Pilpres 2019

TERPOPULER - Panitia Reuni Akbar 212 Bungkam Soal Kehadiran Rizieq Shihab

Panitia Reuni Akbar 212 bungkam soal kehadiran Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab di acara reuni tersebut

Editor: Ilusi Insiroh
TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Dewan Penasehat Persaudaraan Alumni 212, Amien Rais, usai Rakornas PA 212 di Aula Sarbini Taman Bunga Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (29/5/2018). TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR 

Jumlah massa yang hadir dalam acara reuni akbar itu tidak sebanyak saat aksi 212 pada 2016.

Akan tetapi, sejumlah tokoh nasional hadir dalam reuni tersebut, di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyoroti soal rencana reuni 212 pada Desember mendatang.

Menurut Said Aqil, reuni 212 boleh-boleh saja digelar, tetapi dengan satu catatan.

"Sebatas dia mensyiarkan reuni ya terserah, asal tidak ada tendensius politik, boleh-boleh saja," ujar Said Aqil di Kantor LPOI, Jalan Kramat 6 no 14 A, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11/2018).

Sebelumnya, seperti diketahui, Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif mengatakan dalam kegiatan Reuni 212 akan menghadirkan kandidat capres dan cawapres.

Apakah kedua pasangan, atau pasangan tertentu saja? Slamet Maarif enggan menjawab lebih lanjut.

"Rencananya begitu. Kami sedang koordinasi dengan tim pemenangan. Siapanya yang datang? Nanti saja. Kandidatnya, semua kalian tahulah," katanya kepada wartawan di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Bukan Sekedar Reuni

Reuni Akbar Alumni 212 yang bakal dilaksanakan pada 2 Desember 2018 dianggap sebagai upaya penggalangan massa untuk mengkritik pemerintah dan mengoleksi dukungan di kalangan pihak oposisi.

Hal itu diungkap oleh Cendikiawan Muslim Luthfi Assyaukanie saat ditemui usai menghadiri Seminar Nasional Reuni Akbar Alumni 212 di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/11/2018).

"Ya ini kan tahun politik sudah pasti setiap ada peristiwa yang berkaitan dengan politik akan dikapitalisasi. Saya duga ini bukan sekadar reuni alumni, tapi mengumpulkan masa, mencari dukungan untuk mengkritik pemerintah, mengoleksi dukungan dikalangan oposisi," ungkapnya.

Pria yang juga terdaftar sebagai dosen di Universitas Paramadina ini menuturkan, bahwa pelaksanaan reuni akbar tersebut bukan hanya sekedar penuntutan kasus Ahok.

Namun ada hal yang lebih besar lagi dari itu. Sebab menurutnya, jika permasalahannya hanya seputar kasus Ahok, maka seharusnya sudah tak perlu lagi menyelenggarakan aksi semacam ini.

"Ada agenda lain yaitu merawat oposisi terhadap pemerintahan jokowi itu masih tetap dirawat. Jadi merawat sentimen anti Jokowi salah satu agendanya," terang Luthfi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved