Liga Indonesia

Sanksi Berat Persib Bandung Ditetapkan, Pamflet Instal Ulang PSSI Bermunculan di Kota Kembang

Selain muncul sebuah petisi Persib Bandung pindah ke liga Thailand, belakangan juga muncul pamflet install ulang PSSI di beberapa sudut Kota Bandung

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha
Koreografi 'Dont Playground With Us' bobotoh saat laga Persib Bandung vs Arema FC, Kamis (13/9/2018) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Persib Bandung mendapat sedikitnya sembilan sanksi dari PSSI.

Sembilan sanksi tersebut ditujukan kepada klub, pemain, Bobotoh Persib, dan Panitia Penyelenggara (Panpel).

Persib Bandung mendapat hukuman bermain laga kandang di Luar Pulau Jawa tanpa penonton.

Bobotoh Persib Bandung pun dilarang menyaksikan laga tim kesayangannya hingga setengah musim kompetisi Liga 1 2019.

Sanksi PSSI kepada Persib Bandung pun membuat pihak manajeken mengajukan banding.

Bobotoh Persib pun nampak menyayangkan atas keluarnya sanksi berat Persib itu.

Bahkan beberapa waktu lalu muncul tagar #lawankemustahilan di media sosial Twitter.

Lawan Kemustahilan itu pun sempat menjadi trending topic.

Pendapatan Menurun, Pedagang Rujak: Dampak Musim Kemarau Berkepanjangan hingga Orang Bosan

Sindir Fahri Hamzah Soal Ratna Sarumpaet, Ruhut Sitompul Bandingkan dengan Tradisi Kebudayaan Jepang

Kemudian, muncul sebuah petisi yang menyatakan dukung Persib Bandung pindah ke Liga Thailand.

Petisi itu dapat dilihat di website Change.org.

Adalah pemilik akun Yusuf Maulana yang pertama membuat petisi Persib Bandung pindah ke Liga Thailand.

Hingga berita ini diturunkan pukul 16.00 WIB, petisi Persib Bandung pindah ke Liga Thailand sudah mendapat lebih dari delapan ribu dukungan.

Dalam petisi tersebut, Yusuf Maulana ingin melihat respon Bobotoh Persib Bandung bila pindah ke Liga Thailand.

Ia pun menyampaikan beberapa alasan yang mendorong dirinya membuat petisi Persib Bandung pindah ke Liga Thailand.

Pertama, Yusuf menilai sanksi yang diberikan PSSI kepada Persib Bandung tidak adil.

Mencari Ibu Ditemani Cahaya Bulan, Syaiful Menengok Satu Per Satu Jasad Korban Gempa dan Tsunami

Pemprov DKI Bekali Ratna Sarumpaet Rp 70 Juta untuk Berangkat Chili

Ia kemudian memaparkan sanksi Persib Bandung.

"Pertandingan home diluar pulau jawa tanpa penonton sampai akhir musim

Pertandingan tanpa penonton sampai setengah musim kompetisi tahun 2019

Atas dasar apa sanksi ini keluar? Kelalaian persib hingga berujung kematian supporter?

Kalau hanya persib yg disalahkan saya kira tidak adil karena dari awal persib, bobotoh, kepolisian sudah mewanti2 agar supporter tim tamu tidak ada yg datang ke bandung mengingat ini adalah laga panas.

Kenapa masih datang? Kelalaian tim tamu & supporter club nya jg kenapa bisa kecolongan sampai ada yg datang padahal legend nya sendiri sudah melarang supporter tim tamu utk datang ke bandung.

Viral Video Penampakan Tangan Misterius Muncul di Kolam Renang, Kaesang Beri Reaksi Ini

Apakah persib pantas mendapat sanksi diatas mengingat kejadiannya terjadi diluar stadion tanpa sepengetahuan persib sendiri?," tulisnya.

Petisi Persib Bandung pindah ke Liga Thailand
Petisi Persib Bandung pindah ke Liga Thailand (tangkapan layar change.org)

Di akhir tulisannya, Yusuf pun meminta kepada semua Bobotoh Persib agar mendukung dan menguatkan petisi Persib Bandung pindah ke Liga Thailand.

"Untuk kebaikan persib, untuk kemajuan persib.

Bermain di liga thailand adalah salah satu cara agar persib tidak diperlakukan seperti ini terus.

Sudah sepantasnya klub BESAR & PROFESIONAL seperti PERSIB bertanding dengan klub sekelasnya.

Saya pribadi meminta semua bobotoh yg mencintai PERSIB untuk mendukung & menguatkan petisi ini," tutupnya.

Selain itu, belakangan ini juga tersebar sebuah pamflet di beberapa sudut Kota Bandung.

Dikutip dari TribunJabar, pamflet bertuliskan nada-nada umpatan kepada PSSI.

Ketika Tribun Jabar menelusuri beberapa jalan di Kota Bandung, seperti di jalan Sudirman, Jamika, jalan Diponegoro, Sepanjang jalan BKR, Sriwijaya, Buahbatu, Cimahi, pamflet-pamflet tersebut banyak ditempelkan di tembok, pohon, dan tiang listrik.

Diduga, aksi penempelan pamflet tersebut, salah satu bentuk ketidakpuasan pendukung Persib Bandung dengan sanksi yang diberikan Komdis PSSI untuk tim kebanggan Jawa Barat tersebut.

Berikut pamflet-pamflet yang ditemukan di beberapa Jalan di Kota Bandung:

Pamflet yang ditempelkan di tembok halte BKR Bandung
Pamflet yang ditempelkan di tembok halte BKR Bandung (Tribun Jabar/Fauzie Pradita Abbas)

Sementara itu Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar mengatakan, pihaknya tidak akan pasrah menerima semua sanksi yang diberikan Komdis PSSI. Saat ini manajemen sedang menempuh langkah banding kepada Komdis PSSI. Sebab, banyak putusan sanksi yang dinilai janggal dan sangat merugikan tim.

"Sangat dirugikan, bukan Persib saja tapi orang Jawa Barat, bobotoh sangat dirugikan. Sudah masuk (surat banding), hari ini paling telat harus sudah masuk," katanya.

Dari sembilan sanksi, ujar Umuh, ada beberapa yang ganjil salah satunya tentang tuduhan adanya sweeping sebelum pertandingan Persib melawan Persija.

Menurut Umuh, tuduhan tersebut tidak bisa diterima lantaran tidak ada bukti apapun.

"Ini kan fitnah, katanya ada sweeping, di mana? itu urusan bobotoh. Harus jelas kalau ada sweeping, tempat dan waktunya. Kalau yang meninggal kan sudah jelas tempatnya. Orang tua Rangga (Bobotoh yang menjadi korban meninggal) sampai sekarang juga masih kelimpungan, tapi tidak ada keadilan dan kejelasan soal kasusnya," ucapnya.

Umuh menilai sanksi yang diberikan kepada Persib sangat tergesa-gesa. Idealnya, sambung Umuh, tim pencari fakta atau Komdis PSSI memanggil pemain atau panitia pertandingan untuk dimintai keterangan.

Namun hal itu tidak pernah dilakukan baik oleh tim pencari fakta ataupun Komdis PSSI.

"Ya, ini saya bilang, ini sanksi yang tidak berdasar. Dasarnya apa mereka kasih sanksi seperti ini. Investigasinya yang jelas, ini kan terlalu tergesa-gesa, aneh yah. Ini harus ada kejelasan dulu, semua berkumpul dan pelakunya yang akan dihukum juga dipanggil untuk dimintai keterangan)," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved