Satu Keluarga Tewas

Sederet Fakta Proses Pencarian Barang Bukti Linggis Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

“Harus dibuktikan menggunakan apa menurutnya. Kalau pake linggis kita cari linggisnya,” kata Argo.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Sejumlah penyelam menghentikan pencarian barang bukti linggis di kasus pembunuhan satu keluarga lantaran arus Kalimalang deras, Sabtu (17/11/2018). Linggis tersebut dibuang di dekat Jembatan Tegal Danas, Cikarang Pusat. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG - Haris Simamora, tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, mengaku membuang barang bukti linggis yang digunakan untuk mengahabisi nyawa korbannya di Sungai Kalimalang dekat Jembatan Tegal Danas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. 

Sat Resmob Polda Metro Jaya pada Sabtu, 17 September 2018, langsung melakukan pencarian ke lokasi dengan menerjunkan satu tim penyelam yang beranggotakan enam orang dari Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Metro Jaya.

Adapun dari proses pencarian tersebut, terdapat sejumlah fakta-fakta yang dapat dirangkum. 

1. Polisi Hadirkan Tersangka Haris Simamora 

Tersangka kasus pembunugan satu keluarga Haris Simamora turut dihadirkan dalam proses pencarian barang bukti linggis yang dibuang di Kalimalang

Haris dibawa menggunakan mobil Avanza warna hitam milik Sat Resmob Polda Metro Jaya. Ia segaja dihadirkan untuk menunjukkan langsung letak persis dibuangnya barang bukti linggis yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa keluarga Diperum Nainggolan. 

Dia atas jembatan, dia menunjuk dan mengaku bahwa linggis di buang dengan cara dilempar ke bagian tengah kali dekat pintu air. Beberapa kali penyidik mempertanyakan hal sama untuk mengecek konsistensi jawaban Haris.

“Ada di sana pak,” kata Haris sambil menunjuk bagian tengah kali.

2. Arus kalimalang cukup deras serta jarak pandang yang minim, jadi kendala penyelam saat proses pencarian linggis

Penyelam dari Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Metro Jaya mengalami sejumlah kendala diantaranya arus Kalimalang yang kian deras sehingga membahayakan penyelam. 

Iptu Ketut Suwastika salah satu penyelam mengatakan, selain arus yang sagat deras, kendala lain yakni posisi dibuangnya barang bukti linggis yang ditunjukkan pelaku Haris Simamora berada dekat dengan pintu air. 

"Kita terbentur dengan pintu air, jadi terlalu dekat dengan pintu air sehingga kita tidak bisa bertahan lama di bawah," kata Ketut.

Selain itu kata dia, kondisi air Kalimalang sangat keruh sehingga menyulitkan penyelam saat pencarian. Peyelam saat di dasar sungai hanya bisa meraba karena jarak pandang gelap. 

Ditambah kata dia, kondisi dasar sungai Kalimalang juga terdapat lumpur yang cukup tebal. Kedalaman kata Ketut diperkiran sekitar lima meter. 

"Memang posisi di bawah lumpur cukup bervariasi hampir seperti di sawah, jadi kendala itu ada arus, lumpur, dan pintu air terlalu rapat, jadi kita jaga keselamatan anggota, jangan sampai di bawah kebentur pintu air," jelas dia.

3. Proses Pencarian dihentikan setelah dua jam tim Polair melakukan penyelaman.

Tim Polair belum dapat menemukan barang bukti linggis yang dibuang tersangka Haris Simamora. Proses pencarian dimulai sekitar pukul 13.33 WIB hingga 15.24 WIB. 

Adapun proses penyelaman dilakukan sebanyak dua kali secara bergantian. Pertama-tama, satu orang tim penyelam Bripka Rukiyat dengan bermodalkan kacamata renang turun ke Kalimalang untuk mengecek kondisi arus kali. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kondisi arus untuk menentukan metode penyelaman. 

Selanjutnya disusul penyeleman pertama yakni Bripka Dodo Wardoyo, mengenakan perlengkapan penyelaman lengkap dengan tabung oksigen. Bripka Dodo langsung melakukan pencarian ke tengah kali. 

Ia kemudian terlihat menyelam ke dasar kali selama beberapa menit sambil tubuhnya dikaitkan dengan tali perusik sebagai pengaman. Saat Bripka Dodo menyelam, anggota tim lainnya terlihat mengawasi pergerakan sambil memegang tali pengaman yang terhubung dengan penyelam di dasar kali. 

Sempat sesekali Bripka Dodo muncul ke permukaan kemudian menyelam kembali namun barang bukti yang dicari tak kunjung ditemukan. Tidak lama, Bripka Dodok mulai menepi nampak kekalahan.

Kemudian di bibir sungai, nampak penyelam lain yakni Iptu Ketut Suwastika bersiap menggantikan rekannya yang terlihat mulai kelelahan. 

Iptu Ketut langsung menyusuri titik dibuangnya barang bukti linggis, proses pencarian dilakukan hingga mencakup radius 10 meter. 

Berulang kali Iptu Ketut melakukan penyelaman bahkan nayris mendekati pintu air, namun barang bukti yang dicari tidak kunjung ketemu.

Sampai akhirnya, proses pencarianpun terpaksa dihentikan karena sejumlah kendala kondisi arus Kalimalang dan medan di dasar kali. 

"Kita terbentur dengan pintu air, jadi terlalu dekat dengan pintu air sehingga kita tidak bisa bertahan lama di bawah," kata Ketut.

4. Polisi akan buat berita acara proses pencarian jika barang bukti tak kunjung ditemukan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, jika barang bukti linggis tidak dapat ditemukan, pihaknya akan tetap membuat berita acara terkait upaya pencarian yang dilakukan. 

"Kalau sudah kita cari tapi tidak ada, sudah ada aturan hukum yang mengatur, bisa kita buat berita acara pencarian barang bukti tidak ditemukan," kata Argo di Cikarang

Dia menambahkan, tujuan dilakukan pencarian barang bukti linggis ialah untuk menguatkan pengakuan tersangka yang melakukan pembunuhan terhadap Diperum Nainggolan dam istrinya Maya Boru Ambarita mengenakan alat tersebut.

“Harus dibuktikan menggunakan apa menurutnya. Kalau pake linggis kita cari linggisnya,” kata Argo.

Kenalkan Wanita Disampingnya, Sule Mengaku Banyak Janda yang Minta Tolong Kepadanya

Pencarian Barang Bukti Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Dihentikan, Ini yang Dilakukan Polisi

Hingga berita ini diterbitkan, belum dapat dipastikan proses pencarian akan dilanjut atau tidak. Namun Tim penyelam Ditpolair Polda Metro Jaya mengatakan pihaknya masih menunggu perintah lanjutan perihal proses pencarian barang bukti linggis.

"Hari ini karena perkembangan tadi tambah sore tambah deres, nanti nunggu perintah dari komandan di Polda, nanti kita yang jelas secara teknis kita siap saja lakukan penyelaman," kata Iptu Ketut Suwastika penyelam dari Ditpolair. 

Sebelumnya, peristiwa pembunuhan terjadi di sebuah rumah sekaligus toko kelontong di Jalan Nangka 2, Kelurahan Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018).

Peristiwa tersebut menewaskan empat orang anggota keluarga diantaranya Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9), dan Arya Nainggolan (7).

Adapun pelaku pembunuhan dilakukan kerabat dekat dari sang Istri Maya Boru Ambarita bernama Haris Simamora. Motif pelaku melakukan aksi keji itu lantaran dendam akibat sakit hati. 

Pelaku berhasil ditangkap di daeah Garut Jawa Barat, pada Rabu (14/11). Akibat perbuatannya, pelaku diancam hukuman seumur hidup karena dianggap merencanakan pembunuhan satu keluarga. 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved