Pilpres 2019
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul di Kelas Ekonomi Mapan Versi LSI Denny JA
Kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet beberapa waktu lalu mendongkrak elektabilitas pasangan calon Jokowi-Ma'ruf di kalangan pemilih ekonomi mapan.
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet beberapa waktu lalu mendongkrak elektabilitas pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin di kalangan pemilih ekonomi mapan.
Hal itu disampaikan oleh peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, saat memaparkan hasil survei di Graha Dua Rajawali, Pulogadung, Jakarta Timur.
"Di pemilih kelas ekonomi mapan, Jokowi-Ma'ruf yang sebelumnya unggul di segmen ini, makin memperlebar jarak elektabilitasnya dengan pasangan Prabowo-Sandi," ujar Ikrama, Selasa (23/10/2018).
Menurut hasil survei LSI Denny JA pada September 2018 di segmen pemilih ekonomi mapan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 46.2 persen.
Sedangkan, elektabilitas pasangan calon Prabowo-Sandi di kalangan pemilih ekonomi mapan sebesar 43,8 persen.
Setelah berita hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin mengalami kenaikan, yaitu pada Oktober 2018 menjadi sebesar 54,8 persen.
"Sementara dukungan Prabowo-Sandi di pemilih kelas ekonomi mapan mengalami penurunan. Saat ini dukungan di pemilih ekonomi mapan sebesar 34,5 persen," ujar Ikrama.
Dalam proses surveinya, LSI Denny JA menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 1.200, yang dilakukan pada 10 hingga 19 Oktober 2018.
LSI Denny JA memakai teknik wawancara tatap muka responden dan menggunakan kuisoner, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen. Dilengkapi FGD, analisis media, dan indepth Interview.
Pemilih di kelas terpelajar dan ekonomi mapan merupakan kelompok yang cukup sering menggunakan media sosial, sehingga kasus hoaks Ratna Sarumpaet mempengruhi elektabilitas kedua pasangan calon.
"Pemilih yang berasal dari kalangan terpelajar dan ekonomi kelas atas lebih banyak mengakses informasi sehari-hari. Termasuk informasi politik, terutama di media sosial," ujar Ikrama.