Cerita Rudi Penjual Umpan Ikan di Danau Sunter, Pernah Jadi Korban Penjarahan Tahun 1998

Rudi (58) merupakan warga asli Kemayoran yang saat ini menggantungkan hidupnya sebagai penjual umpan ikan di Danau Sunter, Jakarta Utara.

TribunJakarta.com/Afriyani Garnis
Rudi (58) penjual umpan ikan di Danau Sunter, Jakarta Utara, Senin (14/1/2019). 

Namun sayang, saat tahun 1998 kerusuhan dan penjarahan ada dimana-dimana, Rudi pun juga terkena himbasnya.

Toko percetakannya pun ludes dijarah dengan total kerugian lebih dari Rp 30 juta rupiah saat itu.

Tak memiliki modal lagi, Rudi pun tak lantas menyerah, ia menjadi pekerja borongan di percetakan milik orang lain.

Dengan keahlian yang dimilikinya ia menggunakan jasanya untuk kembali mengumpulkan rupiah.

"Saya dulu punya percetakan di Poncol, cuma kena jarah pas tahun 98. Waktu itu ngak karuan situasinya, kabar sudah kedengaran dari orang-orang di Pasar Baru, ya kita mau gimana, pasrah aja. Toko abis, ada kisaran Rp 30 juta ludes. Akhirnya kerja sama orang, borongan di percetakan, serabutan," cerita Rudi.

Saat senggang di waktu kosongnya, Rudi melihat peluang dari berjualan umpan ikan di waduk kemayoran.

Sambil menyalurkan hobbynya, ia pun menjual umpan ikan untuk para pemancing lainnya.

"Ya awalnya saya liat ada peluang aja, daripada nganggur makanya jualan, hitung-hitung bantu yang mancing juga biar ngak susah nyari umpan," ucap dia.

Sejak Waduk Kemayoran ditutup, Rudi pun pindah lokasi ke Danau Sunter untuk menjajakan umpannya.

Saking lamanya ia berjualan, kini ia sudah banyak memiliki langganan dan enggan berpindah lapak agar langganannya tak sulit menemukannya.

Antisipasi Penjarahan di Permukiman yang Ditinggalkan Warga, Brimob Patroli Pagi Hingga Malam

Polisi Sudah Tangkap 121 Pelaku Penjarahan di Palu, Sigi dan Donggala

Ketika akhir pekan tiba, Rudi mengatakan seringkali ditemani cucu-cucunya.

Mereka memgikuti Rudi selama berjualan sembari bermain di kawasan Danau Sunter.

"Kalau libur, kayak hari Minggu ya biasa cucu suka ikut, mereka main aja disini, kadang mancing atau naik sepeda keliling-keliling," papar Rudi.

Dalam sehari, Rudi mampu menjual 10 hingga 50 gelas cacing.

"Ya kalau lagi sepi paling 10 gelas, kalau lagi ramai sampai lah lebih dari 50 gelas," kata Rudi.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved