Kabar Artis
Terciduk Mengintili Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep Beri Pengakuan Hingga Singgung Larangan
Kaesang Pangarep beri pengakuan soal dirinya yang disebut mengintili ayahnya yang juga Presiden Joko Widodo alias Jokowi
Penulis: Ilusi | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM - Putra bungsu Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Kaesang Pangarep terciduk tengah mengintili sang ayah.
Foto Kaesang Pangarep yang sedangan berjalan di belakang Jokowi itu tersebar di sosial media.
Kala itu, Kaesang Pangarep tampak menggunakan kaus oblong berwarna abu-abu yang dipadukan dengan celana berwarna hitam.
Adik Gibran Rakabuming itu juga terlihat memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
Sedangkan Jokowi yang tengah berjalan di depan Kaesang Pangarep tampak menggunakan kemeja putih yang dilaposi jaket berwarna hitam.

Jokowi memadukan pakaiannya dengan sarung kotak-kotak berwarna hitam putih.
Foto tersebut diketahui adalah momen kebersamaan Kaesang Pangarep, Jokowi dan keluarga saat merayakan Tahun Baru 2019.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo merayakan Tahun Baru 2019 di Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor.
Lantas, foto tersebut pun menjadi sorotan warga net di Twitter.
Follow :
Satu di antaranya adalah Hendra.
Hendra menanyakan keberadaan Kaesang Pangarep yang mengikuti Presiden Jokowi.
"@kaesangp ini tukang pisang ngapain ngutit terus dibelakang Presiden @jokowi," tulis Hendra dikutip TribunJakarta.com Rabu (2/1/2019).
Pertanyaan Hendrapun langsung dijawab Kaesang Pangarep.
Kaesang Pangarep memberikan sebuah pengakuan yang menyinggung soal larangan.
Putra bungsu Jokowi itu mengatakan, matanya saat itu tengah tertuju ke makanan yang tergeletak di atas meja.
• Dikomplain Pelanggan Sang Pisang, Penjelasan Kaesang Pangarep Dikomentari Susi Pudjiastuti
• TERPOPULER - Billy Syahputra Disebut Mbah Mijan Kena Pelet Tempe Hilda Vitria, Ini Kata Mbak You
Kendati demikian, Kaesang Pangarep tak diperbolehkan mengambil makanan tersebut.
Lantaran, Kaesang Pangarep dianggap bakal menghabiskan stok makanan.
"Mata saya tertuju ke makanan tapi gak dibolehin ambil karena bakal habisin stok katanya," kata Kaesang Pangarep.
• Maia Estianty Pertanyakan Kedekatan Irwan Mussry dengan Putra Pertamanya, Begini Kata Al Ghazali
• Dapat Kiriman Video Gempita dari Gisella Anastasia, Gading Marten: I Love You, Makasi Mamaisel
Filosofi Jokowi Pilih Kenakan Sarung di Malam Tahun Baru 2019
TERNYATA ada sebuah filosofi kuat dibalik peristiwa Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi) mengenakan sarung saat menyambut tahun baru 2019.
Ya, Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo memilih tetap berada di Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, saat menyambut tahun baru 2019.
Meski tidak merayakan ke luar kediaman, Jokowi yang ditemani putra bungsunya Kaesang Pangarep, memandang tahun baru 2019 dengan penuh optimisme.
"Ya seperti hari-hari biasa. Seperti hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu. Enggak ada (perayaan khusus), yang paling penting 2019 optimis, optimis, optimis," ujar Jokowi dalam keterangan Biro Pers Kepresidenan, Bogor, Senin (3/12/2018) malam.
Pada kesempatan ini, Presiden mengundang beberapa pedagang angkringan ke Istana Bogor.
Ia bersama anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) serta pegawai Istana Kepresidenan Bogor santap malam bersama dengan menu dagangan angkringan.
Sekira pukul 22.10 WIB, Jokowi yang tampil santai memakai sarung dan kaos putih dibalut jaket hitam, keluar menuju halaman Wisma Bayurini.
Ia kemudian ikut bergabung bersama para Paspampres, polisi, dan pegawai Istana Bogor yang sedang mengantre untuk mengambil makanan.
"Silakan, silakan. Ambil yang banyak," ujarnya kepada salah seorang Paspampres yang mengantre di depannya.
Sate ayam, sate kambing, dan sate sapi menjadi salah satu menu yang disajikan malam itu. Selain itu ada juga bakmi dengkul, dan wedang ronde.
Selesai santap malam dan berinteraksi dengan pedagang dan para Paspampres, Presiden kembali ke dalam Wisma Bayurini.
Sementara itu salah seorang Asisten Ajudan Presiden Kapten Teddy Indra Wijaya mengatakan bahwa keluarga Presiden Jokowi memang tidak merayakan momen pergantian tahun secara khusus.
"Kalau buat Bapak (Presiden) dan keluarga itu ya memang enggak merayakan tahun baru. Malam tahun baru ya biasa saja, seperti malam-malam lainnya. Seperti malam ini, kita semuanya di kediaman Bapak di Istana Bogor, ditraktir Bapak," tandasnya.
• Terombang-Ambing di Samudra Selama 49 Hari, Begini Kisah Aldi Novel: Sempat Diberi Harapan Palsu
• Selain Dadali, The Jawara Ikut Murka CD-nya Disebut Jelek Anji Manji Akhirnya Melunak karena Ini
Filosofi Kain Sarung Untuk Pilpres 2019
Kain sarung yang dipilih Presiden Jokowi untuk menyambut tahun baru 2019 ternyata penuh makna filosofis.
Bupati Kabupaten Kampar, Jefry Noer, pernah mengungkapkan filosofi kain sarung tersebut.
“Kain sarung mengandung filosofi yang luar biasa. Mengapa? karena kain sarung jika dikenakan untuk menutup kepala, maka kaki akan kedinginan dan jika ditutup kaki, maka kepala kedinginan,” kata Jefry Noer, di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Senin (9/3/2015),seperti dilansir aktual.co.
Menurut dia, kain sarung mengandung makna filosofi yang dalam, mengajarkan orang untuk senantiasa belajar untuk menerima hidup apa adanya tanpa meninggalkan perjuangan demi masa depan yang cerah.
“Orang yang pintar, ketika mengenakan kain sarung yang tidak sampai ke kepala dan kaki, maka akan menggulungkan tubuhnya hingga menyerupai udang dan pada akhirnya tertutup kepala dan kaki. Jadi tidak lagi kedinginan,” katanya.
Menurut Jefry, maksa filosofi kain sarung sangat luar biasa, mengajarkan orang untuk sabar dan mencukup-cukupi apa yang ada, hanya bagaimana memutar otak agar mendapatkan yang belum ada.
Jangan coba-coba, kain sarung itu ditambah lebar dan panjangnya, karena menurut dia hal itu justru akan mengubah namanya menjadi selimut, tidak lagi kain sarung.
Selain itu, lanjut Jefry, kain sarung juga memiliki kegunaan yang banyak, selain untuk selimut juga bisa untuk shalat, dan bisa juga untuk handuk dan kerudung penutup kepala.
Maknanya menurut dia adalah, orang yang hidup dengan filosifi kain sarung akan mampu hidup walau dengan kondisi susah, dan akan mudah memecahkan segala persoalan yang dihadapinya.
• 2 Kali Gagal Menikah, Zaskia Gotik Enggan Terbuka Soal Asmara: Kalau Enggak Jadi Malu
• Pamer Foto Irwan Mussry Memasak untuk Istrinya, Maia Estianty: Top Markotop
Jefry Noer menceritakan, dirinya merupakan orang yang senantiasa belajar dari pengalaman hidup susah. Ketika kecil, meski keluarga merupakan kalangan orang berada, namun dia telah merasakan hidup susah sebagai pedang kue.
“Ketika itu umur saya masih kurang dari sepuluh tahun, masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun saya telah merasakan susahnya hidup, mencari uang dengan berjualan kue,” katanya.
Jefry juga mengatakan, dirinya sempat tidur di pinggur jalan, dekat emperan toko bersama teman-teman semasa itu. “Makna filosofi kain sarung telah saya pelajari sejak saat itu. Ditutup kepala kaki kedinginan, ditutup kaki kepala kedinginan. Hingga akhirnya saya menggulungkan badan hingga kain sarung menutup kepala dan kaki,” katanya.
Dalam hidup, demikian Jefry, belajaar untuk susah adalah hal paling sulit bagi setiap orang, namun untuk senang tidak harus diajarkan. Maka terpenting dalam hidup, adalah bagiamana menerima situasi sulit untuk kemudian senang dikemudian hari.
Jefry Noer kecil menjalani hidup dengan jerih payah. Namun dia akhirnya menjadi sosok yang kuat, penuh semangat, hingga menjalani kehidupan menjadi pengusaha sukses.
Pada 2001, Jefry Noer terpilih menjadi Bupati Kabupaten Kampar. Kemudian sempat kembali menekuni bisnisnya pada 2006-2011 dan akhirnya didorong kembali oleh masyarakat untuk mencalokan diri sebagai bupati menggantikan Burhanuddin (bupati 2006-2011).
Jefry akhirnya kembali memimpin Kampar sejak 2011 hingga saat ini. Dalam kepemimpinannya, dia mengedepankan Program Lima Pilar Pembangunan yakni meningkatkan akhlak dan moral masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatkan sumber daya manusia, peningkatan kesehatan dan peningkatan infrastruktur.
“Saya berharap angka kemiskinan di Kampar terus ditekan hingga zero pada akhir 2016 mendatang. Jangan lagi ada kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh di Kabupaten Kampar. Inilah misi yang saat ini sedang saya jalani sebagai bentuk terimakasih kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan,” katanya.
• Putus dari Luna Maya, Ini Kisah Reino Barack dari Tokyo ke London Temui Syahrini dan Pengakuan Inces
• Terciduk Bermesraan dengan Irwan Mussry di Belakang Ayahnya, Maia Estianty: Begini Kalau Jatuh Cinta