Pilpres 2019
Prabowo Sebut 99 Persen Rakyat Indonesia Hidup Pas-pasan, Ali Ngabalin Ungkap Fakta Sesungguhnya
Prabowo sebut 99 persen rakyat Indonesia hidup pas-pasan, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin ungkap fakta sesungguhnya
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Menanggapi pernyataan dari Alex, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menyebutkan jika kondisi ekonomi makro Indonesia itu stabil.
• Ivan Gunawan Ketahuan Pajang Foto Ayu Ting Ting di Rumahnya, Ruben Onsu Emosi: Ini Cewek Gak Beres!
• Panik Karena Rumah dan Mobilnya Dicoret-coret, Reaksi Billy Syahputra ke Sopir Jadi Sorotan
"Dilihat dari pertumbuhan ekonomi, penurunan angka kemiskinan, inflasi dan pengangguran yang rendah. Artinya harga yang datar dan stabil memberikan isyarat penting ekonomi bagi bangsa dan negara," ucapnya.
Ali Ngabalin kembali menegaskan posisinya menjadi narasumber tersebut bukanlah sebagai juru bicara atau tim kampanye Jokowi melainkan sebagai wakil pemerintahan.
"Saya dari kantor staf kepresidenan, jadi juru bicara pemerintah. Karena itu, apa yang dicapaikan pemerintah harus disampaikan menurut narasi dan diksi yang ada," tuturnya.
Ali Ngabalin menuturkan, isu ekonomi yang membawa nama emak-emak merupakan hal bagus.
Namun, Ali menegaskan ia tak akan mengomentari ranah tersebut.
"Tapi saya akan mengatakan, apa yang dilakukan pemerintah saat ini memberikan harapan kepada masa depan kehidupan ekonomi berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Ali mengungkapkan, beberapa cara yang dilakukan pemerintahan Indonesia terkait emak-emak dan bagaimana dampak pembangunan infrastruktur bagi mereka.
"Kalau orang yang tidak pernah ke Jayapura atau tak berasal dari sana, maka dia bisa punya pertanyaan seperti adinda (red: host) tadi," tuturnya.
Ali mengungkapkan, ketika seseorang berada dari Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua setelah memetik hasil perkebunan maka ia harus menghabiskan beberapa hari perjalanan menuju kota Jayapura agar bisa menjual barangnya tersebut.
"Ada orang dari Arso setelah memetik hasil perkebunannya maka emak-emak itu dengan sirih dan kelapanya harus melewati 4 - 5 hari untuk masuk ke Kota Jayapura. Kenapa? karena infrastruktur, jalan," tuturnya.
Meski demikian, kondisi tersebut diklaim Ali Ngabalin sudah tidak ada lagi.
• Polemik Dana Hibah Bantar Gebang, Pemprov DKI Tunaikan Kewajiban Rp 194 Miliar, Ini Rinciannya
• Cerita Sandiaga Uno Tentang Musisi Legendaris Gombloh, Bukan Hanya Soal Memuji Karya-karyanya
Kini, masyarakat hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk masuk ke Kota Jayapura.
"Hari ini mulai dari Sorong, Aimas 1, Aimas 2 atau Manokwari, mereka hanya butuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam, barang mereka bisa terjual di Kota Jayapura," ungkapnya.
Ali menegaskan, keadaan tersebut mengartikan jika pemerintah memperhatikan infrastruktur terkait kondisi jalan yang memudahkan masyarakat alias emak-emak untuk menjual barangnya seperti sirih.