Pengamat: Fungsi Skybridge Harus Mampu Buat Tanah Abang Lebih Teratur
Jembatan Penyeberangan Multiguna Tanah Abang yang dapat menampung pedagang kaki lima sudah diluncurkan pada Senin (15/10/2018).
Penulis: Leo Permana | Editor: Y Gustaman
Sementara itu, karena proyek pembangunan skybride baru rampung 78 persen, maka debu material bangunan masih mengepul di area jalan tersebut.

Sejumlah pejalan kaki dan pengendara motor yang melintas yang tak memakai masker pun langsung menutup hidung dan menyipitkan matanya.
JPM Tanah Abang dibuka langsung Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi, bersama Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, Harlem Simanjuntak.
Irwandi mengatakan proyek pembangunan masih berlangsung hingga 30 Oktober 2018.
Lalu lintas di Jalan Jatibaru sementara akan ditutup kembali di atas pukul 19.00 WIB karena ada pengerjaan proyek.
Sementara mulai Selasa, 16 hingga 30 Oktober 2018, Jalan Jati Baru bisa dilewati mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB.
"Nanti mereka selesai (proyek), siap-siap, semua dipinggirin, pukul 05.00 WIB mobil umum, warga, kendaraan angkot, pribadi bisa lewat," tukas dia.
Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna, menanggapi positif pembangunan JPM Tanah Abang yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Menurut dia JPM menjadi wadah untuk menampung PKL yang selama ini tidak diakui keberadaannya, tapi ada dalam faktanya.
"Jadi jelas di Tanah Abang itu, PKL akan mendapatkan peluang usaha dan pejalan kaki pun difasilitasi di dalamnya," kata Yayat saat dihubungi terpisah.
Ia menjelaskan fungsi lain skybridge ini akan menghubungkan keterbangkitan perjalanan yaitu dari Stasiun Tanah Abang menuju tempat kegiatan bisnis, yaitu Gedung F Pasar Tanah Abang.

"Benar skybridge ini akan hidup ya, tapi sekali lagi untuk ditata adalah bagaimana daya tampungnya, daya tampung skybridge ini jangan sampai begitu (pedagang) ditaruh di atas kondisinya tidak terkendali lagi," ujarnya.
"Jadi yang penting sekarang ini bagaimana kalau skybridgenya dibuka, dia harus mampu buat di Tanah Abang menjadi lebih baik, yang paling penting adalah bagaimana membuat Tanah Abang menjadi lebih baik, lebih teratur," lanjut Yayat.
Dosen Universitas Trisakti ini mengkhawatirkan jika nantinya Jalan Jatibaru dibuka, kemungkinan angkot akan kembali mengetem di sekitar lokasi.
"Menjadi masalah atau tantangan adalah kalau Jalan Jatibaru dibuka apakah angkotnya ngetem atau enggak?" ungkap Yayat.