Wali Kota Depok Sebut Warga yang Tolak Pembangunan Taman Terpadu Berhalusinasi
Bayangannya kalau kami dibangun taman enggak bisa main bola, enggak bisa Salat Idul Fitri. Nah ini kan bayangan, kadang-kadang menimbulkan halusinasi
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, BEJI - Wali Kota Depok M. Idris Abdul Shomad menyebut warga yang menolak program pembangunan taman terpadu di Kelurahan layaknya orang yang berhalusinasi dan sulit berkomunikasi.
Menurutnya warga yang menolak pembangunan taman terpadu oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok beralasan taman tak dapat digunakan untuk bermain bola dan tempat salat Idul Fitri.
"Bayangannya kalau kami dibangun taman enggak bisa main bola, enggak bisa Salat Idul Fitri. Nah ini kan bayangan, kadang-kadang menimbulkan halusinasi artinya penolakan. Dikomunikasikan bisa selesai," kata Idris saat meresmikan Taman Beji, Depok, Selasa (22/1/2019).
Akibat penolakan warga tersebut, Idris mengatakan ada satu dari 10 taman terpadu yang gagal dibangun oleh DLHK Depok pada tahun 2018 lalu.
Meski mendapat penolakan, dia yakin pembangunan 45 taman terpadu di Kelurahan di tahun 2019 dengan anggaran Rp 3 miliar dapat berjalan mulus.
Bila nantinya mendapat penolakan lagi, Idris tampak santai dan mengatakan bahwa nantinya warga yang menolak lambat laun akan menerima.
"Tahun kemarin dari 10 hanya satu taman yang tidak terbangun karena warga enggak mau dibangunin. Biarin aja enggak mau, ntar lama-lama juga mau," ujarnya.
• Cegah Kejahatan Jalanan, Kapolres Sarankan Wali Kota Depok Tambah CCTV dan PJU
Dia mencontohkan pembangunan Taman Terpadu di perumahan Depok Utara Kelurahan Beji yang tak hanya dapat digunakan untuk bermain bola.
Pembangunan taman, lanjut Idris seharusnya dapat memenuhi semua kebutuhan warga di satu Kelurahan, bukan satu kebutuhan seperti bermain bola.
"Karena warga Beji enggak semua pemain bola, makannya kita bagi-bagi, bikin lapangan futsal, ayunan. Lansia juga bisa memakai. Seperti alun-alun di GDC, itu bukan untuk satu Kelurahan. Untuk se-Kota Depok," tuturnya.