Rute TransJakarta Diperpanjang Sampai CBD Ciledug, Sopir Angkot Menjerit
Namun, sejak TransJakarta menjajah CBD Ciledug, bapak dari dua anak tersebut hanya dapat sekira Rp 30 ribu perharinya.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, CILEDUG - Kehadiran TransJakarta hingga CDB Ciledug, membuat beberapa sopir angkutan kota menjerit sepi penumpang.
Hal itu berawal sejak kehadiran TransJakarta yang diperpanjang ke kawasan CBD Ciledug medio tahun 2018 silam.
Pasalnya, sejak kehadiran bus TransJakarta yang melintas di kawasan padat pemukiman Ciledug, Tangerang, penumpang mulai mengabaikan angkutan umum konvensional.
Sejak itu lah, banyak eks sopir angkot yang gulung tikar hingga beralih profesi.
Namun, ada juga beberapa sopir yang masih berjibaku mencari pundi-pundi uang sebagai sopir angkot walau seret rezeki seperti yang dialami Burhan.
"Kerasa banget sejak itu (TransJakarta) masuk sampai CBD Ciledug, banyak yang ngilang penumpang. Kerasa banget banyak yang cabut jadi sopir soalnya sepi setoran," keluh Burhan saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Tangerang, Selasa (29/1/2019).
Ia mengaku, sebelum kehadiran TransJakarta di CBD Ciledug, dirinya dapat meraup untuk Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu perharinya.
Namun, sejak TransJakarta menjajah CBD Ciledug, bapak dari dua anak tersebut hanya dapat sekira Rp 30 ribu perharinya.
"Boro-boro, sehari paling banter juga Rp 70 ribuan. Rp 100 ribu juga jarang banget sekarang mah paling cuma dua kali sebulan," terang Burhan.
Menurutnya hal serupa juga dialami rekan seprofesinya yang mengeluhkan merosotnya pendapatan sejak pertengahan 2018 lalu.
• Reaksi Kasudin Lingkungan Hidup Jakpus Terkait Adanya Gerobak Motor Dinaiki Anggota PPSU
Ando pun mengeluhkan hal yang sama namun, pemuda yang masih tinggal bersama orang tuanya tersebut masih terselamatkan dagangan nasi uduknya.
"Kalau saya tiap pagi kan dagang jadi masih ketutup lah. Ya gak sebanyak dulu tapi," jelas Ando.
Tak hanya berdampak pada ekonomi sopir, kemacetan pun kian menjadi-jadi sejak kehadiran TransJakarta di CBD Ciledug.
Bukan hanya karena badan bus tersebut yang besar hingga memakan sebagian besar lajur, tapi angkutan umum yang 'ngetem' menunggu penumpang.
"Kan makin jarang penumpang jadi makin lama kita ngetemnya tunggu penuh baru jalan. Kalau ambil (penumpang) pas di jalan nanti kalah sama TransJakarta," tutut Ando.