Polemik Ratna Sarumpaet

Kata Psikolog Soal Ratna Sarumpaet Berbohong: Bisa Halusinasi, Bisa Memang Ada Bisikan

Aktivis Ratna Sarumpaet sudah ditahan penyidik Polda Metro Jaya menyusul statusnya sebagai tersangka berita bohong yang membuat publik geger.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Y Gustaman
YouTube/Kompas TV
Psikolog Poppy Amalya 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Aktivis Ratna Sarumpaet sudah ditahan penyidik Polda Metro Jaya menyusul statusnya sebagai tersangka berita bohong yang membuat publik geger.

Sebelum kasus ini terungkap Ratna Sarumpaet mengaku wajahnya lebah akibat dianiaya sejumlah orang pada 21 September 2018 lalu di Bandung lalu tersebar di media sosial.

Kabar itu tak pernah terjadi karena luka lebam di wajahnya dampak operasi plastik. Ia menarik semua kebohongan itu kepada wartawan di rumahnya, Tebet, Jakarta Selatan pada Rabu (3/10/2018).

Psikolog Poppy Amalya saat menjadi narasumber di Sapa Indonesia Akhir Pekan mengatakan, kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet belum bisa dikategorikan wajar atau tidak.

"Siapa pun bisa berbohong untuk mempertahankan dirinya, mempertahankan kondisi dan posisinya dia," ucap Poppy Amalya dilansir dari kanal YouTube Kompas Tv pada Minggu (14/10/2018).

"Apalagi kalau berkaitan dengan hukum, orang akan melakukan apa aja," sambungnya.

Poppy mengatakan, bagi seseorang yang berbohong maka ia bisa saja membuat kebohongan lainnya.

Hingga kemudian, belum bisa dikatakan orang tersebut mengalami kelainan psikologis tertentu.

Pengusaha Takut Sumbang Prabowo di Pilpres 2019, Timses Jokowi Ungkap Hal Ini

Kampanye Terus Sandiaga Sampai Berambut Pete, Andi Arief: Lanjut Sudah Benar

Jubir Prabowo-Sandiaga Sindir Jokowi Suka Khayalan Kutip Game of Thrones, Ini Balasan Timsesnya

Menurutnya, seseorang melakukan kebohongan itu karena berbagai faktor.

Namun, ada sebuah faktor utama yang bisa memicunya yakni menyangkut perasaaan.

"Kalau dia sudah biasa berbohong, berakting dan memanipulasi sebuah kondisi dengan mudah maka akan mempengaruhi gerakan dan ekspresinya yang biasa saja," paparnya.

Poppy menyatakan, ketika ada sebuah bisikan dan orang tersebut menyakini bisikan itu benar adanya dan harus disampaikannya.

"Diyakini itu bisa halusinasi, beneran ada yang bisikin. Kan Ibu Ratna Sarumpaet bilang saya juga enggak ngerti ada bisikan setan dari mana," ucapnya.

Poppy menjelaskan, pernyataan Ratna Sarumpaet tersebut perlu digali lebih mendalam.

"Bisa jadi itu halusinasi, bisa jadi juga memang ada bisikan setan," tegasnya.

Tak hanya itu, pemulihan pascaoperasi plastik yang lama bisa mempengaruhi psikologis Ratna Sarumpaet.

"Nah itu bisa mempengaruhi psikologis. Menurut saya, karena ketakutan tadi pemulihannya yang lama sehingga mengumpulkan kekhawatiran solusi apa nih kelamaan meninggalkan rumah, ditanya sama anak dan tidak tahu bagaimana menjelaskan," imbuhnya.

Kopi Kapal Api Hingga Indomie Akan Dijual di Alibaba, Begini Kata Jack Ma

Air Laut Lompati Kubah Masjid Jami Pantoloan saat Tsunami, Begini Kesaksian Jemaah

Poppy menyatakan, mungkin harapan Ratna Sarumpaet kala itu selesai operasi maka rangkaian perawatan wajahnya pun selesai.

"Kenapa saya dapat asumsi itu? Karena beliau kan tinggal di rumah sakit itu sekian hari berarti kan dia berharap setelah selesai operasi bisa langsung pulih," tegasnya.

"Ternyata kan enggak karena kekhawatiran itu bisa berdampak ke kondisi wajah," sambung.

Poppy menerangkan, apa yang dikatakan Ratna Sarumpaet sebagai alasannya pertama kali merupakan solusi yang bisa jadi dipikirkannya kala itu.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved