Gempa di Donggala

Kemenlu Sebut Bantuan Asing untuk Penanganan Bencana di Sulawesi Tengah Sudah Rp 220 Miliar

Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, dana-dana bantuan tersebut belumlah dapat dicairkan, karena masih dalam bentuk janji atau komitmen (pledge).

Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir (tengah) di Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (6/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar

TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Memasuki H+8 pasca bencana gempa disertai tsunami yang melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya, sudah ada sejumlah negara yang mengirimkan bantuan berupa uang tunai.

Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, bantuan negara sahabat dalam bentuk komitmen pendanaan (pledge) sudah mencapai Rp 220 miliar hingga hari ini, Sabtu (6/10/2018).

"Sekarang ini bentuknya masih pledge (komitmen). Hanya komitmen saja, belum semua disalurkan. Hanya sedikit yang baru disalurkan," ujar Abdurrahman Mohammad Fachir, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (6/10/2018).

Adapun hingga saat ini, sejumlah negara sahabat yang memberi bantuan uang dalam bentuk komitmen (pledge) adalah :

1. Korea Selatan : 1 juta USD
2. Republik Rakyat Tiongkok : 200 ribu USD
3. Uni Eropa : 1,5 juta USD
4. Venezuela : 10 juta USD
5. Jerman : 1,5 juta USD
6. Vietnam : 100 ribu USD
7. Australia : 500 ribu AusD
8. Laos : 100 ribu USD
9. Kamboja : 200 ribu USD

Abdurrahman Mohammad Fachir menjelaskan, bahwa dana-dana bantuan tersebut belumlah dapat dicairkan, karena masih dalam bentuk janji atau komitmen (pledge).

Ia menambahkan, bahwa dana bantuan tersebut nantinya akan diarahkan untuk penanganan tanggap bencana di Kota Palu dan sekitarnya. Karena, negara pemberi dana bantuan mengarahkan dana tersebut untuk penanganan bencana.

Namun, Kementerian Luar Negeri akan mencoba untuk menggunakan dana bantuan negara sahabat tersebut untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Palu dan sekitarnya.

"Kita dalam hal ini mencoba memberikan informasi (ke negara pemberi bantuan) bahwa setelah tanggap darurat, masih ada tahap rehabilitasi dan rekostruksi. Dan sekarang ini, di beberapa kementerian diminta untuk mempersiapkan (dana), terutama untuk rehabilitasi dan rekonstruksi," ujar Abdurrahman.

Sementara itu, dana bantuan dari negara sahabat untuk penanganan masa tanggap darurat akan diarahkan ke BNPB. Sedangkan dari dana dari Non-Governmental Organization (NGO) kan diarahkan ke Palang Merah Indonesia.

Menakar Peluang Keponakan Prabowo Jadi Wakil Gubernur DKI dan Prosedur Pembahasan di DPRD DKI

Cuma Rp 10 Ribu, Zona Festival di Gelora Bung Karno Meriahkan Asian Para Games 2018

"Untuk rehabilitasi dan rekonstruksi, akan disiapkan mekanismenya," ujar Abdurrahman.

Abdurrahman menambahkan, bahwa data-data tersebut bergerak dinamis, sehingga setelah pemberian keterangan resmi mungkin saja ada perubahan data terkait bantuan.

"Saya mencoba untuk menghindari data-data atau angka-angka yang itu bergerak dinamis. Jadi untuk dimaklumi yang sedang terjadi sangat dinamis," ujar Abdurrahman

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved