Kapasitas Mesin Pompa Ditingkatkan Tapi Belum Diuji Coba: Banjir di Bekasi Hingga Kendaraan Terimbas
Jalan KH Noer Ali akses jalur Kalimalang, Bekasi Barat dilanda banjir, Selasa (30/10/2018).
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM - Jalan KH Noer Ali akses jalur Kalimalang, Bekasi Barat dilanda banjir, Selasa (30/10/2018).
Titik banjir berada persis di kolong tol JORR tepatnya di dekat Grand Kota Bintan Bintara, Bekasi Barat.
Imbasnya, lalu lintas dari arah Jakarta menuju Bekasi pun menjadi tersendat.
Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi, Yudianto, Penyebab banjir di Jalan KH Noer Ali jalur Kalimalang karena mesin pompa sedot air mengalami masalah teknis hingga tidak berfungsi ketika air mulai menggenangi jalan.
Padahal, kata dia, kapasitas mesin pompa yang berada di bawah kolong tol JORR baru saja ditingkatkan.
"Ini sebenarnya baru kita tingkatkan kapasitas mesinnya, tapi memang belum diuji coba, ternyata pas ada hujan mesinnya malah tidak berfungsi," kata Yudianto saat dijumpai usai mengecek mesin pompa di bawah kolong Tol JORR, Selasa (30/10/2018).
Dikatakannya bahwa, mesin pompa air tersebut memiliki kapasitas penyedotan sebesar 80 liter perdetik, lalu pihaknya mencoba meningkatkan kapsitas menjadi 150 liter perdetik.
"Kalau mesinnya berfungsi enggak mungkin akan banjir seperti ini, saat ini juga kita upayakan melakukan perbaikan secara cepat agar mesin pompanya dapat berfungsi," katanya.
• Pemkot Depok Belum Miliki Data Titik Rawan Banjir
• BPBD Kabupaten Bekasi Kirim Personel Bantu Pencarian Korban Pesawat Lion Air JT610
Sementara itu, Yudianto menerjunkan satu unit mobil mesin pompa air untuk mempercepat penanganan banjir di jalur Kalimalang kolong Tol JORR.
"Kalau pakai mobil pompa air ini penanganan paling lama sekitar 30 menit asal tidak hujan lagi, tapi kita upayakan tim kami melakukan perbaikan mesin pompa agar segera berfungsi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, sistem drainase di jalur kalimalang tidak berfungsi secara maksimal, ditambah jalur Kalimalang kolong Tol JORR memiliki kontur tanah yang rendah sehingga air mudah mengenang di jalur tersebut.
Kendaraan mogok
Seorang pengendara motor, Indra mengatakan, banjir di jalur Kalimalang kolong tol JORR kerap terjadi.
Dia yang berkendara dari arah Jakarta menuju Bekasi mengaku lalu lintas sangat padat akibat banyak kendaraan yang berhenti akibat takut menerjang banjir.
"Tadi dari arah Jakarta mau ke Bekasi, sebelum banjir itu lalu lintas udah macet banget dari mulai Sumber Arta, gak tahu ada apaan pas sampe kolong tahunya banjir mau gak mau saya terobos," kata Indara.
• Dampak Hujan Deras Minggu Malam, Volume Sampah di Kanal Banjir Barat Meningkat
• Petugas KPLP Angkat Sebuah Rok dan Sandal Diduga Milik Pramugari Lion Air JT610
Akibat menerobos banjir, sepeda motor yang dikedarainya sempat mogok namun akhirnya setelah air di dalam knalpot dan mesin ditiriskan, motor kembali bisa dinyalakan.
"Tadi karena keredem air, abis itu saya miringin motornya biar airnya keluar, setelah itu coba disela berkali-kali akhirnya nyala," jelas dia.
Selain Indra, sejumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat juga diketahui mogok usai menerobos banjir setinggi lutut orang dewasa.
Jasa dorong kendaraan mogok
Sejumlah anak kecil memanfaatkan banjir untuk mengais rupiah dengan cara membantu mendorongkan motor atau mobil yang mogok akibat menerjang banjir.
Haikal (10), bocah kelas empat SD itu sengaja datang berbondong-bondong dengan teman sebayanya untuk membantu mendorongkan kendaraan, dari hasil mendorong itu dia dan bocah lainnya kerap diberikan imbalan oleh para pengendara motor.
"Saya tinggal di kampung Setu, Bintara deket sini, emang sering dorongin motor kalo pas banjir," ungkap Haikal.
• Terbang dari Amerika Serikat, Tim Boeing Temui Pejabat Lion Air Besok
• Pahami Peraturan, Ini Jadwal dan Lokasi Ujian SKD CPNS 2018 Kemenag
Saat momen banjir seperti ini, uang yang didapat biasanya dikumpulkan lalu dibagi-bagi kesesama teman satu kelompoknya.
"Tadi kesini berenam, kalo dorongnya pas bareng-bareng duitnya dibagi-bagi, tapi kalo pas dorong cuma sendiri atau berdua ya buat saya aja atau bagi berdua," ungkapnya.
Dari hasil mendorong kendaraan, dia biasanya bisa meraup pundi-pundi uang sekitar Rp 20 hingga 30 ribu.
"Kan seikhlasnya, gak pernah minta dikasi berapa, ada yang ngasih dua ribu kalau yang gede pernah ngasi lima ribu atau sepuluh ribu," jelas dia.
Sementara itu, bocah lain bernama Kamal (12) mengatakan, biasanya aktivitas mendorong motor dan mobil yang mogok tidak lama, sekitar satu jam hingga air mulai surut.
"Kalau udah surut yaudah kita paling pulang atau main air disini," ungkap Kamal.
(TribunJakarta/ Yusuf Bachtiar)