Satu Keluarga Tewas

Pencarian Barang Bukti Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Dihentikan, Ini yang Dilakukan Polisi

"Ada satu regu terdiri dari enam orang penyelam dari Ditpolair Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Prosesi ibadat penghormatan terakhir dan upacara adat batak di Gereja Lahai Roi, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur bagi satu keluarga korban pembunuhan sadis di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (14/11/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI - Sebanyak enam penyelam dari Direktorat Polisi Perairan Polda Metro Jaya diterjunkan untuk mencari barang bukti linggis yang dibuang Haris Simamora di Kalimalang.

Setelah membunuh Diperum Nainggolan (38) dan tiga anggota keluarganya menggunakan linggis, Haris membuangnya di aliran Kalimalang, tepatnya di dekat Jembatan Tegal Danas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.

"Ada satu regu terdiri dari enam orang penyelam dari Ditpolair Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di lokasi pencarian pada Sabtu (17/11/2018).

Argo menambahkan, beberapa penyelam saat ini sudah mencari. Pihaknya terlebih dahulu mengecek arus air dan kepekatan jarak pandang.

"Kita lihat bagaiamana prosesnya, tunggu saja," sambung Argo.

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi saat ini terlihat dua orang penyelam sudah terjun ke Kalimalang. Sisanya bertugas di bibir kali sambil memegang tambang yang terhubung langsung ke tubuh dua penyelam yang lebih dulu terjun.

Tim penyelam juga memasang tambang yang membentang dari sisi utara dan selatan Kalimalang yang digunakan sebagai pengait untuk penyelam yang mulai memasuki dasar sungai.

Arus deras hingga pandangan minim sulitkan penyelam

Kondisi arus Kalimalang di dekat Jembatan Tegal Gede, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, cukup deras.

Di situlah Haris Simamora membuang barang bukti linggis yang dipakainya untuk membunuh satu keluarga di Bekasi pada Selasa (13/11/2018).

Bripka Rukiyat, anggota Direktorat Polisi Perairan Polda Metro Jaya yang ikut operasi pencarian barang bukti mengatakan, proses penyelaman tidak bisa sembarang. Penyelam terlebih dahulu mempelajari arus Kalimalang.

Penyelam Ditpol Air Polda Metro Jaya mencari linggis yang dibuang Haris Simamora di Kalimalang, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Sabtu (17/11/2018).
Penyelam Ditpol Air Polda Metro Jaya mencari linggis yang dibuang Haris Simamora di Kalimalang, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Sabtu (17/11/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

"Alirannya deras, kedalaman juga diperkirakan mencapai lima meter," ungkap Rukiyat pada Sabtu (17/11/2018).

Kondisi air Kalimalang cukup keruh, ditambah lumpur yang cukup tebal di dasar sungai sehingga menyulitkan proses pencarian.

“Jarak pandang sangat sulit terlihat,” katanya.

Proses pencarian masih berlangsung, sebanyak satu tim yang terdiri dari enam orang penyelam Ditpolair Polda Metro Jaya diterjunkan.

Diduga linggis dibuang dekat pintu air

Penyelam dari Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Metro Jaya mengalami sejumlah kendala diantaranya arus Kalimalang yang kian deras sehingga membahayakan penyelam.

Iptu Ketut Suwastika salah satu penyelam mengatakan, selain arus yang sagat deras, kendala lain yakni posisi dibuangnya barang bukti linggis yang ditunjukkan pelaku Haris Simamora berada dekat dengan pintu air.

"Kami terbentur dengan pintu air, jadi terlalu dekat dengan pintu air sehingga kita tidak bisa bertahan lama di bawah," kaya Ketut.

Selain itu kata dia, kondisi air Kalimalang sangat keruh sehingga menyulitkan penyelam saat pencarian. Peyelam saat di dasar sungai hanya bisa meraba karena jarak pandang gelap.

Ditambah kata dia, kondisi dasar sungai Kalimalang juga terdapat lumpur yang cukup tebal. Kedalaman kata Ketut diperkiran sekitar lima meter.

"Memang posisi di bawah lumpur cukup bervariasi hampir seperti di sawah, jadi kendala itu ada arus, lumpur, dan pintu air terlalu rapat, jadi kita jaga keselamatan anggota, jangan sampai di bawah kebentur pintu air," jelas dia.

Sejauh ini, pihaknya juga masih akan menunggu perintah lanjutan, jika proses pencarian dilakukan kembali, tim penyelam siap diterjunkan.

"Hari ini karena perkembangan tadi tambah sore tambah deres, nanti nunggu perintah dari komandan di Polda, nanti kita yang jelas secara teknis kita siap saja lakukan penyelaman," katanya.

Pencarian dihentikan

Pencarian barang bukti linggis dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi dihentikan lantaran arus Kalimalang kian deras.

Iptu Ketut Suwastika, penyelam Direktorat Polair Polda Metro Jaya mengatakan, pihaknya terpaksa menghentikan pencarian setelah dua kali penyelaman.

"Kita sangat berupaya menemukan barang bukti, kendala yang dihadapi di bawah itu arus yang sangat kuat sekali," kata Ketut di lokasi pencarian Kalimalang di dekat Jembatan Tegal Danas, Cikarang Pusat, Sabtu (17/11/2018).

Semakin derasnya arus Kalimalang diduga lantaran hulu sungai hujan sehingga debit air meningkat.

Dua penyelam Ditpolair Polda Metro Jaya menyelam di Kalimalang tepatnya di dekat Jembatan Tegal Gede, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Sabtu (17/11/2018) untuk mencari linggis yang dipakai pembunuh satu keluarga di Bekasi.
Dua penyelam Ditpolair Polda Metro Jaya menyelam di Kalimalang tepatnya di dekat Jembatan Tegal Gede, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Sabtu (17/11/2018) untuk mencari linggis yang dipakai pembunuh satu keluarga di Bekasi. (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Pantauan TribunJakarta.com, tim penyelam hampir dua jam mencari linggis yang dibuang pelaku Haris Simamora.

"Bisa jadi karena arus, mungkin hujan di hulu tentu arus tambah kencang, bisa jadi bergeser (barang bukti)," jelas dia.

Pihaknya akan menunggu perintah lanjutan, jika proses pencarian dilakukan kembali, tim penyelam siap diterjunkan.

Langkah yang dilakukan polisi

 Proses pencarian barang bukti linggis kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi yang di buang Tersangka Haris Simamora di Kalimalang, dekat Jembatan Tegal Danas, Kecamatan Cikarang Pusat, belum membuahkan hasil, Sabtu (17/11/2018).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, jika barang bukti linggis tidak dapat ditemukan, pihaknya akan tetap membuat berita acara terkait upaya pencarian yang dilakukan.

"Kalau sudah kami cari tapi tidak ada, sudah ada aturan hukum yang mengatur, bisa kita buat berita acara pencarian barang bukti tidak ditemukan," kata Argo di Cikarang.

Dia menambahkan, tujuan dilakukan pencarian barang bukti linggis ialah untuk menguatkan pengakuan tersangka yang melakukan pembunuhan terhadap Diperum Nainggolan dam istrinya Maya Boru Ambarita mengenakan alat tersebut.

“Harus dibuktikan menggunakan apa menurutnya. Kalau pake linggis kita cari linggisnya,” kata Argo.

Adapun tambah Argo, linggis yang digunakan Haris Simamora untuk menghabisi nyawa korban berukuran 80 centimeter.

"Dari pengakuan tersangka sekitar 80 centimeter,” kata Argo.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Sabtu (17/11/2018).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Sabtu (17/11/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menerjunkan satu tim penyelam yang terdiri dari enam orang untuk melakukan pencarian barang bukti linggis kasus pembunuhan yang dilakukan Haris Simamora terhadap empat anggota keluarga Diperum Nainggolan.

Tima penyelaman berasal dari Direktorat Polisi Perairan (Dirpolair) Polda Metro Jaya. Selama kurang lebih dua jam pencarian, tim belum mampu menemukan barang bukti linggis tersebut.

Adapun sejumlah kendala yang terjadi yakni derasnya aliran arus Kalimalang, ditambah dasar kali yang berlumpur hingga menyulitkan jarak pandang, serta titik dibuangnya linggis terlalu dekat dengan pintu air hingga dikhawatirkan membahayakan penyelam.

Sejauh ini, belum dipastikan apakah proses pencarian barang bukti akan dilanjutkan kembali atau tidak, yang jelas, pihak Polair mengaku menunggu perintah dan siap diterjunkan kembali jika proses pencairan dilakukan lagi.

"Hari ini karena perkembangan tadi tambah sore tambah deres, nanti nunggu perintah dari komandan di Polda, nanti kita yang jelas secara teknis kita siap saja lakukan penyelaman," kata Iptu Ketut Suwastika salah satu penyelam Polair. (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved