Di Balik Senyum dan Sapanya, Pramugari Punya Tanggung Jawab Besar hingga Bertaruh Nyawa

Di balik senyum dan sapanya, pramugari punya tanggung jawab besar hingga bertaruh nyawa. Simak penjelasannya!

Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNNEWS.COM
Pramugari di pesawat Kepresidenan RI jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) saat mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blangbintang, Aceh Besar, Rabu (16/4/2014). 

"Setelah terkonfirmasi keadaan emergency dari pilot. Standarnya FA (flight attendant) bertugas memberikan instruksi arahan untuk keselamatan ke penumpang disesuaikan dengan keadaan emergency-nya," ujar Ayu.

Selain memprioritaskan keselamatan penumpang, seorang awak kabin juga bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang selama di dalam pesawat untuk memberikan kesan perjalanan udara yang menyenangkan.

Padahal, berbagai kemungkinan buruk terkait keselamatan penerbangan mungkin saja terjadi.

Perubahan tekanan, cuaca ekstrem, kelalaian manusia (awak maupun penumpang), kerusakan teknis pesawat, semuanya mengancam keselamatan siapa saja yang ada di sebuah penerbangan.

Namun, seorang pramugari harus mampu menenangkan penumpang dan membantu mereka untuk dapat selamat dari keadaan terburuk.

Meskipun, dirinya sendiri juga sama-sama berada dalam bahaya. Hal-hal tersebut kiranya dapat menggambarkan profesi menjadi seorang awak kabin.

Pekerjaan yang selama ini banyak dipandang menyenangkan, ternyata menyimpan tanggung jawab yang tinggi, hingga bertaruh nyawa.

Perjalanan panjang pun harus mereka tempuh sebelum akhirnya mendapatkan lisensi atau ijin mengudara dari Kementerian di bawah Dinas Perhubungan dan Transportasi Udara.

"Seorang FA melewati tahapan training simulasi di training center lalu melakukan training terbang langsung didampingi oleh FA senior, sampai melaksanakan tes-tes dari mulai materi, psikologi dan kesehatan," ucap Ayu.

Nah kalau Anda selama ini masih mengira menjadi pramugari hanya perlu modal fisik sempurna, Anda jelas salah.

Jika boleh mengutip ucapan salah seorang pramugari Lion Air, Stefani, "saat kami siap terbang, semua yang kami cintai telah kami tinggalkan di ujung landasan".

Sudah terbayang betapa besar tanggung jawab pekerjaan mereka? (Intisari/Aulia Dian Permata)

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved