Prostitusi Berkedok Mini Teater di Bali: PSK Dibayar Rp 200 Ribu, Titip Anak Saat Layani Pelanggan
Mini Teater Pazha di di Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng digerebek Polsek Kota Singaraja. Polisi temukan mucikari, PSK dan pria hidung belang.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
"Ada indiksi praktik-praktik seperti ini ada di tempat-tempat tertentu. Akan kami cek dan kami bersihkan dari Kota Singaraja. Secara hukum ada aturan hukum untuk mucikarinya," tutupnya.
Diduga Lebih dari 10 Orang
Di hadapan polisi, Ida Ayu Putu S bersama Kadek DW mengaku hanya mempekerjakan dua orang PSK saja.
Namun polisi menduga kuat, PSK yang bekerja di tempat tersebut lebih dari 10 orang.
Hal ini pun masih dalam penyelidikan polisi.
"Saat kami cek, memang ada ruangan untuk nonton bioskop. Di tempat menonton itu bisa melakukan itu (berhubungan badan). Kalau menginginkan di tempat lain, di belakang mini teater itu, ada kamar-kamar khusus. Artinya memang sudah disiapkan," beber Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Anak Agung Wiranata Kusuma.
PSK Titipkan Anak
Seorang pekerja seks komersil (PSK) disebut polisi tega menitipkan anaknya untuk melayani pria hidung belang.
Hal itu terkuak saat aparat Kepolisian Sektor Kota Singaraja menggerebek mini teater Pazha, yang terletak di Jalan Pulau Komodo, Gang Strawberry Nomor 4, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Polisi menggerebek tempat ini lantaran disinyalir menjalankan praktik prostitusi.
Dari penggerebekan ini, polisi pun mengamankan IAPS (40) asal Kecamatan Sawan, Buleleng, dan pasangan selingkuhannya Kadek DW (38) asal Kecamatan Busungbiu, Buleleng.
Mereka berdua diduga berperan sebagai mucikari.
Bisnis haram ini pun disinyalir telah dilakukan sejak tiga bulan belakangan ini.
Dari penggerebekkan yang dilakukan pada Selasa (27/11/2018), Polisi menemukan dua orang PSK, sedang melayani dua pria berhidung belang.
Serta beberapa alat kontrasepsi (kondom).