Gempa di Donggala
Korban Tewas Gempa dan Tsunami Palu 844 Orang, Pasha Ungu: Tak Menyangka Akan Ada Bencana Dahsyat
Gempa dan tsunami di Palu menewaskan 832 orang, Pasha Ungu lantas menceritakan kengerian yang terjadi kala itu.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Gempa dan Tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah menewaskan sebanyak 844 orang.
Terpisah Wakil Wali Kota Palu, Pasha Ungu saat peristiwa gempa dan tsunami terjadi tengah berada di pesisir pantai.
Pasha Ungu lantas menceritakan detik-detik gempa dan tsunami yang telah menewaskan 832 orang itu.
Pasha Ungu mengatakan dirinya sangat tidak menyangka bencana sedasyat itu akan datang saat Kota Palu merayakan kegiatan akbar Pesona Palu Nomoni III.
"Secara pribadi kami tidak pernah menyangka ataupun membaca bahwa akan ada bencana yang dahsyat akan menimpa kota kebanggaan kami palu disaat akan melaksanakan kegiatan besar pesona palu nomoni III.." tulis Pasha Ungu.
Gempa dan tsunami tersebut menurut Pasha Ungu terjadi begitu cepat.
Pasha Ungu mengaku ia merasakan gempa dan tsunami kala itu memiliki kekuatan yang sangat besar.
"Semua terjadi begitu cepat dan kencang skali.." tulis Pasha Ungu.
Hal tersebut disampaikan Pasha Ungu melalui unggahannya di media sosial, Instagram pada Minggu (30/9/2018).
Tak hanya menceritakan detik-detik saat gempa dan tsunami datang, Pasha Ungu juga mengucapkan belangsungkawa kepada korban.
"Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. pertama-tama kami atas nama keluarga dan jajaran pemerintah kota palu mengucapkan rasa sedih yang mendalam dan turut berduka cita kepada seluruh korban bencana gempa yang terjadi dikota palu baik itu warga kota palu maupun tamu dan wisatawan dari luar kota palu.." tulis Pasha Ungu.
Meski gempa dan tsunami tersebut memakan korban jiwa hingga 832 orang, Pasha Ungu rupanya masih dapat bersyukur.
Pasalnya menurut Pasha Ungu masih banyak warga yang mampu menyelamatkan diri kala itu.
"Namun Alhamdulillah dalam tangisan yang begitu dalam ini kami masih bersyukur karena masih banyak warga kami yang dapat terselamatkan dan menyelamatkan diri khususnya pada saat berada di areal pesisir pantai.." tulis Pasha Ungu.
Pasha Ungu mengatakan hingg saat ini pemerintah dan tim satgars masih berupaya mengevakuasi para korban yang masih terjebak di beberapa bangunan.
"Sampai detik ini kami bersama tim satgas bencana gabungan masih berupaya untuk mengevakuasi korban yang masih terjebak di beberapa gedung baik rumah sakit,restoran,mall,rumah penduduk,sekolah,hotel dan lain2.." tulis Pasha Ungu.
Pantauan TribunJakarta.com Pasha Ungu meminta doa kepada seluruh masyarakat agar Palu dapat kembali bangkit pasaca gempa dan tsunami.
"Kami mohon doa kepada seluruh masyarakat Indonesia agar ujian ini cepat selesai dan semuanya bisa pulih kembali seperti sediakala.. semoga Allah SWT mengampuni dosa kita skalian.." tulis Pasha Ungu.
Pasha Ungu juga meminta maaf karena dirinya baru sempat memberikan kabar.
Pasalnya menurut Pasha Ungu, selama tiga hari saluran telekomuniasi di Kota Palu lumpuh total.
"Maaf baru bisa mengabarkan,selama 3 hari kota palu lumpuh baik dari aspek telekomunikasi transportasi maupun penerangan.. bismillah..," tulis Pasha Ungu.
Terpisah korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 844 Orang.
Selain itu, sebanyak 632 orang mengalami luka berat. Mereka tengah dirawat di rumah sakit.
Angka tersebut berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB.
"Jenazah terus berdatangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin siang.
Sutopo memaparkan, jumlah korban meninggal paling banyak berada di Palu, yakni 821 orang.
Sebanyak 744 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi.
Kemudian, di wilayah Parigi Moutong ada 12 orang meninggal dan di Donggala 11 orang meninggal.
"Dari wilayah Sigi belum dapat informasi," ujar Sutopo.
Sutopo menekankan bahwa data ini sementara. Kemungkinan jumlah korban bisa bertambah.
Ia menjelaskan, korban meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan setelah gempa dan tersapu tsunami.
Sutopo menambahkan, korban meninggal harus segera dimakamkan karena kondisinya sudah membusuk.
Korban akan dimakamkan secara massal.
Prosesi pemakanan akan dilakukan seperti ketika pemakaman massal korban gempa dan tsunami di Aceh dan erupsi Merapi.