Pilpres 2019
Pidato Prabowo Dikritik Elite Pendukung: Terlalu Lama, Kurang Panjang, Kecewakan Pengikut Militan
Ada elite partai politik pendukung mengkritik pidato Prabowo Subianto. Di antaranya terlalu lama, hilang fokus soal visi misi, hingga dianggap gagal.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kurang fokus
Alhasil karena waktu pidato molor, makna materi penting yang harusnya mendapat gongnya malah menjadi kabur, alias kurang fokus.
Sohibul Iman berharap ke depan Prabowo Subianto bisa memperbaikinya dengan lebih ringkas dan jelas.
Apalagi, debat perdana capres-cawapres akan berlangsung dalam hitungan hari saja, yakni 17 Januari 2019.
"Ini menjadi kurang fokus akhirnya di dalam memahami materinya, mudah-mudahan ke depan Pak Prabowo bisa memperbaiki pidatonya lebih rendah ringkas," terang Sohibul.
"Menurut saya, ada beberapa bagian yang menjadi agak kabur ya. Justru semakin ringkas sebetulnya semakin baik," imbuh dia.
Sohibul Iman memaklumi gaya pidato Ketua Umum Partai Gerindra itu memang demikian, meletup-letup.
"Masing-masing orang punya gaya ya, pak Prabowo saya kira begitulah beliau," ujarnya.
Garis besar pidato Prabowo Subianto targetnya Indonesia swasembada pangan, energi, air bersih, lembaga-lembaga pemerintah kuat, dan angkatan bersenjata unggul.
Dianggap kurang panjang
Beda orang beda kepala, meski satu partai. Pendapat Sohibul Iman soal pidato Prabowo Subianto beda bagi Hidayat Nur Wahid.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini malah pidato Prabowo Subianto kurang panjang untuk petakan masalah dan potensi di Indonesia.
“Indonesia kan sangat besar potensi sekaligus masalahnya. Indonesia begitu luas," ucap Hidayat Nur Wahid di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019).
Menurut Hidayat Nur Wahid, lewat pidatonya itu Prabowo Subianto punya banyak cita-cita yang dapat dikerjakannya untuk Indonesia.
"Dalam pidato 1,5 jam itu yang menurut saya masih terlalu pendek. Menurut saya masalah dan potensi Indonesia layak dipidatokan sehari samalam,” jelas Hidayat Nur Wahid.