Orangtua Tak Mampu Beli Susu, Bayi Rayyan Kembali Harus Dirawat

Oklavia menuturkan saluran pembuangan Rayyan tersumbat karena sebelumnya Oklavia beralih dari menggunakan susu penambah berat badan ke susu laktogen.

Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Bima Putra
Oklavia Supriatin (39) menimang anaknya, Rayyan Haryo Ardianto, di kediamannya, Beji, Depok, Selasa (28/8/2018). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, BEJI - Oklavia Supriatin (39) dan Haryanto (44), orangtua Rayyan Haryo Ardianto yang lahir tanpa anus pada Juli lalu berharap Pemkot Depok membantu mereka memenuhi kebutuhan susu penambah berat badan yang sangat dibutuhkan anaknya.

Meski kini sudah memiliki anus, bayi malang itu kembali harus dirawat di RSPAD Gatot Soebroto karena saluran pembuangan yang dibuat pada Selasa (13/11/2018) lalu tersumbat.

Dari penuturan dokter RSPAD Gatot Soebroto yang menangani Rayyan, Oklavia menuturkan saluran pembuangan Rayyan tersumbat karena sebelumnya Oklavia beralih dari menggunakan susu penambah berat badan ke susu laktogen.

"Kalau menurut dokter Rayyan enggak bisa BAB karena kemarin saya ganti susunya jadi laktogen, bukan susu penambah berat badan yang sebelumnya dikonsumsi Rayyan. Rayyan sekarang dirawat, baru satu malam dirawat," kata Oklavia saat dihubungi wartawan di Beji, Depok, Minggu (16/12/2018).

Dari penjelasan dokter, Oklavia mengetahui bahwa saluran pembuangan Rayyan tersumbat karena adanya kotoran yang mengeras setelah beralih meninggalkan susu penambah berat badan.

Mahalnya harga susu penambah berat badan ukuran kaleng besar yang mencapai Rp 360 ribu dan hanya bertahan selama satu pekan membuat Oklavia kala itu terpaksa membeli susu laktogen yang harganya lebih murah.

"Susu penambah berat badan mahal, ukuran kaleng besar harganya Rp 360 ribu. Itupun cuma cukup untuk satu minggu. Kemarin pas kontrol disuruh sama dokter balik lagi ke susu yang mahal, mudah-mudahan ada biaya," ujarnya.

Minimnya penghasilan Haryanto yang hanya berkisar Rp 4 juta dan beban harus menghidupi tiga kakak Rayyan membuat pasangan suami istri warga Kecamatan Beji itu kelabakan memenuhi kebutuhan Rayyan.

Terlebih kala Rayyan masih harus menggunakan saluran pembuangan sementara yang dibuat dokter di perut, untuk satu bulannya Rayyan Oklavia dan Haryanto membutuhkan uang sekitar Rp 2.5 juta.

Meski sebelumnya pihak RS Grha Permata Ibu (GPI) dan Pemkot Depok melalui Baznas memberikan bantuan kepada Rayyan.

Operasi di RSPAD Gatot Soebroto Sukses, Bayi Rayyan Kini Memiliki Anus

Usai Rayyan memiliki anus, RS GPI dan Pemkot Depok sudah tak memberikan bantuan apa pun kepada Rayyan yang nyawanya nyaris terancam akibat dugaan kelalaian tenaga medis RS GPI.

"Setelah tau Rayyan selesai operasinya, GPI dan Pemkot Depok sudah enggak ada respon lagi. Waktu itu Baznas kasih bantuan bantuan selama dua bulan, per bulannya Rp 1.5 juta," tuturnya.

Penjelasan dokter RSPAD bahwa masalah penyumbatan di saluran pembuangan tak mesti membuat Rayyan menjalani operasi lagi sedikit membuat tenang Oklavia dan Haryanto.

Kini kotoran yang mengeras dalam perut Rayyan dipompa agar dapat keluar, bila pengobatan berjalan lancar, Rayyan diperbolehkan pulang paling cepat pada Selasa (18/12/2018) nanti.

"Insya Allah enggak sampai operasi lagi. Sekarang tindakan dokter dipompa biar kotorannya keluar. Kalau enggak ada masalah mudah-mudahan sudah boleh pulang," kata Oklavia.

Oklavia sendiri tak berharap bantuan dalam bentuk uang kepada Pemkot Depok dan RS GPI yang sepatutnya bertanggung jawab atas nasib yang menimpa anaknya.

Bila Pemkot Depok, RS GPI ataupun pihak lain memberi bantuan dalam bentuk susu penambah berat badan, dia sangat berterima kasih.

"Enggak bantu uang juga enggak apa, kalau Pemkot Depok, RS GPI mau kasih bantuan dalam bentuk susu penambah berat badan saya makasih banyak. Karena memang Rayyan sangat butuh," lanjut dia.

Sebagai informasi, Oklavia melahirkan Rayyan secara sesar pada Jumat (27/7/2018) sekira pukul 08.30 WIB di RS GPI Depok.

Namun pihak RS GPI yang hingga kini belum meminta maaf secara langsung kepada orangtua Rayyan baru memberitahukan kondisi fisik bayi malang itu pada Sabtu (28/7/2018) sekira pukul 17.00 WIB.

Dampaknya, dokter RSPAD Gatot Soebroto terpaksa memotong usus bayi malang sekira dua sentimeter karena infeksi akibat gas dan kotoran yang tertahan di perut.

Operasi pembuatan saluran pembuangan sementara di perut Rayyan itu dilakukan pada Selasa (31/7/2018) sekira pukul 11.00 WIB.

Tita yang kini tak bekerja di RS GPI kala itu mengatakan penjelasan dari RS GPI ke Dinkes Kota Depok bersifat rahasia dan tak dapat dipublikasikan kepada masyarakat.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinkes. Adapun mengenai informasi medis mohon maaf tidak dapat kami sampaikan karena sifatnya rahasia," jelas Tita, (10/9/2018).

Di awal Agustus lalu bekas Kadinkes Kota Depok Lies Karnawati juga telah menyatakan akan meminta klarifikasi perihal dugaan kelalaian yang membuat nyawa Rayyan nyaris terancam.

Namun Kadinkes Kota Depok yang baru, Novarita justru mengatakan belum menerima penjelasan dari RS GPI terkait dugaan kelalaian penanganan medis terhadap Rayyan Haryo Ardianto yang lahir tanpa anus.

"Saya belum dapat infonya. Laporan dari GPI-nya belum diterima," kata Novarita saat dihubungi wartawan di Pancoran Mas, Depok, Selasa (16/10/2018).

Sementara Wali Kota Depok M. Idris Abdul Shomad hanya menanggapi singkat saat ditanya wartawan terkait masalah yang menimpa Oklavia dan Haryanto.

"Nah kalau itu nanti akan kita selidiki," singkat Idris di Kantor Kecamatan Beji, Depok, Senin (1/10/2018).

Ketika ditanya kembali tentang pernyataan Tita yang mengatakan telah berkoordinasi dengan Dinkes Depok, Idris kembali mengulangi pernyataan yang dilontarkan sebelumnya.

"Iya, nanti akan kita selidiki," ujar Bekas Wakil Wali Kota saat Nur Mahmudi Ismail menjabat Wali Kota Depok.

Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna yang pernah meminta alamat rumah Oklavia dan menyatakan akan membantu biaya rawat jalan pun tak kunjung menyambangi kediaman Oklavia yang jaraknya tak sampai satu jam dari Balaikota Depok.

"Terima kasih infonya, saya teruskan ke Dinas terkait. Saya masih di tanah suci. Alamatnya dimana mas?" ucap Pradi, Senin (10/10/2018).

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved