Hindari Penyakit, BNPB Bakal Lakukan Fogging Pascagempa dan Tsunami Palu-Donggala
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa, pihaknya dan tim SAR gabungan akan melakukan fogging di Kota Palu dan wilayah lain yang terkena dampak bencana.
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa, pihaknya dan tim SAR gabungan akan melakukan fogging di Kota Palu, Sulawesi Tengah dan wilayah terdampak bencana lainnya.
Hal itu dilakukan demi menghilangkan bau menyengat yang keluar dari jenazah, yang berasal dari reruntuhan bangunan akibat gempa di Palu dan Donggala beberapa waktu lalu.
"Beberapa tempat yang tertimbun, baik longsoran, baik likuifaksi sudah mengeluarkan bau menyengat. Karena itu (tim SAR gabungan) berinisiasi melakukan penyemprotan," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2018).
Sutopo menjelaskan, bau jenazah yang menyengat dapat menimbulkan penyakit bagi korban lain yang masih hidup atau sedang dirawat.
• Kurang dari 90 Menit, 200 Voucher Promo Pertamax di SPBU Slipi Ludes
• Sedang Menjaring, Nelayan Teluk Naga Temukan Granat Diduga Aktif di Pantai Tanjung Pasir
Maka dari itu, pemyemprotan atau fogging perlu dilakukan agar penyakit-penyakit tersebut tidak menimbulkan korban lain.
Selain itu, tenaga medis dan rumah sakit lapangan juga dibutuhkan untuk menangani korban, yang hingga Selasa (2/10/2018) pukul 13.00 WIB BNPB mencatat sebanyak 799 orang mengalami luka berat.
"Pemerintah Indonesia butuh genset, rumah sakit (lapangan), tenaga medis, dan fogging," ujar Sutopo.
Sebanyak 15 truk dan 1.000 kantong mayat juga sudah disiapkan, guna memudahkan tim SAR gabungan untuk melakukan pemakaman masal yang dilakukan di sejumlah tempat pemakaman umum (TPU).
"Pada hari ini, sudah disiapkan 15 truk dan 1.000 kantong mayat untuk pemakaman jenazah. Jumlah jenazah yang akan dimakamkan disesuaikan dengan kondisi yang ada," ujar Sutopo.