Gempa di Donggala

Pilot Abdul Rozak Selamat dari Gempa Palu: Punya Firasat Musibah Akan Besar hingga Lari ke Bandara

Pilot Abdul Rozak mengungkapkan kisahnya yang selamat dari Gempa Palu, ia ternyata telah memiliki firasat musibah akan besar dan lari ke bandara.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
YouTube/Indonesia Lawyers Club
Pilot Abdul Rozak 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pilot Abdul Rozak mengungkapkan kisahnya ketika mengalami gempa palu yang terjadi pada Jumat lalu (28/9/2018).

Abdul Rozak megalami peristiwa tersebut disebabkan ia baru saja mendarat di Kota Palu sekitar Jumat sore.

Ia mengatakan, dirinya terbang dari kota Makassar ke Palu.

"Padahal saya sudah mendekati aproach mau landing, tiba-tiba petugas ATC mengatakan bahwa 'tolong berputar dulu', dia lari ke bawah dan saya tanya berapa lama, dia bilang lima menit," tuturnya.

"Kemudian saya melihat kira-kira tinggal 30 menit untuk holding..kalau seandainya lebih dari 30 menit, saya harus kembali ke Makassar," sambungnya.

Abdul Rozak mengungkapkan, tak berapa lama kemudian petugas ATC kembali ke atas dan pesawat mendarat.

Kala mendarat, Abdul Rozak menyatakan gempa sudah tak ada.

Meski demikian, ia memiliki firasat gempa tersebut akan menjadi bencana besar.

Sehingga ketika ia menuju hotel, Abdul Rozak mengungkapkan firasatnya tersebut dan menghimbau cabin crew untuk bersiap-siap untuk menghadapinya.

"Nanti kalau tidur, mohon tolong berpakaian yang rapi. Kalau terjadi gempa, kita bisa langsung keluar," jelasnya dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club pada Rabu (3/10/2018). 

Abdul Rozak mengaku di kamar hotel, ia sempat mandi dan beristirahat sebentar.

Lalu, setelah adzan maghrib berkumandang, ia menyantap snack yang dibawanya di kamar hotel.

Namun, saat itu ia mengaku berasa terlempar kemnaa-mana.

"Saya berada di lantai 5, lantai paling atas. Kemudian, jendela kamar saya lepas dan ada meja kemudian saya dibawah disitu," paparnya.

Abdul Rozak menegaskan, ia mengambil ponsel dan lalu keluar kamar.

Hampir saja, ia tak bisa keluar kamar karena pintu sudah tak bisa dibuka.

"Pada saat saya keluar, satu demi satu tamu hotel itu keluar. Ada 5 tamu hotel yang bertemu dengan saya, satu perempuan dan empat laki-laki," katanya.

Mereka selanjutnya berlari menuju pintu darurat sesuai petunjuk yang ada di gedung tersebut.

Meski demikian, pintu darurat itu tak ditemukan.

Lalu, ada petugas security yang berteriak-teriak mengatakan jika pintu darurat berada di sebelah barat.

Mereka pun akhirnya menuju lokasi yang disebut petugas security.

Namun, mereka kembali tak menemukan pintu darurat yang dimaksud.

"Disitu di sebelah lift ada hydrant dan talinya sebagai selang, kemudian kita turunkan ke bawah. Tapi kita berlima tak ada yang berani turun karena tali hydrant itu tajam," bebernya.

Diantara mereka berlima, terdapat tiga orang yang malah mengurusi kopernya.

Abdul Rozak menyatakan, ia tak mengetahui apa isi koper tersebut namun ia menegaskan kepada mereka untuk menyelamatkan nyawa terlebih dahulu.

"Nyawa kita nomor satu, koper udah enggak usah diurusin," tuturnya.

"Yang satu malah syuting-syuting," lanjutnya.

Antisipasi Banjir 2018, Dinas SDA DKI Jakarta Normalisasi 14 Waduk

Pasca-Gempa dan Tsunami Palu, 49 Pelaku Penjarahan Mesin ATM dan Barang Elektronik Ditangkap

Abdul Rozak pun menerangkan, ia berinisiatip untuk mengikatkan tali tersebut ke perut tiap orang yang akan turun.

"Kemudian kita ulur sedikit-sedikit," imbuhnya.

Orang pertama yang turun adalah perempuan satu-satunya.

Lalu, mereka pun keluar turun pelan-pelan secara bergantian.

Abdul Rozak mengutarakan, ketika di lantai 4 ada bayi dan beberapa orang yang terjebak juga.

Ia berinisiatip untuk menolong orang tersebut.

"Ada security disitu untuk mencari tangga dan kemudian kita bisa turun satu per satu," ungkapnya.

Abdul Rozak pun mengemukakan, ia mencari cabin crew yang ternyata berada di lantai 2 dan lantai 3.

Saat itu, Abdul Rozak menyatakan kondisi hotel lantai 1 sudah tidak ada, sehingga lantai 2 menjadi lantai 1.

Follow Juga:

Cabin crew Abdul Rozak yang berada di lantai 2 berhasil keluar dari hotel.

Saat keluar dari hotel, ternyata tsunami terjadi dan dua cabin crew tersebut lari menunju daratan yang lebih tinggi.

Sementara yang di lantai 3, cabin crew Abdul Rozak juga sudah menyelamatkan dirinya.

Setelah mereka berkumpul bersama, Abdul lanjut, memutuskan evakuasi diri ke bandara setempat karena ada informasi akan adanya gempa dan tsunami susulan.

Hingga kemudian, di bandara terdapat Pesawat Hercules milik TNI AU yang sedang mendarat.

Bandingkan Era SBY dan Jokowi Saat Gempa dan Tsunami, Fahri Hamzah Desak Jusuf Kalla Ambil Kendali

Kisah Paspampres Pengawal Kaesang Pangarep: Mengikuti Sembunyi-sembunyi, Ketahuan dan Dapat Teguran

Abdul Rozak menerangkan, tak ada pesawat sipil yang diperbolehkan mendarat di bandara tersebut.

Mereka pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Palu menggunakan pesawat tersebut tanpa membawa barang bawaan yang tertinggal di hotel.

Pesawat Hercules itu membawa mereka menuju Kota Makassar.

Abdul Rozak mengaku, sesampainya di Makassar, mereka kembali ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda.

"Kami ucapkan Alhamdulillah sekali, Allah telah menolong kami," ucapnya. (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)

Simak Videonya:

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved