Pilpres 2019
Ungkap Tanda-tanda Langit Soal Pilpres 2019, Amien Rais: Jangan Dianggap Remeh
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan mantan Ketua Umum DPP PAN, Amien Rais, datang ke acara Tabligh Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Gladag, Kot
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan mantan Ketua Umum DPP PAN, Amien Rais, datang ke acara Tabligh Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Gladag, Kota Solo, Jateng, Minggu (13/1/2019) siang.
Seusai acara Tabligh Akbar PA 212 tersebut, Amien kepada wartawan mengaku telah melihat puluhan ribu masyarakat bangsa berkumpul untuk menyampaikan aspirasinya.
"Jadi, jangan dianggap remeh," kata politikus senior yang juga tokoh PA 212 dan pendukung capres Prabowo Subianto ini kepada TribunSolo.com dan para jurnalis lain.
"Saya sudah melihat tanda-tanda dari langit saya kira."
"Di manapun sudah ada tanda (tentang pergantian Presiden), bahkan dari bawah insya Allah saya lihat juga," katanya.
Dirinya juga mengatakan gelombang keinginan mengganti Presiden sangat kuat dan tidak dapat dihentikan.
"Jadi untuk itu lebih baik jangan digunakan dengan cara-cara yang keras, yang tidak demokratis," katanya.
Sedangkan Ketua Persaudaraan Alumni 212 Soloraya, Raden Jayendra Dewa, mengatakan Tabligh Aakbar PA 212 digelar untuk membangun spirit 212 di Monas, Jakarta.
Ia ingin mengimplementasikan spirit tersebut di Solo.
Namun, ia menyayangkan sikap aparat yang melakukan penyekatan peserta dari daerah lain yang masuk ke Solo.
Akibatnya, banyak peserta tabligh akbar dari luar kota yang tidak bisa mengikuti tabligh akbar.
"Kami sangat menyayangkan banyak teman-teman kami, saudara kami yang tidak bisa ikut."
"Ada dari Madiun, Sragen, Yogyakarta dan lainnya. Ini sangat disayangkan," kata dia, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.

Ia mempertanyakan alasan aparat melakukan penyekatan terhadap peserta tabligh akbar yang masuk Solo.
Pihaknya mengaku telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada aparat kepolisian.
"Perlu kita ketahui aksi seperti ini cukup pemberitahuan," ujarnya.
"Semua aksi yang melibatkan ratusan ribu orang juga hanya pemberitahuan," kata dia.
Prabowo Subianto batal hadir
Ketidakhadiran calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam Tabligh Akbar Presidium Alumni (PA) 212 di Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (13/1/2019) diklaim ada perubahan jadwal.
Ketua DPC Partai Gerindra Solo, Ardianto Kuswinarno mengungkapkan, sebenarnya Prabowo Subianto akan menghadiri acara yang digelar oleh PA 212, yakni sama dengan saat kehadirannya di Monas, Jakarta beberapa waktu lalu.
"Nah ada perubahan jadwal," ungkapnya dikonfirmasi TribunSolo.com saat hadir di acara Deklarasi PPP Asli untuk Prabowo-Sandi di Gedung Umat Islam Solo di Jalan Kartopuran nomor 241 A di Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan.
Dia menjelaskan jika beredarnya informasi tertahannya rombongan Prabowo Subianto karena sejumlah titik dibarikade, Ardianto membantahnya.
"Tidak benar ya, masak Pak Prabowo tertahan tidak boleh masuk ke acara," jelas dia.
"Beliau (Prabowo) ke Jogjakarta," katanya menegaskan kembali.
Sebelumnya, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto batal hadir dalam Tabligh Akbar Presidium Alumni (PA) 212 di Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (13/1/2019).
• Sandiaga Uno Kampanye di 1.000 Titik Selama 4 Bulan, Iwan Fals: Kuat Ya, Luar Biasa
• Kesal Istrinya Disembunyikan, Pria Ini Taburi Nasi Goreng dengan Racun Tikus Dimakan Dua Keluarga
Dari pengamatan TribunSolo.com, capres yang berpasangan dengan Sandiaga S Uno itu, tidak terlihat sejak dimulainya acara pukul 06.30 hingga 09.30 WIB di dekat patung Slamet Riyadi tersebut.
Padahal sebelumnya informasi yang beredar dari sumber resmi DPC Partai Gerindra Solo, Ketua Umumnya itu akan ikut menghadiri undangan PA 212 di kampungnya Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Untuk diketahui, Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno didukung sejumlah partai yakni Gerindra, Demokrat, PAN, PKS dan Partai Berkarya.
Sementara itu, pasangan Capres nomor urut 01 Jokowi_maruf Amin didukung oleh PDI-P, Golkar, PPP, PKB, Hanura, NaDdem, Perindo, PKPI, dan PSI.

Bawaslu Pantau kegiatan Tabligh Akbar PA 212
Demi mengantisipasi adanya kegiatan berbalut politik, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Jateng memantau kegiatan Tabligh Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212, Minggu (13/1/2019) siang.
"Untuk melihat adanya pelanggaran di kegiatan, pasca kegiatan ini kita kumpulkan nantinya," kata Ketua bawaslu Provinsi Jateng, Fajar Saka, Minggu (13/1/2019) siang.

Bawaslu sendiri mengerahkan tim untuk memantau Tabligh Akbar tersebut.
"Karena kita menyebar ke semua titik ya, panwacam, panwaslu kelurahan juga," katanya.
"Nanti kami kumpulkan semua di kantor Bawaslu Solo, kami rapatkan, kami lihat fakta-faktanya, ada atau tidak," katanya.
Sehingga saat ini, pihaknya belum bisa menilai adanya pelanggaran apapun.
"Semua punya rekamannya, akan kami cek satu per satu," katanya.
"Semua kegiatan kampanye kita awasi dan untuk penanganan ada di Solo," katanya.
Acara ini dihadiri sejumlah pembicara seperti Ustadz Haikal Hasan, Slamet Maarif, Fadlan Garamatan dan Miunudinillah Basri.
Ketua Persaudaraan Alumni 212 Soloraya, Raden Jayendra Dewa, mengatakan Tabligh Aakbar PA 212 digelar untuk membangun spirit 212 di Monas, Jakarta.
Ia ingin mengimplementasikan spirit tersebut di Solo.
Namun, ia menyayangkan sikap aparat yang melakukan penyekatan peserta dari daerah lain yang masuk ke Solo.
Akibatnya, banyak peserta tabligh akbar dari luar kota yang tidak bisa mengikuti tabligh akbar.
"Kami sangat menyayangkan banyak teman-teman kami, saudara kami yang tidak bisa ikut."
"Ada dari Madiun, Sragen, Yogyakarta dan lainnya. Ini sangat disayangkan," kata dia, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
• Simak Jadwal dan Daerah Untuk Menyaksikan Gerhana Bulan Pertama di Tahun 2019
• Pengacara Vanessa Angel Kembali Mengundurkan Diri: Kami Merasa Diberikan Informasi yang Gak Sesuai
Ia mempertanyakan alasan aparat melakukan penyekatan terhadap peserta tabligh akbar yang masuk Solo.
Pihaknya mengaku telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada aparat kepolisian.
"Perlu kita ketahui aksi seperti ini cukup pemberitahuan," ujarnya.
"Semua aksi yang melibatkan ratusan ribu orang juga hanya pemberitahuan," kata dia.
Iwan Fals Bicara
Musisi Iwan Fals merespons calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno yang mengaku telah berkampanye ke 1.000 titik.
Sebelumnya, Sandiaga mengatakan, telah bersosialisasi di 1.000 titik sejak 17 Agustus 2018.
Dari 1.000 lokasi tersebut, paling banyak adalah pondok pesantren, sebagaimana dilansir Tribunnews.com dari Kompas.com.
Sandi mengatakan bukti dari klaim, dirinya sudah berkampanye di 1.000 titik selama masa kampanye bisa dicek di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hal ini untuk membuktikan, dirinya tidak berbohong.
"Silakan dicek di KPU, kami menghadirkan apa adanya dan semua titik itu diverifikasi oleh KPU daerah dan semua nanti akan siap diaudit," ujar Sandiaga di Kantor DPP PKS, Minggu (13/1/2019).
Terdapat 1.002 kunjungan pasangan Prabowo Subianto tersebut.
Sandiaga telah mengunjungi 77 kabupaten, 44 kota, 27 provinsi, 77 pasar, dan 102 pondok pesantren.
Tiap kunjungan dihadiri sekitar 200 - 1.000 audiens.
Sandi menggunakan transportasi udara pesawat sebanyak 83 kali, jalur darat kereta api 7 kali, dan laut 1 kali menggunakan kapal ferry.
Jika ditotal berdasar kilometer, Sandi mengklaim sudah menempuh 107.237,3 km, mengarungi udara, darat dan laut.
Angka itu diklaim setara dengan dua setengah kali keliling dunia yang jaraknya 40.075 km.
Jalur terpanjang perjalanan Sandiaga Uno dengan rute Jakarta- Palu - Makassar - Mamuju - Majene - Pinrang - Pare-Pare - Pangkeb - Makassar - Gorontalo - Ternate - Tomohon - Manado - Ternate - Jakarta atau setara 5.000 kilometer dalam 3 malam.
Selain itu, Sandi juga mengaku popularitas dan elektabilitasnya bersama calon presiden nomor urut 01, Prabowo Subianto meningkat setelah mencapai titik ke 1.000 dalam kampanyenya.
Sandiaga Uno mengklaim popularitas Prabowo-Sandi di masyarakat Indonesia sudah mencapai angka 85 persen.
Meskipun begitu, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku dari segi elektabilitas, ia dan Prabowo masih kalah dibandingkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Akan tetapi dengan strategi yang tepat, menurut Sandiaga Uno, dalam waktu tak lama elektabilitasnya dan Prabowo akan menyusul elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin.
Terkait hal tersebut, musisi Iwan Fals memberikan tanggapannya.
"Wuiih Sandiaga Uno sudah kampanye ke 1000 titik dalam waktu 4 bulanan ini, kuat ya...luar biasa..." tulis Iwan Fals lewat akun Twitter-nya, Minggu (13/1/2019).
Cuitan Iwan Fals itu pun menuai tanggapan beragam di kalangan netter.
Selain Iwan Fals, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding juga memberikan pendapat.
Menurut Karding, angka 1.000 terbilang kecil dibandingkan luas wilayah Indonesia.
Menurutnya, Sandiaga hanya narsis dan pencitraan semata.
"Dari beberapa kunjungan Sandi ini lebih kepada bentuk narsisme saja, narsisme numerik artinya pencitraan seakan-akan digambarkan dengan jumlah nomor 1.000," kata Karding, Selasa (8/1/2019).
Ancam Mundur
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso menyampaikan, Prabowo Subianto akan mengundurkan diri jika terdapat potensi kecurangan dalam Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Djoko Santoso dalam pidatonya saat menghadiri acara #Bising (Bincang Asik dan Penting) oleh Gerakan Milenial Indonesia (GMI) di Kota Malang, Minggu (13/1/2019).
Awalnya, Djoko Santoso menceritakan perjalanannya dari Jawa Barat hingga ke Jawa Timur.
Kemudian, dia menyampaikan bahwa dia harus segera balik ke Jakarta karena Prabowo Subianto, calon presiden yang didukungnya akan menyampaikan pidato kebangsaan pada Senin (14/1/2019).
Dikatakan Djoko, dalam pidatonya nanti Prabowo akan menyampaikan akan mundur dari kontestasi pilpres jika potensi kecurangan terus terjadi.
"Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato kebangsaan. Memang supaya tidak terkejut barangkali, kalau tetap nanti disampaikan Prabowo Subianto, pernyataan terakhir Prabowo Subianto adalah kalau memang potensi kecurangan itu tidak bisa dihindarkan, maka Prabowo Subianto akan mengundurkan diri," katanya.
Purnawirawan TNI itu menyampaikan, salah satu potensi kecurangan dalam Pemilu 2019 adalah diperbolehkannya penyandang disabilitas mental atau tuna grahita untuk menggunakan hak pilihnya.
"Karena memang ini sudah luar biasa. Masak orang gila suruh nyoblos," katanya.
"Tuhan saja tidak memberi tanggung jawab kepada orang gila. Masak kami memberi tanggung jawab nyoblos," imbuhnya.
Djoko pun menyampaikan akan mendukung Prabowo Subianto jika benar mengundurkan diri dari kontestasi pilpres meskipun ada ancaman pidana.
"Saya dukung dong, dia pimpinan saya. Karena kami lulus SMA, 18 tahun (masuk TNI) itu sudah teken kontrak, ada itu. Bahwa prajurit itu akan bertugas menegakkan keadilan dan kebenaran. Pidana, pidanakan saja. Kami sudah kontrak mati kok," jelasnya.
(kompas/com/tribunjakarta.com/Tribunnews.com/Sri Juliati/tribunsolo.com/Eka Fitriani/Asep Abdullah Rowi)