan, akhirnya nyangkut, akhirnya objek menekan jalur nafas," ujarnya.

BNPB: Gempa dan Tsunami Sebabkan 48 Korban Jiwa dan 356 Luka-Luka di Kota Palu

Terakhir adalah mitos luka bakar dengan penanganan mengoleskan pasta gigi dan kecap.

Padahal menurutnya luka bakar hanya perlu disiram air dan ditutup dengan plastik buah, untuk selanjutnya ditangani dokter.

"Mitos luka bakar, orang indonesia masih suka pakai kecap pakai odol, padahal cukup irigasi air, dibawa ke rumah sakit dengan cara dibungkus pakai plastik buah yang bersih," papar Ivan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved