Jadi Penyanyi Karaoke Keliling, Ibu Ini Berjuang Hidupi Anaknya Jadi Sarjana Farmasi

Menapaki jalanan ibu kota dengan mengamen ditempuh Eno untuk membantu biaya kuliah anaknya di sebuah kampus swasta.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Penyanyi keliling, Eno Tias (41), ditemui di Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Senin (5/11/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, MAMPANG PRAPATAN - Pengeras suara berbobot lima kilogram selalu tersandang di pundak Eno Tias (41) menyusuri jalanan dan gang di Kemang, Jakarta Selatan.

Tak hanya bermodalkan pengeras suara untuk bernyanyi, Eno juga bersolek diri untuk menggaet hati masyarakat yang ia hampiri demi mendapatkan barang sekeping atau selembar rupiah.

Eno mempersiapkan segalanya untuk mengamen sampai pakaian. Ia mempercantik diri dengan kain batik yang membelit pinggang dan selendang tergantung di lehernya.

Perempuan bertubuh mungil ini tanpa malu bernyanyi kepada khalayak di jalan yang ia lewati.

"Saya sudah delapan tahun bekerja mengamen seperti ini. Saya bekerja untuk hidupi anak saya," cerita Eno kepada TribunJakarta.com, Senin (5/11/2018).

"Sebelumnya saya bekerja sebagai penjual makanan di kantin sekolah. Tapi penghasilannya enggak seberapa," sambung dia.

Ia membanting tulang dengan mengamen menyusuri jalanan Ibu kota lantaran harus membiayai anak semata wayangnya.

"Saya single parent, saya bekerja untuk anak saya. Anak saya sudah kuliah di Mercu Buana mengambil Farmasi. Dia juga kerja, tapi untuk biayai kebutuhan hidupnya sementara saya biayai kuliahnya," ucap Eno yang tinggal di Bintaro itu.

Setiap hari Eno mengamen dari siang hingga malam.

"Setiap hari setelah Zuhur saya langsung ngamen di Kemang, nanti jam tujuh selesai. Seharian ngamen dapet Rp 200 ribu lebih mending ketimbang saya jualan di kantin dulu," terang dia.

Di kala mengamen, tak jarang ia mendapat perlakuan kasar hingga menyakitkan hatinya.

"Pernah ada yang melecehkan saya saat ngamen, tapi saya sabar enggak saya gubris. Selain itu sering juga diusir saat lagi ngamen," papar perempuan asal Wonogiri itu.

Ia tak ingin meminta bantuan kepada suaminya yang telah meninggalkannya.

"Saya enggak mau minta-minta, saya kerja keras dan yang penting halal. Untuk biaya kuliah anak saya dan hidup saya," tandas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved