Gundukan Tanah di dekat Rumah Si Pitung Diduga Mengandung Limbah Berbahaya
Dari verifikasi awal, pihaknya menduga tanah tersebut merupakan spent bleaching earth (SBE) atau limbah padat dari industri minyak goreng.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erlina Fury Santika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Gundukan tanah yang berada di dekat Rumah Si Pitung dan Rusunawa Marunda, kawasan RW 07 Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, diduga mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Kepala Seksi Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Dinas LH Jakarta, Rusliyanto mengatakan pihaknya sudah melakukan pengambilan sampel dari lapangan usai ada laporan warga terkait gundukan tanah tersebut.
Dari verifikasi awal, pihaknya menduga tanah tersebut merupakan spent bleaching earth (SBE) atau limbah padat dari industri minyak goreng.
"Setelah verifikasi itu diduga ada bleaching kaya SBE, spent bleaching earth," terang Rusliyanto ketika dikonfirmasi, Jumat (4/1/2019).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 101 tahun 2014, lanjut Rusliyanto, SBE tersebut termasuk ke dalam limbah B3.
"Identifikasi sementara SBE diduga hasil dari kegiatan minyak goreng. Dari industri minyak goreng," kata Rusliyanto.
Rusliyanto menambahkan saat ini pihaknya tengah menelusuri siapa pembuang gundukan tanah tersebut.
Diduga kuat ada truk yang sengaja membuang gundukan tanah ke kawasan itu.
Jika nantinya truk yang membuang gundukan tanah itu dapat ditemukan, maka penelusuran terhadap siapa pemilik limbah itu akan lebih mudah.
"Kita lagi selidiki dulu, koordinasi dengan pihak Sudin LH Jakarta Utara, berkoordinasi dengan pihak Kelurahan Marunda untuk cari informasi lagi tentang asal muasalnya truk itu," kata Rusliyanto.
Gundukan tanah yang diduga merupakan limbah memenuhi sejumlah titik di RW 07, dekat kawasan Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Pantauan TribunJakarta.com Jumat (4/1/2019) gundukan tanah terdapat di tiga titik, yakni di Jalan Marunda Pulo depan SD 02 Pagi Marunda, di tepi empang yang juga ada di jalan itu, serta di dekat warung-warung di Jalan Akses Rusun.
Gundukan tanah itu tampak berwarna coklat muda dengan tekstur cukup gembur. Saat tanah diangkat menggunakan genggaman tangan, tanah langsung tercerai berai.
Ada pula sebagian tanah yang berwarna kehitaman dengan tekstur kasar dan tampak seperti pecahan bebatuan.
Selain itu, ada pula bau cukup menyengat keluar dari gundukan tanah itu. Bau yang keluar tercium seperti bau bahan kimia.