Ditinggal Sang Ibu, Yuni Rela Jadi PPSU Banting Tulang Demi Keluarga dan Bercita-cita Jadi Guru

Semenjak Ibunya meninggal, Yuni bekerja sebagai Petugas Penanganan Pra Sarana dan Sarana Umum (PPSU) Ciganjur, Jagakarsa di bagian pertamanan.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Petugas Penanganan Pra Sarana dan Sarana Umum (PPSU) Ciganjur, Yuni yang bertekad meneruskan kuliah pada Kamis (6/12/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Di usianya yang terbilang muda, Yuni (20), telah menjadi tulang punggung keluarga untuk membiayai kehidupan ayah dan ketiga adiknya.

Semenjak Ibunya meninggal, Yuni bekerja sebagai Petugas Penanganan Pra Sarana dan Sarana Umum (PPSU) Ciganjur, Jagakarsa di bagian pertamanan.

Sang ibu kala itu, merupakan seorang petugas PPSU Ciganjur.

Namun kini, Yuni yang harus menggantikan perannya sebagai sosok tumpuan keluarga.

"Dulu ibu saya PPSU, tapi setelah meninggal ibu Sekretaris Lurah Ciganjur menawarkan pekerjaan PPSU kepada saya buat gantikan ibu. Akhirnya saya terima," kata Yuni kepada TribunJakarta.com di RPTRA Ciganjur, Kamis (6/12/2018).

Berperan sebagai pelayan masyarakat, Yuni ditugaskan membersihkan bagian pertamanan yang ada di wilayah Ciganjur.

Namun, ia pun tak jarang diperbantukan sebagai seorang petugas pengecek saldo untuk warga penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) di RPTRA Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Sambil melayani para warga penerima KJP yang silih berganti datang mengecek saldo kartu, ia mengatakan memiliki mimpi menjadi seorang guru Ekonomi.

Sambil menyelam minum air, Yuni bertekad akan tetap terus bekerja menjadi PPSU sambil meneruskan kuliah di jenjang universitas pada tahun mendatang.

"Tekad saya tahun depan daftar kuliah ambil Ekonomi Pendidikan di Unindra. Saya ingin jadi guru ekonomi kelak. Jadi kerja sambil kuliah," bebernya.

Tak lupa, dengan gaji yang ia terima Yuni akan membagi antara pengeluaran untuk biaya kuliah dan biaya ayah serta adik-adiknya yang masih kecil.

"Adik saya yang paling kecil masih TK, yang ketiga masih SD dan di bawah saya masih SMA. Ayah saya sudah terbaring di tempat tidur sakit. Jadi saya bekerja membagi keuangan saya untuk biaya hidup mereka dan nantinya untuk saya kuliah," kata perempuan berhijab itu.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved