Sepekan Jelang Reuni 212: Kibarkan 1 Juta Bendera, Spanduk Penolakan, dan Alasan Kepanikan
Reuni Akbar 212 diketahui akan digelar pada 2 Desember 2018 mendatang bertempat di Monas. Kini mulai muncul spanduk penolakan aksi tersebut
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Muhammad Zulfikar
"Spanduk Panik Mulai Ditebar. Spanduk spanduk yg menunjukkan adanya pihak pihak yang panik mulai ditebar di ibu kota. Spanduk itu dimaksudkan agar Tabligh Akbar Reuni 212 GAGAL," tulis Ustaz Tengku Zulkarnain.
Dalam postingan terdapat tiga spanduk penolakan Tablig Akbar Reuni 212 yang disorotinya. Spanduk tersebut antara lain bertuliskan 'Save Indonesia Damai'.
Spanduk tersebut menurutnya, seolah olah acara Tablig Akbar 212 adalah acara kerusuhan dan penebar kebencian.
Padahal, lanjutnya, ketika Tablig Akbar 212 digelar, kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berlangsung khidmat, tidak ada kerusuhan apa pun yang terjadi.
"Bahkan Kapolri yang jauh jauh hari bilang acara akan menimbulkan kerusuhan KECELE, karena tidak terbukti sama sekali. Mana mungkin saat sudah sejuk sekarang ini malah terjadi ketidakdamaian, apalagi kerusuhan? Apakah rasa malu kini sudah hilang karena PANIK...?," tulis Ustaz Tengku Zulkarnain.
Spanduk bertuliskan 'Save Bhinneka Tunggal Ika' juga turut ia pertanyakan. Sangkaan jika Tablig Akbar 212 itu anti Bhinneka Tunggal Ika dibantahnya secara langsung.
• Polda Metro Jaya Belum Terima Surat Acara Reuni Aksi 212 di Monas
• Soal Reuni Akbar 212: Panitia Targetkan 4 Juta Peserta, Ahmad Dhani Punya Usulan Begini
• Panitia Acara Reuni 212 Temu Fadli Zon di DPR RI
"Menggiring opini bahwa Acara Tabligh Akbar Reuni 212 adalah anti Bhinneka Tunggal Ika adalah bentuk fitnah sekaligus kepanikan yang akut," tulisnya.
Spanduk selanjutnya adalah Tablig Akbar Reuni 212 yang disangkakan bakal memicu kemacetan lalu lintas.
Padahal, ia menegaskan, pelaksanaan Tablig Akbar Reuni 212 dilangsungkan pada Hari Minggu, sejalan dengan pemberlakuan kebijakan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day.

"Ada spanduk Bertulisan :"Save Ibukota dari Macet Total". Padahal 2 Desember 2018 adalah hari Ahad. Tidak ada kantor pemerintah yg buka di hari Ahad. Jadi apa sebabnya sehingga mereka khawatir terjadi kemacetan?" tanyanya.
"Padahal selama ini Jalan Thamrin Jakarta ditutup untuk umum pada setiap hari Ahad saat Car Free Day saja, kami, para pembayar pajak tidak protes dan tidak keberatan. Kenapa sekali setahun saja umat Islam, Warga Negara NKRI, mau memakai Jalan Thamrin ada yang kemudian berteriak keberatan seperti orang yang kebakaran bulu kumis....?" sambungnya.
Sedangka spanduk bertuliskan 'Acara Tablig Akbar 212 adalah Politisasi Agama' menurutnya adalah pernyataan sangat lucu dan menggelikan.
Pernyataan tersebut disebutnya sebagai bentuk kepanikan kelompok penentang Tablig Akbar Reuni 212.
"Janganlah menunjukkan kepanikan yang luar biasa walau kemungkinan kalah sudah di depan mata. Menuduh Tabligh Akbar 212 adalah Politisasi agama sungguh pernyataan panik yang sangat menggelikan," paparnya.

3. Polda Metro bersiap