Pilpres 2019
Romahurmuziy 'Ralat' Doa Mbah Moen yang Sebut Nama Prabowo, Sudjiwo Tedjo: Doakan 1 Hatinya 2
KH Maimun Zubair menyebut nama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berdoa di samping Presiden Jokowi menimbulkan polemik.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Peristiwa Sosok Ulama Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimun Zubair menyebut nama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berdoa di samping Presiden Jokowi menimbulkan polemik.
KH Maimun Zubair awalnya ingin mendoakan capres nomor urut 01, Jokowi agar menang di Pilpres 2019.
Namun saat itu, Mbah Moen panggilan akrab KH Maimun Zubair menyebut nama Prabowo Subianto, yang seharusnya Jokowi dalam dalam doanya.
Dilafalkan dengan Bahasa Arab, saat itu diakhir doa terdengar nama 'Pak Prabowo' diucapkan oleh KH Maimun Zubair.
Setelah selesai, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan, Romahurmuziy, tampak mendekati KH Maimun Zubair dan membisikkan perkataan kepada Ulama NU tersebut.
Usai berbicara dengan Romahurmuziy, Mbah Moen kembali melantunkan doa untuk kedua kalinyadan menyebut nama Jokowi.
Momen KH Maimun Zubair menyebut nama Prabowo Subianto menjadi perbincangan banyak pihak, terutama warganet di Twitter.
Budayawan Sudjiwo Tedjo juga turut menanggapi polemik penyebutan nama Prabowo Subianto dalam doa Mbah Moen itu.
• Reaksi Jokowi saat KH Maimun Zubair Sebut Nama Prabowo dalam Doa, Romahurmuziy Ikut Bereaksi
• Hidayat Nur Wahid Sebut Mbah Moen Juga Doakan Prabowo Jadi Pemimpin Indonesia pada 2018
TONTON JUGA
Diwartakan sebelumnya di akun Twitter, Romahurmuziy membeberkan peristiwa sebenarnya saat itu.
Ia menyebut, memang ada kesalahan ucap KH Maimun Zubair dalam doa yang dilantunkan.
Lalu, Romahurmuziy juga mengungkapkan kejadian setelah kegiatan doa selasi.
Ia mengatakan setelah acara tersebut selesai, Romahurmuziy dan Jokowi salat bersama di kamar pribadi KH Maimun Zubair.
Romahurmuziy juga menyayangkan pihak-pihak yang memanfaatkan insiden salah ucap tersebut untuk digoreng oleh lawan politik.
• Ragukan Harga Cincin Rp9 Miliar Hotman Paris, Sudjiwo Tedjo: Zaman Hoax Jangan Langsung Percaya
• Sudjiwo Tedjo Bela Najwa Shihab dan Karni Ilyas Saat Disebut Tak Pantas Jadi Moderator: Kurang Tepat
Berikut penjelasan lengkapnya :
1. Mulai semalam beredar potongan video yg dihashtagkan #KyaiMaimoenDoakanPrabowo dimana ulama kharismatis NU Mbah Moen mendoakan @prabowo saat menerima @jokowi di kediaman beliau di rembang.
2. Saat membaca doa beliau memang salah mengucap (sabqul lisan). Terbukti bahwa antara isi doa sebelumnya dan ucapan "prabowo" tidak nyambung. Krn Mbah Moen melafalkan jelas "hadza rois (presiden ini) dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya (marroh tsaniyah)
3. Jelas di sini, siapa yang dimaksud menjadi presiden kedua kalinya, tentu merujuk Pak @Jokowi. Beliau saat ini menjadi presiden di periode pertama.
4. Ini juga semaki memperjelas bahwa Doa yang tadi itu yang isinya mendoakan agar jadi presiden kedua kali itu untuk Jokowi bahkan ditegaskan dua kali dengan menyebut "Jokowi" dan "Joko widodo".
5. Perlu diketahui stlh acara resmi selesai, sy dan pak @jokowi diterima di kediaman Mbah Moen & diajak sholat berjama'ah di kamar pribadi beliau. Sy mendengar dengan baik, pak @jokowi mengimami sy dg membaca surat Al-Humazah di raka'at pertama, dan surat Al-Quraisy di raka'at 2
6. Seterusnya Mbah Moen langsung berdoa dan kami mengaminkan. Isinya kurang lebih dlm bahasa Indonesia: "jadikanlah Jokowi sbg pemimpin yg amanah, jadikanlah Jokowi sbg pemimpin yg mampu membawa penduduk muslim Indonesia beribadah dg tuma'ninah.
7. Dan jadikanlah kepemimpinannya yg pertama berkah, dan jadikanlah ia terpilih utk kedua kali (Arab-marrotain)".
8. Tentu sy tdk sepantasnya merekam doa tersebut krn begitu khusyu' Mbah Moen berdoa. Maka sy mohon izin utk membuat vlog ttg ketegasan sikap Mbah Moen yg sdh tercermin dlm doa yg dipanjatkan sebelumnya.
9. Sy sudah menduga akan ada gorengan yg dimainkan pendukung paslon 02 maka, maka keberadaan vlog itu menjadi sangat penting.
Silahkan dilihat lagi disini
Menggapi polemik tersebut, awalnya Sudjiwo Tedjo mengatakan sebuah doa tergantung berdasarkan hati bukannya sesuatu yang diucapkan mulut.
Hal tersebut disampaikan Sudjiwo Tedjo melalui kicauannya di Twitter, pada Minggu (3/1/2019).
Sudjiwo Tedjo membahas soal polemik doa Mbah Moen itu dengan menggambarkan percakapan tiga tokoh perwayangan, Semar, Gareng, dan Bagong.
Pernyataan Semar yang menyebut doa tak berurusan dengan yang diucapkan mulut, membuat Gareng senang.
Pasalnya menurut Gareng meski dimulut mengucapkan pasangan calon presiden nomor urut 02, namun di dalam hati tetaplah mendoakan pasangan calon presiden nomor urut 01.
• Mulanya Tanpa Syarat Kini Abu Bakar Baasyir Bebas Pakai Syarat, Sudjiwo Tedjo: Aku Kudu Piye Mbah?
• Megawati HUT ke-72, Sudjiwo Tedjo Kenang Kebersamaan 23 Tahun Lalu: Semoga Masih Bagai Sedia Kala
"Semar : Doa itu gimana hati, bukan gimana ucap.
Gareng : Horeeee... Mendoakan 2 padahal hatinya 1, ndak papa dong?," tulis Sudjiwo Tedjo.
Sudjiwo Tedjo juga membahas soal Romahurmuziy yang 'meralat' doa Mbah Moen di Twitternya.
Tokoh Bagong turut merasa senang saat doa tersebut diralat, karena meski dilisan mendoakan pasangan calon nomor urut 1 namun sebenarnya di dalam hati untuk nomor pasangan calon nomor urut 02.
• Sudjiwo Tedjo Tak Ingin Najwa Shihab Jadi Moderator Debat ke 2, Fadli Zon Sepakat: Kurang Independen
• Bebasnya Abu Bakar Baasyir Masih Dikaji, Sudjiwo Tedjo Singgung Sabdo Pandito Ratu
"Bagong: Horeeee.. Pas diralat, mendoakan 1 padahal hatinya 2, ndak papa dong?
Semar : Ndak papa. Kalian berdua sama2 menang: Padajayanya. Sila kalian rangkulan" tulis Sudjiwo Tedjo.
Pantauan TribunJakarta.com, kicauan Sudjiwo Tedjo itu langsung menjadi perbicangan pengguna Twitter.
@auroichi: "Hore sekarang doa bisa direvisi. Semua senang"
@slamettegal3: "Si Mbah bikin adem suasana.."
@Aldrin4204A: "Kesimpulannya adalah doa gk perlu di ralat"
KH Maimun Zubair : Saya Sudah Tua
Mbah Moen saat itu membacakan doa dengan melihat sebuah kertas yang sudah ia persiapkan sebelumnya.
Mendengarkan doa yang dipanjatkan oleh Mbah Moen, Jokowi duduk dengan menengadahkan kedua tangannya dan menunduk khusuk.
Dilafalkan dengan Bahasa Arab, saat itu diakhir doa terdengar nama 'Pak Prabowo' diucapkan oleh Mbah Moen.
Momen salah sebut tersebut tak membuat hadirin atau Jokowi bereaksi.
Semua orang yang ada di sana termasuk Jokowi tampak terus khusuk mendengarkan lafalan doa dari Mbah Moen sampai doa tersebut usai dibacakan.
Barulah setelah selesai, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan, Rommahurmuzy, tampak mendekati Mbah Moen dan membisikkan perkataan kepada Ulama NU tersebut.
Namun tak diketahui apa yang diucapkan oleh Rommahurmuzy kepada Mbah Moen.
Jokowi juga tampak memperhatikan saat Ketua PPP tersebut membisikkan sesuatu kepada Mbah Moen.
Dijelaskan oleh Rommahurmuziy, Mbah Moen langsung berbicara dan nampak seperti memanjatkan doa lagi.
Hal itu terlihat saat Jokowi yang sedari tadi sudah menurunkan tangannya lantaran doa sudah selesai, kembali menegadahkan tangannya.
Namun saat Mbah Moen memanjatkan doa kedua kalinya itu, pengeras suara miliknya ternyata mati, sehingga tidak terdengar apa yang diucapkan oleh Mbah Moen.
Barulah setelah Rommahurmuzzy selesai menyalakan microphone tersebut, Mbah Moen menjelaskan dan mengoreksi kesalahan yang dibuatnya.
"Alaa (untuk) Pak Prabowo, laa (tidak) Pak Prabowo, menawa (Tetapi) Pak Jokowi, Pak Jokowi Widodo," ucap Mbah Moen memberikan penjelasan.
"Alliwah (menunjukkan) ikhtiyaarii (pilihanku)," lanjutnya.
Ia kemudian meminta maaf lantaran salah menyebut nama Jokowi dan justru mengatakan Prabowo.
"Jadi saya kalau luput sudah tua, saya umur 90 lebih, jadi saya dengan ini saya untuk pribadi siapa yang di samping saya enggak ada kecuali Pak Jokowi," jelas Mbah Moen kemudian.
Sembari menjelaskan kepada semua hadirin yang datang dalam acara itu, Mbah Moen juga tampak sesekali memandang Jokowi yang ada di sampingnya.
Menanggapi penuturan dari Mbah Moen, Jokowi terlihat menganggukkan dan menundukkan kepala tanda mengiyakan penjelasan dari Mbah Moen.
