Reuni 212

Adu Mulut dengan Rocky Gerung Soal Reuni 212, Boni Hargens Soroti Kekuasaan Era Orde Baru

Terlibat adu mulut dengan Rocky Gerung soal reuni 212, pengamat politik Boni Hargens malah menyoroti kepemimpinan Orde Baru.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS/FAHDI FAHLEVI
Rocky Gerung memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa sebagai saksi untuk tersangka kasus berita bohong alias hoaks Ratna Sarumpaet, di Polda Metro Jaya, Selasa (4/12/2018) sekira pukul 11.00 WIB. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Akademisi Rocky Gerung terlibat adu mulut dengan Boni Hargens soal Reuni Akbar 212 yang telah dilaksanakan pada Minggu lalu.

Rocky Gerung mengemukakan pendapatnya saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) dilansir TribunJakarta.com pada Rabu (5/12/2018).

Di awal perbincangan, Rocky Gerung menyoroti sejumlah media yang tak menyiarkan peristiwa Reuni Akbar 212 tersebut.

Menurut Rocky Gerung, peristiwa Reuni Akbar 212 tersebut telah menjadi monumen.

"Kita diingatkan bahwa Reuni 212 itu sesuatu yang memang sebut saja momennya di tahun 2016 tapi kemduian dia menjadi monumen. Dipindah dari momen menjadi monumen," kata Rocky Gerung.

Lebih lanjut Rocky Gerung menuturkan, Reuni Akbar 212 menjadi reuni akal sehat.

Itu soalnya, karena itu saya sebut bahwa 212 itu lepas dari segala macam interpretasi, itu adalah satu reuni akal sehat. Kalau bukan karena akal sehat, itu ada orang iseng ngasih komando, selesai itu istana di depan, berantakan itu Jakarta."

Sebut Reuni Akbar 212 Sebagai Aset Bangsa, Aa Gym Usulkan Ahok Diundang Tahun Depan

Tolak Mentah-mentah Roger Danuarta, Ayah Cut Meyriska: Udah Mundur Aja, Saya Mencari Imam yang Baik!

"Jadi ada kepemimpinan intelektual, ketertiban orang percaya bahwa ide bisa menghasilkan perubahan, ide itu diperlihatkan oleh jumlah, ide yang menjadi jumlah dia berubah dari kuantitas menjadi kualitas," kata Rocky Gerung.

Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung menyayangkan banyak pihak yang meributkan soal jumlah peserta Reuni Akbar 212.

"Jadi ngapain bicara tentang jumlah, kalau itu sudah menjadi kualitas akan diingat sebagai kualitas. Tentang apa, protes terhadap ketidakadilan," ungkap Rocky Gerung.

Rocky Gerung dan Boni Hargens
Rocky Gerung dan Boni Hargens (YouTube/Indonesia Lawyers Club)

"Jadi, soal agama disitu dengan sendirinya karena ada sejarah disitu. Sama saja seperti kita bilang kalau udah satu kali reuni, yaudah enggak usah reuni, buat apa? Loh kalau begitu, jangan rayakan 17 Agustus karena Belanda sudah pergi. Coba otaknya dibikin waras sedikit," kata Rocky Gerung.

Mendengar pernyataan Rocky Gerung tersebut, pengamat politik Boni Hargens memberikan tanggapannya.

"Ini biar lurus. Pertama, menganalogikan ini dengan gerakan Martin Luther King merupakan sebuah kesesatan. Yang dilakukan Luther King yaitu sebuah protes karena penindasan terhadap sebuah etnik. Disini, di 212 siapa yang menindas?" tanya Boni Hargens seraya emosi.

Rocky Gerung Bicara Soal Netral di Tahun Politik, Boni Hargens Tak Sependapat: Ini Filsafat Apa ?

4 Hal Seputar Pengelola TMII yang Tunggak Pajak Rp 1,9 Miliar

Selain itu, Boni Hargens pun menyoroti kepemimpinan di era orde baru.

Menurut Boni Hargens, 32 tahun rezim orde baru berkuasa maka terdapat suatu kehancuran di hak sipil dan politik masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved