Penghasilan Tak Menentu, Pedagang Isi Ulang Korek Ini Terpaksa Tidur di Depan Toilet
Pria itu bernama Iwan Riswan (59) yang sudah tiga tahun ini tiap sore hingga malam menerima jasa isi ulang korek gas dan juga berjualan korek api.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Aji
Terlebih, saat ini sudah jarang perokok yang menggunakan korek Zippo sehingga keberadaan jasa isi ulang korek gas kian terpinggirkan.
"Sekarang emang sudah dikit yang isi ulang gas karena kan kebanyakan orang pakai korek api biasa yang dibeli di warung," kata Iwan.
Untuk setiap isi ulang gas, Iwan hanya mematok harga Rp 2 ribu. Harga serupa juga ia berlakukan untuk korek api bekas yang ia jual.
"Satu kaleng gas ini bisa sampai buat isi 40 korek lah, ini saya beli di Pasar Pagi Asemka. Kalau korek bekas dibelinya dari para pemulung Rp 5 ribu segepok," kata Iwan.
Iwan mengatakan rata-rata dalam sehari ia mendapatkan uang Rp 50 ribu.
Pemasukan terbesarnya justru bukan dari isi dan penjualan korek, melainkan dari tisu wajah yang juga ia jual.
Kendati begitu, Iwan tetap mensyukuri setiap rezeki yang didapatnya. Yang terpenting dirinya masih bisa makan untuk menyambung hidupnya.
"Kalau malamnya enggak hujan masih lumayan bisa dapat Rp 70 ribu, tapi kalau hujan yaudah gadapat duit lagi. Cuma cukup buat makan dua kali sehari aja udah cukup," katanya.
Tidur di Depan Toilet
• Pemkot Jakarta Utara Tata Waduk Cincin, Menanam Tumbuhan Agrobisnis Jadi Usulan Warga
Penghasilannya yang tidak seberapa membuat Iwan tak mampu menyewa rumah.
Tak ayal, ia pun harus tidur di emperan toilet di kawasan Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
Di Jakarta, Iwan kini memang hanya tinggal seorang diri.
Ia telah berpisah dengan sang istri dan anak semata wayangnya kini bekerja di sebuah restoran di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Saya tinggal sendiri di Jakarta, tidurnya di depan toilet aja pakai terpal buat jualan ini. Kalau mandi sama nyuci baju saya bayar Rp 5 ribu," ucap Iwan.