Pemerintah Kota Depok Targetkan Penularan HIV Berhenti di Tahun 2025
"Dengan cara mengkampanyekan, orientasi memhamkan kepada masyarakat tentang HIV/AIDS seperti apa," ujarnya.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad menargetkan pengidap HIV di Depok tak lagi bertambah atau kosong di tahun 2025 mendatang.
Menurutnya hal ini merupakan satu hal yang dapat diwujudkan karena dunia kedokteran sampai sekarang belum menemukan cara menyembuhkan AIDS yang merupakan dampak dari HIV.
"Kami ingin tahun 2025 bisa kosong. Kalau kosong dari Odha (Orang dengan HIV/AIDS) tidak ya, karena Odha ini tidak bisa disembuhkan. Tapi paling tidak, tidak menambah masyarakat yang tertular," kata Idris di Car Free Day GDC Depok, Minggu (9/12/2018).
Satu langkah yang dilakukan Pemkot Depok untuk menekan jumlah penularan HIV dengan cara mengkampanyekan bahaya dan memberi pemahaman penyakit HIV.
Dia mencontohkan langkah Warga Peduli Aids (WPA) Kecamatan Cilodong yang dilakukan saat gelaran Car Free Day berlangsung di wilayah perumahan GDC.
"Dengan cara mengkampanyekan, orientasi memhamkan kepada masyarakat tentang HIV/AIDS seperti apa," ujarnya.
Sampai sekarang, Idris menyebut ada sekitar 340 penderita HIV/AIDS di Depok yang tercatat dari mulai janin hingga orang dewasa yang didominasi usia 40 tahun ke atas.
Meski Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mencatat jumlah penularan HIV terbanyak berasal dari kalangan gay, Idris menegaskan Pemkot Depok belum memiliki data pasti berapa jumlah LGBT di Depok.
"HIV/AIDS meningkat karena ketularan. Sekarang ada sekitar 340-an jumlahnya. Itu karena ketidakdisiplinan penderita HIV/AIDS. Kalau buat data LGBT belum punya," tuturnya.
Sebagai informasi, di tahun 2016 mencatat ada 216 yang mengidap HIV, sementara di tahun 2017 tercatat 372 pengidap HIV.