Gempa di Donggala
Tersisa Tujuh Pesawat Asing Bertahan Salurkan Bantuan untuk Sulteng
Sejumlah pesawat bantuan luar negeri ada yang kembali ke negaranya. Sebagian masih membantu proses distribusi bantuan di Sulteng.
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Memasuki H+8 pascabencana gempa disertai tsunami yang melanda Kota Palu, Donggala dan wilayah sekitarnya di Sulawesi Tengah dan sekitarnya, sejumlah negara terus berdatanganmengirimkan bantuan.
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, meski membuka diri untuk menerima bantuan luar negeri,Pemerintah Indonesia tetap membatasi jenis bantuan.
"Jenis barang bantuan yang masuk dan diterima ada empat macam, yakni pesawat untuk transportasi udara, water treatment, genset, dan tenda," ujar Abdurrahman di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (6/10/2018).

Untuk transportasi udara, TNI memusatkan pesawat bantuan dari luar negeri di Balikpapan, agar mempermudah proses koordinasi.
Abdurrahman menjelaskan, sejumlah pesawat bantuan luar negeri sudah ada yang kembali ke negaranya. Tapi sebagian masih di Indonesia untuk membantu proses distribusi bantuan.
"Ada enam pesawat yang langsung kembali, ada tujuh yang masih beroperasi membantu mentransportasikan bantuan," ujar Abdurrahman.
Adapun tujuh pesawat yang masih membantu proses distribusi bantuan berasal dari Korea Selatan, Jepang, Singapura, India dua pesawat, Malaysia, dan Selandia Baru.
Sedangkan pesawat yang sudah kembali ke negaranya, berasal dari Swiss, Qatar, India, dan Vietnam.
Abdurrahman menjelaskan data-data tersebut bergerak dinamis, sehingga setelah pemberian keterangan resmi mungkin saja ada perubahan data terkait bantuan.
"Saya mencoba untuk menghindari data-data atau angka-angka yang itu bergerak dinamis. Jadi untuk dimaklumi yang sedang terjadi sangat dinamis," ujar Abdurrahman.