Kisah Beno, Driver Ojek Daring yang Cari Sampingan Jadi Badut Mampang di Hari Libur Demi Rupiah
"Istirahat dulu, barusan sudah sejam goyang-goyangnya," kata Beno dijumpai TribunJakarta.com.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Bergoyang kurang lebih satu jam lamanya, Beno (28) memilih untuk istirahat sejenak di sebuah warung makan yang nampak sudah tutup.
"Istirahat dulu, barusan sudah sejam goyang-goyangnya," kata Beno dijumpai TribunJakarta.com di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2019).
Setiap hari Senin hingga Jumat, Beno berprofesi sebagai sopi ojek daring di wilayah Jabodetabek.
Namun jika hari libur seperti Sabtu dan Minggu, ia memiliki pekerjaan sambilan yakni menjadi badut di pinggir jalan raya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Badut Mampang.
Berangkat dari kontrakannya di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, pukul 07.00 WIB, Beno di Jalan Lebak Bulus sekiranya pukul 08.00 WIB.
Tak langsung beraksi, ia memilih untuk sarapan terlebih dahulu dan meneguk kopi hitam yang ia anggap sebagai ritual paginya.

"Nyampe sini gak langsung kerja, sarapan dulu, ngopi, ngerokok, ya ritual pagi lah bang gitu," ujar Beno tertawa.
Diceritakan Beno, kerja sambilan menjadi Badut Mampang tersebut sudah ia tekuni kurang lebih selama tiga tahun.
Ketika hari libur, Beno menuturkan kerap kali orderan ojeknya sepi penumpang tidak seperti hari kerja.
"Kalau sabtu minggu kan sepi bang gak kaya hari kerja, makanya ya saya sambilan saja ini jadi badut," jelas Beno.
Baru sekiranya satu jam bergoyang di atas trotoar, Beno sudah bisa meraup uang sebesar Rp 80 ribu.
Ia menjelaskan, sedikit atau banyaknya uang yang ia kumpulkan, tergantung dari ketahanan ia bergoyang didalam kostum seberat kurang lebihnya tiga kilogram tersebut.
Bahkan, awal menjadi Badut Mampang Beno menuturkan ia hanya sanggup bergoyang selama 10 menit saja.
"Jadi ya tergantung kuat berapa lama goyang sambil berdiri pakai kostum, kaya sekarang baru sejam sudah Rp 80 ribu. Tapi waktu awal-awal mah saya 10 menit juga sudah nyerah," ucap Beno bercucur keringat melepas kostumnya.
Biasanya, Beno bisa meraup untung hingga Rp 200 ribu ketika beraksi dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Dikatakan Beno, meski bisa memperoleh uang ratusan ribu perhari dari kostum Badut Mampang, namun perjuangannya pun cukup berat.
Hawa yang sangat panas ketika berada di dalam kostum, hingga diserempet kendaraan dan dikejar-kejar petugas sudah pernah ia alami.
"Di dalam itu panasnya luar biasa mas, biar pun hujan juga tetap panas. Keserempet kendaraan udah sering, ditangkap petugas sampai kostum saya disita sudah dua kali malahan," keluh Beno.
Namun, biaya hidup yang tinggi di Jakarta menjadi alasan yang kuat bagi Seno menekuni pekerjaan sampingannya tersebut.
"Ya namanya hidup di Jakarta, lulus SD juga saya nggak, gimana mau nyari kerjaan yang enak. Kerja apa juga saya kerjain asal halal bang," cerita Seno pada TribunJakarta.com.