Demi Bayar Kontrakan, Juminten Rela Dorong Troli Jual Bubur Sumsum Keliling Cipete Utara

Setiap beranjak sore, Juminten berkeliling menjajakan bubur sumsum yang ia dorong dengan troli di wilayah Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Penjual bubur sumsum dengan Troli Juminten di Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa (30/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Setiap sore, Juminten berkeliling menjajakan bubur sumsum yang ia dorong dengan troli di wilayah Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Troli berbahan besi itu dipadukan dengan empat tiang berbahan bambu yang di atasnya tertutup terpal biru.

Perempuan berusia 41 tahun itu mendorong troli itu mengelilingi Jalan Bunga Mawar menuju Jalan Bunga Flamboyan.

Tampak ia singgah sejenak di depan rumah yang memesan dagangannya.

Ia tak hanya menyediakan bubur sumsum ada juga kacang hijau, maupun es mambo.

"Saya buat bubur sumsum ini sendiri di rumah, gula merahnya juga nikmat karena asli pakai gula Jawa bukan pemanis buatan," sambil menunjukkan sebongkah gula jawa kepada TribunJakarta.com pada Selasa (30/10/2018).

Penjual bubur sumsum dengan Troli Juminten di Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa (30/10/2018).
Penjual bubur sumsum dengan Troli Juminten di Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa (30/10/2018). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Ia beralih menggunakan troli besi lantaran lebih mudah saat menjajakan bubur sumsum di sekitar kompleks rumah.

"Saya beli troli besi ini seharga 150 ribu rupiah di pasar loak. Setelah itu, saya dan suami memodifikasinya hingga dagangan saya bisa di taruh di dalamnya," terangnya.

Di dalam trolinya, terdapat dua panci yang berisi biji salak dan bubur sumsum.

Presiden Jokowi Tinjau Posko Lion Air JT610 di Tanjung Priok

Tekuk SMA Don Bosco 2, SMAN 21 Jakarta Melaju ke Babak Semifinal DBL DKI Jakarta East Region 2018

Tak lupa diselipkan kuah manis gula jawa yang yang diisi di dalam botol bekas.

"Di depan troli ada ember berisi es mambo isi coklat samping troli ada kacang hijau dan piring-piring styrofoam serta sendok plastik," sambungnya.

Dulu, saat pertama kali menjajakan bubur sumsum berkeliling, Juminten menggendong dagangannya seperti tukang jamu.

"Tapi semenjak dagangan saya tumpah, dan tumpahan itu mengenai punggung saya, akhirnya saya memutuskan cari cara lain. Sudah sering dagangan saya tumpah dan mengenai punggung saya. Kuah biji salak pas lagi panas-panasnya," ujarnya lalu tertawa.

Demi mencukupi hidupnya, Juminten rela membantu suaminya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved