Turut Hadir di Reuni 212, Anies Baswedan Beri Catatan Menyentuh, 'Ribuan Pedagang dapat Berkah'
Anies Baswedan terpukau hingga buat catatan kecil mengenai suasana reuni 212.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut hadir di reuni 212 yang dilangsungkan di kawasan Monas, Minggu (2/12/2018).
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJakarta.com, Anies Baswedan tiba sekira pukul 06.25 WIB.
Hadir di tengah keramaian tersebut tampaknya membuat Anies Baswedan terpukau.
Iapun menuliskan sebuah catatan di akun Instagramnya, @aniesbaswedan.
Catatan itu ia lampirkan pada unggahan foto suasana reuni 212 saat berlangsung.

Pada unggahannya itu, Anies Baswedan menyoroti interaksi yang terbangun antara peserta reuni dengan pedagang.
Ia menyebut acara tersebut secara tidak langsung telah mengirimkan rezeki ke ruang keluarga yang sangat sederhana.
Ribuan pedagang, lanjutnya, telah mendapatkan berkah dari kegiatan yang sudah dipersiapkan sejak semalam sebelumnya ini.
Baginya, hal itu sungguh mengharukan.
Satu percakapan yang menyentuh hatinya adalah ketika ia mendapati peserta reuni yang mengikhlaskan kembalian barang yang dibelinya untuk si pedagang.
• Anies Baswedan Bantah Rumor Masuk Monas Harus Bawa KTP DKI Jakarta
• Anies Baswedan Cerita Soal Janji Politik di Ibukota Saat Hadiri Reuni Akbar 212
• Anies Baswedan Dapat Teriakkan Gubernur Indonesia Saat Hadiri Reuni Akbar 212
Follow:
Anies Baswedan merasa interaksi itu sangat mengharukan, mengingat acara tersebut bisa mempersatukan orang-orang yang tak pernah kenal sebelumnya, menjadi saling mengasihi satu sama lain.
Tak sekadar transaksi, gubernur berusia 49 tahun itu menilai acara akbar ini bisa menjadi tabungan pahala serta menghidupkan persaudaraan.
Berikut catatan lengkap dari Anies Baswedan.
"Sebuah gelombang pembawa rezeki bagi yang kecil. Sejak semalam, kehadiran begitu banyaknya orang di kawasan Monas ini telah mengirimkan rezeki ke ruang-ruang keluarga amat sederhana, ekonomi mikro di ibu kota.
Ribuan pedagang makanan, minuman dan dagangan sederhana lainnya mendapatkah berkah dari kegiatan sejak semalam hingga pagi ini di sepanjang area luar pagar kawasan Monas.
Mengharukan melihatnya. Saat mereka yang datang dari berbagai kota, yang jauh hitungan kilometernya dari ibu kota, membeli makanan, minuman atau dagangan lalu mengatakan, 'uang kembaliannya dipegang saja'.
Si penjual tersenyum, mengepal lembaran uangnya ke dada lalu mengucapkan alhamdulillah..
Mata siapa tak membasah menyaksikan orang tak saling kenal tapi saling mengasihi, saling membantu. Itulah transaksi dalam ikhlas, itulah suasana penuh berkah.
Ya, di tempat ini, mereka cuma bertransaksi ekonomi, tak hitung-hitungan lagi, semua seakan ingin menambah tabungan pahala, dan menghidupkan persaudaraan.
Masya Allah, aliran rezeki dari begitu banyak orang hadir di Monas pagi ini telah bermuara di rakyat kecil, pedagang kecil, di ruang sempit rumah tangga mereka.
Semoga ini semua mengantarkan pada kesejahteraan, kemajuan dan kebahagiaan dalam ridho Ilahi," tulis Anies Baswedan pada Minggu (2/12/2018).
Kagum dengan persatuan Indonesia
Sebagai masyarakat Indonesia, Anies Baswedan mengatakan bahwa tak hanya keberagaman Indonesia saja yang dijadikan sebagai hal yang unik, dibandingkan dengan bangsa lainnya.
Menurut Anies Baswedan, masih banyak bangsa negara lain yang jauh lebih beragam dibandingkan Indonesia.
Namun, yang patut diunggulkan, adalah rasa persatuan dari masyarakatnya.
"Kalau bicara keberagaman, banyak negeri lain yang lebih beragam dari kita. Makanyaa yang kita banggakan adalah persatuan," katanya.
• Ingin Jadi Bagian Sejarah Jadi Alasan Masyarakat Ikut Reuni 212
• Monas Penuh, Peserta Reuni Akbar 212 Pilih Istirahat di Pinggir Jalan
• Pemprov DKI Kerahkan 1.080 Petugas untuk Bersihkan Lokasi Reuni 212

Anies Baswedan menilai, sebagai masyarakat Indonesia sudah sepatutnya masyarakat saling menjaga rasa persatuan satu sama lainnya.
Apalagi, saat dipertemukan dalam sebuah acara besar seperti reuni 212 yang dilaksanakan di Monas hari ini.
Meskipun, sebagian besar masyarakat berasal dari latar belakang suku, adat, dan budaya dari daerah yang berbeda.