Anggota Komisi IX Minta RS GPI Sampaikan Maaf dan Jelaskan Dugaan Kelalaian Bayi Lahir Tanpa Anus
Pasalnya Oklavia dan Haryanto baru diberitahukan ketidaksempurnaan fisik anaknya yang tak memiliki anus pada Sabtu (28/7) sekira pukul 17.00 WIB.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, BEJI - Anggota DPR RI Komisi IX Irma Suryani meminta Rumah Sakit Grha Permata Ibu (GPI) Depok memberi penjelasan kepada Oklavia Supriatin (39) dan Haryanto (44) atas dugaan kelalaian yang mengancam nyawa anak mereka.
Irma menyatakan RS GPI diduga melakukan kelalaian dalam penanganan medis saat Oklavia melahirkan Rayyan Haryo Ardianto secara sesar pada Jumat (27/7) sekira pukul 08.30 WIB.
Pasalnya Oklavia dan Haryanto baru diberitahukan ketidaksempurnaan fisik anaknya yang tak memiliki anus pada Sabtu (28/7) sekira pukul 17.00 WIB.
"Artinya RS GPI sudah melakukan kelalaian, wajib RS GPI minta maaf atas kelalaian tersebut," kata Irma saat dihubungi wartawan di Beji, Depok, Selasa (16/10/2018).
Menanggapi pernyataan bekas Kepala Humas RS GPI Tita Kania dan Wakil Ketua Komisi D DPRD Depok Sahat Farida yang menyebut Dinkes Depok telah menerima penjelasan dari RS GPI.
Irma menegaskan penjelasan dari RS GPI juga itu harus disampaikan kepada Oklavia dan Haryanto sebagai orangtua Rayyan.
Tidak boleh dirahasiakan seperti kata Tita yang kala itu masih bekerja di RS GPI menjabat sebagai Kepala Humas RS GPI.
"Orangtua berhak tau isi penjelasan, yang berkewajiban memberi penjelasan tentu RS GPI," ujarnya.
Terkait pernyataan Sahat yang tidak bisa mengakses hasil penjelasan karena terbentur UU Praktik Kedokteran, Irma mengatakan DPRD dapat memanggil RS GPI dan Dinkes Depok untuk dimintai penjelasan.
Dia menyatakan hal itu sesuai fungsi pengawasan yang dimiliki dan diemban DPRD Kota Depok dalam jalannya pemerintahan.
"DPRD bisa panggil RS GPI dan Dinkes Depok, itu fungsi mereka," tuturnya.
Sebagai informasi, dampak dugaan keterlambatan pemberitahuan itu mengakibatkan usus Rayyan dipotong sekira dua sentimeter dan kulit perutnya mengelupas karena terinfeksi gas dan kotoran yang tertahan di perut.
Operasi pembuatan saluran pembuangan sementara di perut Rayyan itu dilakukan pada Selasa (31/7) sekira pukul 11.00 WIB.
"Kata dokter ini sudah kelamaan, harusnya begitu tahu kalau enggak ada saluran pembuangan langsung dioperasi. Makannya begitu masuk RSPAD langsung dioperasi. Alhamdulillah sekarang sudah mendapat penanganan medis," kata Oklavia.