Main Piano Lalu Pesan Kopi, FX Ong Kumpulkan Karyawan Jelang Ditemukan Tewas
Fransiskus Xaverius (FX) Ong sempat bermain piano sebelum nekat mengakhiri hidup bersama dua anak dan istri.
Korban ditemukan ada memegang senjata, namun kepastian bunuh diri atau tidak masih menunggu hasil pemeriksaan tim forensik.

Yang jelas, semua peluru masih bersarang di kepala keempatnya.
"Saat ini kita juga masih menunggu hasil dari scientific investigation, untuk lebih memastikan bunuh diri atau bukan," ujarnya.
Jenderal bintang dua ini memastikan senjata api jenis revolver bertulis made in Taiwan itu ilegal.
"Korban ditemukan memegang senjata dan semua peluru bersarang di kepala. Sejauh ini dipastikan senjata api ini tak ada izin alias ilegal, kami sudah cek ini semuanya," ujarnya.
Namun, untuk memastikan apakah senjata api adalah organik ataupun non organik, belum bisa dipastikan.
Akan tetapi nomor senjata api sejauh tidak ada terdaftar di perbakin atau di polisi.
• Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga Muhajir Ditembak Mati, Diringkus di Riau
• Pengendara Sepeda Motor Selamatkan Seorang Perempuan yang Ingin Bunuh Diri di Flyover Ciputat
Untuk mendalami berbagai kemungkinan penyebab kematian satu keluarga ini, polisi juga memeriksa ponsel, laptop dan sejumlah barang bukti di rumah korban.
"Keseharian kepala keluarga dikenal sering fitnes dan memiliki bentuk tubuh yang sehat dan atletis. Namun, Fransiscus dikenal tertutup untuk masalah pribadi," ujarnya.
Kabar tewasnya FX Ong alias Amat bersama istri dan dua anaknya diketahui petugas kepolisian dari pembantu yang menemukan para korban sudah tidak bernyawa lagi di dalam kamar masing-masing.
Dari informasi yang dihimpun, sekitar pukul 06.00, dua asisten rumah tangga korban, Dewi (28) dan Sarah (20), hendak beraktifitas untuk membuat sarapan serta membersihkan rumah.
Saat masuk ke dalam kamar Rafael, Dewi dan Sarah, kedua asisten rumah tangga itu terkejut melihat korban dalam keadaan tertelungkup bersimbah darah dan ditemukan luka bekas tembakan di bagian kepala.

Lantas, mereka pun berteriak minta tolong.
Para tetangga yang mendengar teriakan itu, langsung berdatangan ke rumah korban bersama ketua RT setempat, Purwadi.
Usai menemukan anak korban, mereka langsung menghubungi pihak kepolisian.
Pukul 07.30 WIB, anggota Polsek Kalidoni dan Polda Sumsel datang ke lokasi dan menemukan tiga korban lain yang juga tewas tertembak di bagian kepala, yakni Kathlyn Fransiskus anak perempuan korban dalam keadaan terlentang di dalam kamar, selanjutnya Fransiskus Xaverius Ong dan Margaret Yentin Liana dengan tertembak di dagu dalam satu kamar. (sripo/bew)